Mendengar Semuanya

Ternyata Erina pada saat itu ada di balik pintu, mendengarkan semua apapun yang telah dibicarakan oleh mertua dan juga suaminya.

Rasanya tidak mungkin dia salah dengar kalau pada saat ini mertuanya sudah menyuruh suaminya untuk menikah lagi pada saat ini, tentunya ketika mendengar semuanya secara langsung Erina merasa kalau perasaan dan hatinya sangat hancur.

Bagaikan seperti tertusuk duri yang sangat begitu tajam tidak bisa untuk dijelaskan lagi, karena memang benar ketika mertuanya begitu tega menyuruh Bram harus menikah lagi. Lalu setelah ini Erina tentunya sebagai seorang istri sah harus melakukan apa??

Apakah dia harus diam saja ketika mertuanya, malah menyuruh suaminya membagi cinta dan kasih sayang kepada wanita lain. Menurut Erina ini semua tidak bisa dibiarkan, semakin lama Erina diam makan semakin tersiksa pula jiwa dan juga batinnya.

"Cukup mah!! apa yang mamah lakukan pada saat ini, benar-benar menyakiti hati dan juga perasaan aku banget."

Teriak Erina yang ingin menghentikan semua pembicara antara mertua dan suaminya, karena dia sudah sangat tidak tahan dengan semua apa yang telah terjadi pada saat ini.

"Baguslah kalau misalnya kamu dengar semuanya, karena saya malah suka ketika kamu sudah berani mulai seperti ini sangat terang-terangan menantang saya di rumah ini."

"Bukan maksud aku untuk menentang mamah di rumah mamah sendiri, tetapi mana ada istri yang terima kalau suaminya disuruh nikah lagi pada saat ini."

Erina hanya mengutarakan semua perasaan yang saat ini dia rasakan kepada Erni sang mertua, karena menurut Erina ini sudah sangat keterlaluan dan juga melampaui batas kesabaran lagi.

"Wajar kalau saya menyuruh anak saya menikah lagi, karena pada saat ini kamu yang bersalah tidak dapat memberikan anak saya keturunan. Lalu sekarang dia bisa memilih apakah dia ingin menceraikan kamu atau berpoligami??"

Tentunya pilihan yang ada pada saat ini begitu sangat berat sekali, karena memang Bram sendiri tidak dapat melakukan apapun untuk mentang kemauan dari ibunya. Tetapi Bram juga tidak bisa menyakiti wanita yang paling dia sayangi yaitu Erina istrinya sendiri.

"Sekarang kamu tinggal pilih aja mas, kamu mau mengikuti semua kemauan ibu kamu yang benar-benar gila itu. Atau bahkan kita bisa pergi dan keluar dari sini mas!!"

Dengan sangat tegas sekali tentunya Erina tidak ingin lagi semua urusan rumah tangganya diikut campuri oleh mertuanya sendiri, dan dia malah mengajak suaminya untuk pergi dari rumah mertuanya.

"Tolong dong kalian berdua jangan bersikap kaya begini, karena antara mamah dan juga Erina adalah dua wanita yang sangat amat terpenting di dalam kehidupan aku."

Kalau seperti ini rasanya, Erina sama sekali tidak mampu untuk bertahan dari rumah ini tinggal satu atap dengan mertua yang sama sekali tidak mau memikirkan perasaan dirinya sebagai seorang menanti. Lalu yang akhirnya hanya akan membuat Erina tersiksa secara lahir dan juga batin.

"Kalau kamu engga mau memilih antara aku dan juga ibu kamu, mendingan aku yang pergi sekarang juga dari sini mas karena rasanya aku sudah engga sanggup dan juga engga kuat kalau seperti ini terus menerus."

Sambil meneteskan Air mata, Erina menegaskan untuk pergi dari rumah karena dia merasa kalau Bram sama sekali tidak bijak dalam mengambil keputusan.

"Kamu mau kemana sayang? aku mohon sama kamu tolong jangan gegabah dalam mengambil tindakan dan juga keputusan seperti ini, karena aku engga mau kehilangan kamu."

"Biarkan aku saja yang pergi dari sini mas, biar mamah bisa puas ketika melihat kita berdua pisah. Lalu nanti mamah bisa menyuruh kamu untuk menikah lagi dengan wanita lain."

Akhirnya Erina dengan cepat membereskan semua pakaian miliknya, karena sudah tidak tahan dengan semua tingkah laku yang diberikan oleh mertuanya.

Apa lagi selama lima tahun pernikahan ini sama sekali Erina tidak pernah mendapatkan perlakuan baik sama sekali dari mertuanya, yang selalu saja membenci dirinya.

Tanpa ada hujung dan juga akhirnya sama sekali, sampai nantinya keinginan Erni untuk punya cucu bisa terkabulkan barulah dia akan bisa menyayangi menantunya sepenuh hati.

"Untuk apa kamu coba tahan dia, agar tidak keluar dari rumah ini??"

"Walau bagaimanapun juga dia tetap istri aku mah, tolong dong mamah jangan memperkeruh suasana seperti ini dan coba untuk tahan Erina agar tidak pergi dari rumah."

"Ogah rasanya mamah kalau harus tahan dia agar tidak pergi dari sini, lagian kalau misalnya dia mau pergi silahkan saja. Mamah sama sekali engga pernah melarang itu semua karena Erina memiliki hak untuk keluar dan pergi dari sini."

Merasa kalau keberadaan dirinya sudah tidak dibutuhkan lagi di rumah ini akhirnya Erina memutuskan untuk pergi dari rumah saja, karena dia berpikir mertuanya sudah sangat amat keterlaluan dan tidak pernah menyukai dirinya.

"Baiklah kalau begitu, kalau memang mamah engga pernah suka aku tinggal di sini sekarang juga aku akan pergi dari sini."

"Kamu bicara apa sih, mendingan sekarang kita masuk kamar aja."

"Engga mas!! aku sudah muak dengan semua apa yang terjadi saat ini, karena ulah mamah kamu yang sangat membuat aku merasa menjadi wanita yang sangat tidak berguna di mana dia."

Akhirnya tanpa pikir panjang sama sekali Erina yang sudah membereskan semua pakaian miliknya, mencoba untuk pergi dari rumah mertuanya yang selama ini dia tempati.

Meskipun dengan sangat sekuat tenaga Bram mencoba untuk menghentikan Erina pada saat ini, tetapi sama sekali apa yang Bram katakan tidak di dengarkan oleh istrinya.

Karena Erina sendiri benar-benar keras kepala, dia hanya mengikuti kata hatinya yang pada saat ini merasa sangat tersakiti bukan menuruti apa yang suaminya bicarakan kepada dirinya.

"Ya ampun, ngapain kamu harus sedih kaya begini selaga? kalau hanya kehilangan istri kaya begitu."

"Bukannya begitu mah, tapi aku sangat mencintai Erina."

"Lupakan Erina, nanti mamah akan mencarikan wanita atau istri pengantin untuk kamu yang bisa memberikan kamu keturunan, tetapi asalkan kamu tidak mengemis dan juga memohon untuk meminta dia pulang lagi ke rumah ini."

Mendengar semua apa yang mamahnya katakan Bram juga pusing, tetapi dia sendiri tidak punya kekuatan apapun untuk melawan ibunya yang ingin mencarikan Bram seorang istri kedua.

"Aku udah engga tau, mau ngomong apa lagi sama mamah karena yang aku pikirkan pada saat ini cuman satu gimana caranya agar Erina bisa balik lagi ke rumah ini."

"Jangan harap dia akan kembali lagi ke rumah ini!!"

Apakah Bram akan bisa menentukan untuk mengambil keputusan, nantinya siapa yang akan dia pilih. Antara istri yang dia sayang atau mamah yang dia cinta??

Terpopuler

Comments

Mega Setiawati

Mega Setiawati

Kebangetan kalau ngikutin mamanya.

2023-06-10

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!