...༻〇༺...
Acha membalikkan badan. Dia rasanya tak sanggup terus melihat ke arah Bimo.
"Mungkin nanti aja gue kasih minumnya. Lagian Kak Bimo bisa ambil sendiri kalau haus." Acha memutuskan tidak jadi mendatangi Bimo. Dia segera melangkah pergi.
"Acha!" Bimo memanggil. Membuat Acha terpaksa urung melangkah. Perlahan dia menoleh.
'Semoga Kak Bimo udah pakai baju... Plis...' harap Acha dalam hati sambil memejamkan mata.
"Mau ikut bersihin kolam renang nggak? Aku butuh bantuan," ujar Bimo. Dia mengamati Acha yang perlahan membuka mata.
Mata Acha membulat sempurna. Karena Bimo masih dalam keadaan bertelanjang dada. Dia sekarang bisa melihatnya dari jarak dekat.
"A-aku bawakan minuman untuk Kakak." Acha memberikan minuman yang dia bawa.
"Wah! Makasih ya, Cha. Kau tahu aja kakakmu ini lagi haus." Bimo dengan senang hati menerima minuman pemberian Acha. Ia langsung meminum minuman tersebut.
Acha memandangi Bimo. Dia sudah dua kali menenggak ludahnya sendiri. Tubuh putih bersih dan agak berotot itu tampak mengkilap karena dibalut keringat.
'Kalau tiap hari lihat ginian, gue bakalan kena penyakit ayan nggak ya?' batin Acha.
"Jadi gimana? Mau bantuin bersihin kolam renang?" tanya Bimo. Setelah selesai memuaskan dahaganya.
"Iya, Kak. Ya sudah. Nanti Kak Bimo kecapekan kalau bersihin sendiri." Acha setuju saja. Menolak permintaan dari cowok yang disuka memang sulit.
Acha dan Bimo segera membersihkan kolam renang bersama. Memang kebetulan di kolam renang itu terdapat banyak dedaunan yang berhamburan. Acha dan Bimo menggunakan jaring khusus untuk membuang dedaunan itu.
Bimo menatap ke arah Acha. Dia melihat cewek itu sangat serius dengan tugasnya. Pelipis Acha juga tampak sudah berpeluh.
Tiba-tiba Bimo mencipratkan air ke arah Acha. "Segar kan?" ujarnya.
"Kak Bimo!" Acha tergelak.
"Kau kerjanya terlihat malas. Jadi aku siram aja," tukas Bimo bercanda. Dia terkekeh dan kembali sibuk mengambil dedaunan dengan jaringnya.
Acha tersenyum licik. Dia melakukan pembalasan. Mencipratkan air ke arah Bimo.
"Sekarang kita impas, Kak!" ucap Acha.
"Eh, berani ya sama Kakaknya. Nanti bisa durhaka loh!" balas Bimo.
"Ish! Baru juga satu hari kita jadi saudara." Acha mengejek dengan menjulurkan lidah.
Bimo tergelak. Dia yang tak ingin kalah, mencipratkan air lagi pada Acha. Aksi saling siram-menyiram terus berlanjut saat Acha kembali membalas. Pakaian dan tubuh keduanya kini basah.
Secara alami, Acha mulai terbiasa dengan Bimo. Cowok itu sepertinya memang pintar bergaul. Tidak heran dia punya banyak teman dan penggemar.
Jujur saja, Acha merasa bahagia sekaligus sedih memiliki Bimo sebagai kakak tirinya. Bahagia karena bisa dekat dan melihat setiap hari, namun sedih karena ikatan persaudaraan yang ada.
Di akhir, Acha berhasil menghindari cipratan air dari serangan Bimo. Lalu berlari untuk meninggalkan kolam renang.
"Aaarkhh!" Acha berteriak saat tahu Bimo mengejarnya. Meskipun begitu, keadaan hatinya sekarang sedang bahagia. Tawa Acha semakin gelak ketika Bimo sukses menangkapnya dari belakang.
Tanpa pikir panjang, Bimo menggendong Acha dan kembali berlari ke kolam renang.
"Kak Bimo jangan coba-coba!" Acha memperingatkan saat tubuhnya sudah diayunkan Bimo ke arah kolam renang. Cowok tersebut siap melempar Acha ke sana.
"Kau bisa berenang kan?" tanya Bimo.
"Enggak! Aku nggak bisa berenang," ucap Acha berbohong. Bimo bisa mengetahui kebohongannya karena Acha tidak terlihat takut.
"Ketahuan banget bohongnya!" sahut Bimo. Dia langsung melempar Acha ke kolam renang. Selanjutnya, barulah dia melompat sendiri ke sana.
Acha dan Bimo kembali bermain air. Keduanya juga tak berhenti tergelak bersama. Saat lelah, mereka diam dan hanya menikmati kesegaran air.
Bimo tampak mendongakkan kepala. Sementara Acha tersenyum sambil menatap Bimo.
"Ternyata seru juga punya adik," celetuk Bimo. Dia berhenti mendongak dan menatap Acha. Bimo tersenyum.
Acha lantas membalas senyuman Bimo. "Punya saudara itu adalah mimpi untuk semua anak tunggal yang ada di dunia ini," ungkapnya.
'Tapi sebenarnya bukan ini yang gue harapkan. Kenapa yang jadi kakak tiri gue harus Kak Bimo?' Acha langsung membatin. Ia perlahan menundukkan kepala.
"Aku senang mendengarnya," kata Bimo. "Kayaknya udah cukup berendamnya. Ayo kita naik!" ajaknya. Dia dan Acha keluar dari kolam renang. Mereka segera membersihkan diri ke kamar mandi masing-masing.
...***...
Waktu menunjukkan jam 07.01 pagi. Acha dan keluarganya sedang sarapan.
"Ini, Bim. Kamu suka roti selai kacang kan?" Mira memberikan roti selai kacang khusus untuk Bimo.
"Gitu ya Mamah sekarang. Roti stroberiku mana?" tukas Acha sembari memanyunkan mulut.
"Astaga, Cha. Jangan berlebihan deh. Mamah tahu kau terbiasa bikin rotimu sendiri," balas Mira yang tahu Acha hanya bercanda.
"Kau ahli ngeprank ya, Cha? Jangan bilang kau punya akun youtube khusus prank," pungkas Rizal. Ikut masuk ke dalam pembicaraan.
Acha hanya tergelak. Begitu pun semua orang yang ada di meja makan. Termasuk Bimo. Acha segera mengambil roti. Akan tetapi dihentikan oleh Bimo.
"Biar aku yang bikinkan," kata Bimo. Dia langsung mengambil roti dan mengoleskan selai stroberi.
"Dih! Sok-sokan perhatian sama adiknya. Papahnya aja nggak pernah diperlakukan begitu," sindir Rizal. Dia dan Mira saling tersenyum dan bertukar pandang. Keduanya sangat senang melihat Acha dan Bimo sangat akur.
"Papah nyebelin. Jadi aku males!" sahut Bimo seraya menyodorkan roti Acha yang sudah jadi.
"Makasih, Kak..." Acha senang sekali. Dia merasa setiap hari hatinya akan berbunga-bunga.
Usai sarapan, Bimo dan Acha berangkat ke sekolah. Keduanya pergi bersama menggunakan mobil.
"Motor Kakak mana?" tanya Acha. Dia dan Bimo sudah berada di dalam mobil.
"Motorku masih di bengkel. Lagi dipercantik sekaligus dipersehat," canda Bimo. Ia perlahan menjalankan mobil.
Acha terkekeh geli. "Bisa ya motor dipesehat," komentarnya.
Beberapa menit kemudian, Acha dan Bimo tiba di sekolah. Mereka harus berpisah karena berada di kelas yang berbeda.
Ketika Acha tiba di kelas, dia langsung digeromboli teman-temannya. Semua teman Acha saling berebut ingin minta nomor wa Bimo.
"Cha! Kasih ke gue dulu! Gue sahabat dekat lo!"
"Cha, ayo kasih nomornya Kak Bimo dong!"
"Ayolah, Cha... Nanti lo gue traktir makan!"
"Ke gue aja, Cha! Gue akan tukar tiket konsel Coldplay sama nomor telepon Kak Bimo!"
Teman-teman Acha yang menggeromboli, saling berlomba memenangkan nomor wa Bimo.
"STOP!!!" pekik Acha yang sudah tak tahan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 72 Episodes
Comments
Junifa
seru banget kisah awalnya 🥰
2023-06-09
2
Nunu
lanjut thorr
2023-06-09
1