Mati rasa?

Aqila yang tengah melamun sendirian di kantin."woi! ngelamun terus kerjaannya, lo niat sekolah ga sih?" gadis itu tersentak tepat ketika ia menemukan Pras duduk diseberang mejanya. Disebelah Pras juga ada Dika dan disebelah Aqila ada Zia.

Mereka bertiga asiknya menganggu ketenangan Aqila yang sedang melamun.

"Kesambet lo kalo keseringan bengong" ucap Dika.

"Ga bakal, setannya takut sama gue" sangkal Aqila.

"Lo lagi mikirin apaan sih? kalo ada masalah cerita aja ke kita" timpal Zia.

"Lo kenal Nauval gak?" tanya Aqila.

"Nau-" belum sempat melanjutkan, Aqila langsung membekap mulut Zia ketika ia melihat orang yang tengah ia bicarakan berjalan ke arahnya sembari membawakan beberapa jajanan dan minuman.

"Hai boleh gabung gak?" tanya cowok itu sok akrab.

"Lo siapa?" tanya Dika dengan satu alisnya keatas.

"Oh iya, gue Nauval"

"Ohh tadi si qi-" belum sempat Zia melanjutkan, Aqila langsung menginjak kaki gadis itu dengan keras.

"Mau ngapain?" Aqila menatap cowok itu dengan tatapan dinginnya.

"Ya mau gabung aja, nih ada jajanan. Gue beliin buat kalian, makan aja"

"Dih nyuap, mau apa sih lo?" sewot Dika melihat tatapan mata Nauval yang tak lepas dari Aqila.

"Sok akrab banget sih" cibir Pras.

Dengan terpaksa, Aqila dan kawan kawannya pun memperbolehkan Nauval ikut gabung dimeja mereka, entah obrolan apa saja yang mereka ucapkan, Nauval ikut menimbrung.

"Ohh itu pacar barunya si Nauval?" sirik salah satu cewek berambut coklat sebahu, di seberang meja Aqila, terus memperhatikan meja Aqila dan kawan kawan.

"Masih jauh cantikan elo" timpal temannya.

Percakapan mereka berdua jelas didengar oleh Aqila dan teman temannya.

Aqila menatap gadis itu dengan tatapan dinginnya, "heh biawak! berisik! kalo ngga suka gak usah deket deket, mending suara lo dihemat daripada buat jelek jelekin orang" ucapnya.

"Ngaca dong! kaya lo cantik aja, lo tuh gak beda jauh sama pantat panci!" cibir Dika sontak membuat Aqila, Zia dan Pras tertawa terbahak bahak, sedangkan Nauval terlihat sedang menahan tawanya.

"Apa sih lo! ngga usah ikut ikut deh, lo itu gak ganteng ya!! seenaknya ngatain gue pantat panci!" jawab gadis itu.

"Meskipun gue gak ganteng, gue gak suka sama lo, karena muka lo mirip pantat panci, kayaknya ga bakal ada yang suka sama cewek kayak lo! dateng dateng bikin ribut" perdebatan mulai memanas antara Dika dan gadis itu.

"Udah udah, ga usah diladenin... biasa orang sirik mah gitu" bisik Aqila.

"Sombong banget sih, emang dia siapa?" tanya Zia.

"Dia mantan gue, namanya Risa anak 11 IPA 2" jawab Nauval.

"Kayaknya dia masih gak rela putus sama elo deh, makanya dia ngejelekin gue karena dia ngira gue pacar baru lo" ucap Aqila.

"Bodoamat, gue udah muak sama sikapnya"

"Terus ngapain lo deket deket gue? kita aja baru kenal kemarin" Aqila menaikkan satu alisnya menatap cowok yang tengah duduk disampingnya.

"Gapapa, cu-cuma mau temenan aja" Nauval menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

"Apa iya?" sewot Pras memutar bola matanya.

"Bentar ya, gue mau ke toilet dulu... qil anterin gue yuk!" ajak Zia langsung menarik tangan Aqila mengajaknya ke toilet.

***

Sesampainya di toilet, Zia menatap Aqila dengan serius. Ternyata bukan karena kebelet tapi ternyata untuk menanyakan hal serius pada temannya itu.

"Sejak kapan lo kenal sama dia?"

"Kemarin, itu aja ngga sengaja kenalnya. Pas waktu gue main basket sama si Virgin ehh tau tau dia dateng sama temen temennya, malah ikut main basket sama gue" terang Aqila.

"Lo ngerasa aneh gak sih sama tingkah dia?"

Aqila mengangguk, "aneh banget"

"Tiba tiba jadi sok kenal, sok dekat, sok asik, sok akrab gitu, ati ati lo" Aqila hanya mengendikkan bahu nya mendengarkan celotehan Zia.

"Kayaknya dia suka sama lo deh, makanya dia deket deket ke elo" lanjutnya.

"Terus?" Aqila menaikkan satu alisnya.

"Ya, kalo beneran dia suka sama lo, lo gimana?"

"Ga peduli, gue lagi males cinta cintaan, kalo lo suka ambil aja"

"Yakin? jangan bilang, lo masih belum move on sama masa lalu lo itu" selidik Zia.

Meski Aqila baru pindah 1 tahun yang lalu, dia sudah percaya pada ketiga temannya untuk menceritakan tentang keluarga dan masa lalunya.

"Engga, gue udah lupa siapa dia.... gue emang lagi males aja cinta cintaan"

"Jangan jangan lo mati rasa ya"

"Lo ngajak gue kesini, cuma mau ngomongin itu?" Aqila mendekatkan wajahnya ke wajah Zia.

"Ehehe, eng-engga kok.... ini gue mau cuci tangan" Zia mengalihkan pandangannya dari Aqila.

"Cepetan!" ketusnya.

"Iya iya" keduanya pun keluar dari toilet.

~•~

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!