...Inginku cuma satu, ada kamu disini...
Gadis ini jatuh terlalu dalam sehingga menimbulkan luka yang begitu hebat. Mengarungi sedih yang berkepanjangan, seolah rasa sakit itu tak mampu membuatnya kembali bangkit. Sedih yang tidak ada ujungnya, dan tak ada satu hal yang mampu mengembalikan tawanya seperti dulu.
Di keluarga yang sama, Aqila seolah melihat adegan dirinya bersama keluarga utuhnya tertawa bersama. Tawa mereka begitu lepas hanya dengan lelucon lelucon kecil. Tawa dan tangis hanya dipisahkan oleh garis yang amat tipis, sama tipisnya dengan harapan Aqila bahwa ia ingin kembali memutar hari itu.
Butuh waktu yang lama untuk Aqila dapat bernafas lega seperti sedia kala, butuh waktu yang lama untuk Aqila dapat kembali tertawa seperti dulu. Tawanya sekarang seolah palsu, semua tak bermakna apa apa, tawanya begitu terdengar pilu sebab menertawakan takdir sangatlah menyakitkan.
Cara seseorang menikmati kehilangan sangatlah berbeda beda, seperti mama yang selalu menangis pilu di tengah malam merindukan ayah yang telah pergi serta menangisi lelahnya hidup dengan berbagai masalah, seperti Alfa yang selalu mengikuti beberapa kebiasaan ayah, seperti kak Daniel yang selalu memainkan gitar sembari bernyanyi menyanyikan lagu lagu kesukaan ayah, dan seperti Aqila yang menikmati kehilangan dengan menulis semua rasa yang ia rasakan dalam buku diary nya dan sebuah pesawat kertas kecil yang selalu ia tempel di dinding kamarnya.
Seperti pagi ini, tepat di hari Minggu, semua terlihat begitu santai. Daniel terlihat begitu menikmati kegiatannya, mencuci motor cbr merahnya, cowok itu terus bersenandung ria dengan wajah yang nampak berseri seri menimbulkan banyak tanya.
Aqila yang keheranan, ia hanya bisa memandang kakaknya dari kejauhan tanpa banyak bertanya, pagi ini, gadis itu hanya duduk di teras dengan secangkir kopi yang masih mengepul, seperti itulah kebiasaan Aqila yang tak bisa dihilangkan sejak dulu, ia terlihat seperti bapak bapak.
Aqila sangat menikmati kopinya dengan lamat lamat bahkan ia juga menikmati suara merdu Daniel bak kicauan burung di pagi hari.
Didepan rumah, bunga bunga matahari terlihat menguncup, Alfa dengan nyawa yang masih belum terkumpul sepenuhnya, anak itu sudah berdiri didepan bunga bunga sembari memegang selang air, pandangannya kosong, menyirami bunga seperti kebiasaan ayah.
"Woi! kalo nyawa belum kumpul, duduk dulu!" Daniel melempar kanebo tepat di wajah Alfa.
"Abang!!" teriak Alfa kesal, sembari melayangkan kanebo tersebut ke pemiliknya.
"Sorry, sengaja" Daniel tertawa puas melihat wajah kesal adiknya.
"Bang, lo masih gila?" saut Aqila, sontak membuat Daniel menolehkan kepalanya.
"Udah waras gue! ngapain gue kelamaan gila mikirin orang yang sebenernya lebih gila dari gue" jawab Daniel.
"Njir! kenapa baru sadar sekarang, ngga ada gunanya lo gila gara gara cewe itu bang" Aqila memutar bola matanya.
'sebenernya lebih sakit bang Daniel daripada gue, tapi kenapa sakit gue sedalam itu? sampe gue ga tau gimana cara nyembuhinnya' batin Aqila. Ia mengingat detik detik saat kakaknya disakiti didepan matanya, bahkan didepan keluarga.
Pov Aqila
Waktu itu, saat kita sekeluarga datang kerumah perempuan yang selama ini menjadi kekasih bang Daniel, sembari membawa beberapa seserahan dan sepasang cincin, bang Daniel berniat untuk melamar gadis itu tanpa sepengetahuannya, anggap saja sebagai kado ulangtahun kekasihnya 2 hari lalu. Tetapi, hal yang begitu menyakitkan terjadi didepan mata, kita semua melihat rumah perempuan itu telah terpasang tenda mewah dengan janur kuning yang telah melengkung didepan tenda.
Bang Daniel segera menerobos masuk kedalam tenda yang telah dipenuhi banyak orang, tepat di jam 7 pagi itu, bang Daniel melihat orang yang ia cintai telah sah menjadi istri orang lain, pantas saja selama 2 hari ini, dia tidak ada kabar. Dari kejadian itu, bang Daniel sempat hampir bunuh diri dan sampai sampai dilarikan ke rumah sakit jiwa selama beberapa bulan, karena depresi yang begitu berat sehingga berulang kali mencoba melukai dirinya sendiri. Beruntung, dia dapat sembuh begitu cepat, hanya dalam waktu setahun, ia dapat kembali pulih.
Namun baru saja sembuh, ia kembali menghadapi kenyataan pahit, saat ayah yang harus pergi meninggalkan mereka selama lamanya, dan juga bisnis keluarga yang mengalami kebangkrutan mengharuskan bang Daniel menjadi tulang punggung keluarga.
Sejak kejadian bang Daniel ditinggal nikah, bang Daniel menjadi mati rasa dan hanya menjadikan perempuan sebagai pelampiasannya, ia selalu bergonta ganti pacar hanya untuk sebagai hiburannya, melepas kesepiannya.
Pov off
Satu ide gila muncul didalam otak Alfa sebagai salah satu tanda balas dendamnya, anak itu mengarahkan air dari selangnya ke punggung Daniel saat cowok itu menoleh sibuk berbicara dengan kakak perempuannya. Alfa tergelak dengan aksi jahilnya, Daniel yang awalnya berniat tidak mandi jadi harus mandi akibat dari kejahilan Alfa.
"Sorry, sengaja" jawab Alfa. Daniel berlari ke arah Alfa, merebut selang yang sedari tadi digenggam dan menyemprotkannya dengan brutal ke arah Alfa.
Alhasil berujung mereka menjadi kejar kejaran, keduanya mengelilingi halaman depan rumah hanya untuk membuat masing masing semakin basah kuyup dan terkena sabun cuci motor yang Daniel pakai untuk memandikan motornya.
Entah, pagi ini Aqila dapat tertawa begitu puas melihat tingkah kedua saudaranya, melihat Alfa yang jatuh tersungkur dengan lilitan selang ditubuhnya yang pelakunya jelas adalah Daniel, dan melihat wajah Daniel yang dipenuhi sabun ulah Alfa. Ia semakin tertawa saat melihat ibu ibu komplek terheran heran melongok penasaran dari balik pagar mereka melihat pemandangan yang baru saja terjadi.
Sementara dari belakang Aqila, mama hanya sesekali terkekeh dengan terus berandai andai ayah masih disini bersama mereka, melihat anak anaknya tumbuh dewasa.
Seandainya ayah masih ada disini - mama
~•~
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 51 Episodes
Comments