Khayalan

Di ruang yang didominasi oleh warna pink dan putih, seorang gadis yang baru saja bertemu dengan calon suaminya itu masih berbaring sambil senyam-senyum menatap langit-langit kamar. Bayangan pernikahan mewah, bulan madu keliling dunia, shoping sepuasnya, semuanya sudah tergambar dalam khayalan Aera.

"Ini aku lagi mimpi atau gimana? Ini beneran nikah sama Mike? Beneran nikah sama spek Sugar Daddy?" gumam Aera. Berbicara tentang umur, dari awal Aera sama sekali tidak mempermasalahkan. Asalkan masih tampan, bukan duda, dan yang terpenting kaya raya, hahahaha.

"Nanti manggilnya apa, ya? Kak Mike? Om Mike? Sayang? Darling? Daddy?"

"Ah, Daddy, iya, panggilan Daddy kayaknya cocok, hahahaha." Wajah Aera tiba-tiba memerah saat membayangkan dirinya memanggil Mike dengan panggilan itu. "Daddy, lihatlah Sugar Baby-mu ini, dia butuh uang shoping yang lebih banyak lagi, tanpa batas!!"

Gadis itu cekikikan tak karuan, membayangkannya saja bisa membuat Aera merasa sebahagia ini, tanpa pernah berpikir apakah semuanya akan benar-benar terjadi? Saat ini yang ada di pikiran Aera adalah bagian-bagian indah dalam dunia pernikahan. Seperti yang sering ia tonton dalam drama.

******

Dari awal persiapan acara, semua disiapkan langsung oleh orang-orang suruhan dan kepercayaan Papa Arga, mulai dari persiapan untuk acara pertunangan, tempat, dekor, dan segala macamnya, Papa Arga menginginkan yang terbaik untuk Putra dan Calon Menantunya. Papa Arga juga mempersiapkan semuanya dengan penuh pertimbangan, baik dari pihak Mike dan Aera, Papa Arga benar-benar menginginkan kenyamanan dan kebahagiaan untuk mereka.

Dari Aera sendiri, ia mengajukan ingin melakukan acara pertunangan di luar ruangan, tepatnya ingin di pinggir pantai dengan suasana langit senja, Aera amat sangat mendambakannya. Mendengar pernyataan itu, Papa Arga langsung menanyakan pendapat Mike, dan pria itu oke-oke saja, mau dilakukan di mana-mana pun bisa. Aera juga meminta untuk acara pertunangannya cukup dihadiri oleh keluarga inti dan beberapa teman dekat.

"Sumpah, ini kamu beneran mau nikah sama dia, Ra?" Tanya Kaela, sepupu Aera, atau lebih tepatnya seorang sahabat yang menemani sejak kecil, bahkan sudah menjadi anak angkat di keluarganya. Usia Aera dan Kaela hanya terpaut beberapa bulan, dan Kaela jauh lebih dewasa daripada Aera yang lebih tua darinya. Gadis itu sekarang sedang menempuh pendidikan S1 nya di luar negeri, berbeda dengan Aera yang tidak terlalu tertarik untuk melanjutkan pendidikannya sampai ke jenjang itu. Apalagi harus tinggal mandiri di negeri orang.

"Iya, emang kenapa? Kok kamu kayak nggak setuju gitu?" Aera membenarkan posisinya, menatap Kaela yang berdiri di pinggir kasur sambil menatap lekat-lekat layar handphone nya yang menampilkan beberapa foto Mike di sana.

"Em, aku nggak ragu sama cowoknya, tapi sama kamu---"

Gadis itu bergantian menatap Aera. "Kamu yakin udah siap buat nikah?"

Aera mengangguk penuh semangat. "Yakin."

"Ra, coba kamu pikir-pikir lagi deh. Seumur hidup sama dia, kamu sanggup?"

Tanpa ragu, Aera kembali menganggukkan kepalanya. "Aku siap dinafkahi seumur hidup!"

Kaela menghela napas pelan, ia tau sekali seperti apa sudut pandang Aera terhadap pernikahan yang akan ia hadapi sekarang.

"Kamu udah siap jadi Ibu?" tanya gadis itu pelan.

Aera diam sejenak. "Kalau itu, rencananya aku ingin menunda dulu, aku ingin menikmati masa-masa pernikahan, aku akan membicarakan itu dengan Mike nanti."

"Are you happy?" jelas penuh kekhawatiran yang keluar dari setiap pertanyaan Kaela.

"Yes, i'am."

Detik berikutnya Kaela berhamburan memeluk Aera, rasanya ia belum percaya kalau gadis di hadapannya ini akan memasuki dunia pernikahan, dunia yang bagi Kaela sangat belum siap untuk ia hadapi. Tapi Kaela berusaha berpikir positif, mungkin dengan ini Aera bisa sedikit berubah, menjadi sosok yang lebih dewasa, mandiri dan bertanggung jawab.

Apapun itu yang membuat Aera bahagia, Kaela pasti akan mendukungnya.

******

Setelah dipusingkan dengan segala urusan pekerjaan, Mike kembali dipusingkan dengan urusan pertunangan, Papa Arga memintanya untuk menjemput Aera, agar mereka bisa mencoba gaun dan baju yang sudah disiapkan untuk acara.

Tepat seminggu setelah pertemuan makan malam itu, Mike dan Aera kembali bertemu, bedanya, Mike kali ini langsung datang ke rumah Aera, untuk menjemputnya, tentu saja itu atas perintah Papa Arga. Dengan menggunakan setelan kemeja abu dan celana hitam panjang, Mike memasuki rumah bak istana. Pria itu tidak kaget, bahkan apa yang ada di hadapannya sekarang tidak seberapa dengan apa yang sehari-hari ia lihat di kediamannya.

"Silahkan duduk, Mike. Tante panggil Aera dulu," ucap Mama Yuna yang menyambut kedatangan Mike. Tak mau waktunya terbuang sia-sia, Mike pun mengeluarkan handphone, mengecek beberapa pekerjaan yang ia tinggalkan hari ini.

"Ma, Aera udah oke, kan?" tanya gadis yang masih mematung di depan cermin, entah sejak kapan ia berdiri di sana dan terus memandangi penampilannya, yang jelas, kondisi kamarnya sudah seperti kapal pecah, baju berhamburan di atas kasur, mungkin hampir dari setengah isi lemari sudah ia keluarkan. Alat make up tergeletak di mana-mana. Mama Yuna hanya bisa menggeleng pelan melihatnya.

"Udah, kok, Putri Mama yang satu ini selalu cantik. Ayo, Mike sudah menunggu di bawah--" belum sempat Mama Yuna menyentuh tangan Aera, gadis itu tiba-tiba berlari kecil menuju lemari tas yang lebih besar dan tinggi dari tubuhnya.

"Maaa, Aera cocok pakai yang mana? Yang ini? Atau ini?" Gadis itu menunjukkan sebuah tas hitam ukuran sedang dengan merk ternama, di tangan kirinya ada tas berwarna cream dengan merk yang sama juga.

"Yang hitam lebih cocok!"

Aera tersenyum riang, ia kembali berdiri di depan cermin, memperbaiki rambutnya yang terurai indah, dengan senyum penuh percaya diri, gadis itu mengikuti langkah Mama Yuna menuruni tangga menuju ruang tamu.

Mike yang menyadari kedatangan Aera dan Mama Yuna pun langsung menyimpan kembali Handphonenya, tatapan pria itu tertuju pada Aera, detik berikutnya ia berdehem dan mengalihkan pandangan pada Mama Yuna.

"Udah?"

Aera mengangguk pelan.

"Baiklah, kalau begitu, Mike---"

Mama Yuna mengangguk pelan sebelum Mike menyelesaikan ucapannya, wanita paruh baya itu mengantarkan mereka sampai halaman depan, tak lupa juga berpesan pada Aera untuk menjaga sikap, meski terlihat kalem, sebenernya gadis itu memiliki jiwa yang cukup bar-bar dan liar.

"Hati-hati."

Mobil sport berwarna hitam itu melesat meninggalkan halaman depan, sementara dua penghuni di dalamnya diam seribu bahasa.

Aera melirik sekilas, Mike tampak fokus pada jalanan di depannya. "Eum, apakah kita bisa membicarakan beberapa hal?" ucap Aera membuka percakapan.

"Hmmm."

Kening Aera sedikit mengerut ketika mendapatkan jawaban seperti itu dari Mike. Tapi detik berikutnya ia tersenyum penuh arti. "Pertama-tama, aku harus memanggilmu apa?"

"Terserah."

Singkat, padat dan jelas. Aera berdecak pelan.

"Daddy?"

Mike melirik sekilas. "Aku tidak gila sampai harus menikahi anakku sendiri!"

Frutt. Gadis itu menahan tawa. Membuang wajah ke arah jendela. "Bagaimana dengan Kak Mike?"

"Terserah."

"Om Mike?"

"Terserah."

"Tapi Daddy lebih---"

Aera menghentikan ucapannya setelah mendapat tatapan tak biasa dari Mike. Bahkan sampai membuat gadis itu bergidik geri.

"Benar-benar aura Sugar Daddy ya gaes!" Batin Aera.

Terpopuler

Comments

Toji’swife🖤

Toji’swife🖤

Aera sgt mewakili💸

2023-06-10

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!