Dengan penuh percaya diri, kaki mulus Aera yang beralaskan hak pink muda yang senada dengan dress yang ia gunakan melangkah memasuki salah satu ruangan privat di sebuah restoran bintang lima, Aera berjalan tepat di samping Mamanya yang juga memancarkan aura cantik, tegas, dewasa dan penuh wibawa.
Baru dua langkah memasuki ruangan, langkah kaki Aera tiba-tiba terhenti, ketika matanya menanggap sosok pria yang duduk tepat menghadapnya, bahkan tatapan pria itu kini tertuju padanya?
Aera menarik napas pelan. Tak dipungkiri jantungnya berdegup kencang, terlebih lagi sekarang ia malah duduk berhadapan dengan pria yang ia duga adalah calon suaminya.
"Benar-benar tipikal Sugar Daddy." Kalimat itulah yang pertama kali terbesit dalam benak Aera ketika melihat sosok Mike secara langsung, pria itu mengenakan pakaian yang cukup formal, sebuah kemeja putih lengan panjang yang sedikit digulung, dan dipadukan dengan celana hitam panjang, rambutnya terlihat begitu rapi, wajahnya tegas, tatapannya tajam, tapi dia cukup murah senyum, tidak yang seperti Aera duga sebelumnya.
Aera mencoba memasang wajah setenang mungkin, duduk berhadapan dengan Mike benar-benar memecahkan fokus Aera. Sepertinya Aera salah, bukannya Mike yang akan terpesona pada pandangan pertama, melainkan dirinya yang tak mampu menolak aura yang terpancar dari sosok Mike.
"Mike, ini Aera, apakah kamu masih mengingatnya?" ucap Mama Yuna. Mike menggeleng pelan, detik berikutnya pria itu mengulurkan tangannya.
"Mike--"
"Aera." Balas Aera, ukuran tangan Mike yang jauh berkali-kali lipat dengan tangannya membuat Aera tertegun. Tangan kekar itu terasa cukup hangat saat menyentuh kulit tangannya.
Dari pertemuan pertama ini, Aera dapat menyimpulkan kalau Mike tipe orang yang tidak banyak bicara, tapi cukup hangat, bahkan sangat cocok dengan kedua orangtuanya, benar-benar tipe suami idaman Aera.
Dari percakapan Mama Yuna dan Papa Arga, Aera dapat menarik satu kesimpulan lagi, bahwa sebenarnya ia dan Mike dulu pernah bertemu saat pemakaman Mama Mike, tapi sayangnya Aera sama sekali tidak mengingat momen itu, bahkan Aera yakin tidak pernah bertemu dengan Mike sebelumnya. Begitu pun dengan Mike.
Papa Leo, Mama Yuna dan Papa Arga terus berbicara tentang acara demi acara yang harus mereka persiapkan, sementara dua orang yang sedang dipersiapkan acaranya malah diam seribu bahasa. Lebih tepatnya, Aera bingung harus mengeluarkan kata-kata apa, tatapan gadis itu tertuju pada Mike yang sedang menyimak percakapan sang Papa. Terlihat pria itu menyimak dengan seksama.
"Bagiamana, Mike, Aera, apakah ada yang tidak kalian setujui?" tanya Papa Arga. Mike menggeleng. "Mike setuju dengan semuanya!"
"Aera juga."
Mendengar jawaban keduanya Papa Arga pun tersenyum bahagia, ia tidak sabar menunggu momen di mana Mike akan melepaskan status lajangnya dan mempersunting sosok gadis cantik dari keluarga yang tak kalah terpandang seperti mereka. Melihat senyum Aera membuat Papa Arga teringat pada mendiang istrinya. Gadis itu benar-benar mengingatkannya pada sosok yang selalu ia rindukan selama ini. Papa Arga berharap, semoga Aera bisa mengisi kekosongan dalam hidup putranya.
******
Tepat pukul 11 malam, Mike baru tiba di rumah, karena ada beberapa urusan ia terpaksa meminta Papa Arga untuk pulang terlebih dahulu setelah makan malam bersama dengan keluarga Aera.
Berbicara tentang Aera, sudut bibir Mike sedikit tertarik, membentuk sebuah senyum tipis. Melihat dari gerak geriknya, Mike cukup tau harus menilai gadis itu seperti apa. Dari segi paras, Mike akui, dia memiliki kecantikan yang sesuai dengan fotonya, tubuhnya kecil, sangat jauh dari ekspektasi Mike, dan dari caranya berpakaian, Mike tau kalau dia adalah gadis yang sangat peduli pada penampilan, bahkan dari semua barang yang melekat pada tubuhnya malam ini, Mike juga bisa menyimpulkan kalau dia tipe orang yang menyukai barang-barang branded, tak masalah, dan tidak ada yang salah, karena dia juga terlahir dari keluarga yang kaya. Jadi semuanya wajar-wajar saja.
"Apa tujuan gadis ini ingin menikah denganku? Apakah harta kekayaan orangtuanya belum cukup untuk memenuhi kebutuhannya?"
Kalimat itu tiba-tiba saja keluar dari mulut Mike, entah, sulit baginya untuk menemukan alasan lain selain itu. Mustahil juga Aera mengiyakan perjodohan ini tanpa ada sesuatu yang menariknya, bukan? Dan Mike rasa, hartalah jawabannya!
"Baiklah, jika kamu menginginkan hartaku, kamu akan mendapatkannya, tentunya dengan imbalan yang sepadan!"
Pria itu merebahkan tubuhnya, berharap adanya sebuah cinta sepertinya terlalu mustahil sekarang, terlebih lagi, Aera jauh dari kata istri idamannya. Mike bahkan tidak yakin kalau gadis belia itu bisa menjadi sosok istri baginya!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 58 Episodes
Comments