Mike

Kaela memeluk Aera yang masih mematung di depan kaca yang menghadap ke pesisir pantai, rombongan keluarga Aera sudah sampai terlebih dahulu di pulau yang menjadi pilihan tempat berlangsungnya acara pertunangan. Tepat besok, acara pertunangan itu akan menjadi awal yang baru untuk Aera dan Mike.

"Dia belum kasih kabar lagi, Ra?" tanya Kaela. Terakhir Mike mengabarkan kalau dia sudah di bandara, dan itu sekitar 3 jam yang lalu, seharusnya sekarang dia sudah sampai. Satu hal yang tidak orang-orang ketahui, bahwa Aera dan Mike tidak pernah saling menghubungi sebelumnya, bahkan Aera tidak memiliki kontak Mike, hanya ada kontak Papa Arga, dan entah, Mike mendapatkan kontaknya darimana.

Tok tok tok.

Ketukan pintu itu membubarkan lamunan Kaela dan Aera.

"Siapa?"

"Bentar, biar aku yang buka," ucap Kaela sembari berjalan menuju pintu. Saat pintu dibuka, tubuh tegap milik Bara berdiri di sana.

"Aera?"

"Tuh!" Kaela membuka pintu lebih lebar, sehingga Bara bisa melihat tubuh Aera yang masih berdiri menghadap jendela.

"Ra?" panggil Bara pelan. Gadis itu menoleh. Tanpa banyak bicara ia langsung menghampiri Bara.

"Mau liat sunset?"

Aera menoleh pada Kaela.

"Kata Mama nggak boleh keluar dulu hari ini, cukup di sekitar Villa aja."

"Ya, kita duduk di depan, ada Om dan Tante juga!"

Baik Aera atau Kaela, keduanya mengikuti langkah Bara, sekalian, Aera ingin memastikan apakah Mike sudah sampai?

Di depan Villa yang mereka tempati, terdapat hamparan rumput hijau yang cukup luas, dia bagian samping Villa juga ada kolam renang, sekitar 120 meter di depan ada hamparan pasir pantai yang berwarna putih, begitu memanjangkan mata, semilir angin pantai membelai permukaan kulit putih Aera.

"Ma? Udah ada kabar belum dari Om Arga?" Aera menghampiri Mama Yuna yang tengah asik berbincang dengan beberapa kerabat mereka, yang baru sampai juga.

"Astaga, Mama sampai lupa kasih tau kamu, Mike dan keluarganya sudah sampai sekitar jam 3 tadi, katanya mau istirahat dulu baru akan berkunjung ke sini."

Aera menghembuskan napas lega setelah mendengarnya. Tapi kenapa Mike tidak mengabari Aera? Apa mungkin pria itu kecapekan?

*******

Mulai pukul 6 sore, sudah banyak kerabat Aera yang berkumpul, rencananya mereka akan melakukan makan malam bersama malam ini, termasuk dengan keluarga Mike, sebagai awal perkenalan antara dua belah pihak.

Aera mengambil sebuah kardigan rajut berwarna putih, guna menghangatkan tubuhnya dari dinginnya udara pantai malam itu. Dari banyaknya orang yang berkumpul di halaman depan, Aera tidak bisa menangkap keberadaan sosok Mike, pria itu tidak terlihat di segala penjuru.

"Aera?"

Papa Arga yang mendapati Aera hanya mematung pun menyapa gadis itu, membuat gadis itu tersadar dari lamunannya.

"Mike ada di kolam samping," lanjut Papa Arga seolah mengerti apa isi pikiran Aera.

"Terimakasih, Om. Aera ke sana dulu yaa?"

Langkah kaki Aera yang tadinya sudah mendekati kolam tiba-tiba terhenti saat mendapati Bara ternyata duduk dengan Mike di sana. "Apa yang mereka lakukan?"

Keduanya membelakangi Aera tapi gerak-gerik mereka terlihat begitu kaku, sepertinya ada hal serius yang mereka bicarakan? Tidak sampai lima menit, Bara berdiri dan meninggalkan Mike sendirian di tepi kolam. Aera mengambil kesempatan itu untuk mendekati Mike.

"Daddy!" sapa Aera, tanpa permisi ia duduk di samping Mike, pria itu tidak memberikan respon apapun.

*Kenapa duduk sendirian di sini? Yang lain ngumpul di depan."

Mike masih bergeming.

"Tadi, aku nggak sengaja liat Kak Bara di sini, dia nggak---"

"Pergilah, aku ingin sendiri," potong Mike.

"Apakah ada yang salah?"

"Pergi."

Aera menatap Mike lekat. "Baiklah, aku akan pergi."

Gadis itu berdiri, ia menoleh menatap punggung Mike sekali lagi sebelum meninggalkan pria itu duduk sendirian di sana.

"Dia kenapa?"

Sepanjang malam, Aera merasa gelisah, ia kesulitan untuk tidur, padahal jam sudah menunjukkan pukul satu malam, bahkan Kaela sudah tidur dengan lelap di sisi kanannya. Besok dia dan Mike akan bertunangan, tapi sampai saat ini, Mike masih bersikap seperti itu pada Aera, membuat Aera sedikit gelisah, apakah semuanya akan berjalan dengan baik-baik saja?

Pukul sepuluh malam tadi, keluarga Mike pamit undur diri, untuk kembali beristirahat ke Villa yang mereka tempati, tak jauh dari Villa keluarga Aera, begitu pun dengan Mike dan Papa Arga.

Mama Yuna juga sudah menyakinkan Aera kalau semuanya bakal baik-baik saja, mungkin Mike sedikit kelelahan dan sedang banyak pikiran.

Aera turun dari kasur, dengan langkah pelan ia keluar kamar, memutuskan untuk duduk di halaman depan. Sepi, sunyi, hanya ada suara deru ombak yang menyapu hamparan pasir putih, malam itu, bulan juga terlibat malu-malu menujukan cahayanya.

"Benar kata Kak Bara, semuanya terlalu tiba-tiba, baik aku ataupun Mike belum saling mengenal sebelumnya, bahkan sampai saat ini, kita sama-sama tidak mengenal satu sama lain," gumam Aera.

Meski begitu, pilihan untuk menikah dengan Mike tetap menjadi pilihan Aera, entah mengapa ia merasa kalau itu memang pilihan yang tepat dalam hidupnya. Selain memang sudah menjadi cita-cita Aera sebagai istri orang kaya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!