BETWEEN ( TERMINAL ) GIWANGAN ~ BUBULAK
Hai-hai
Selamat bertemu dengan cerita baru Yanktie ya
Jangan lupa kasih subscribe dan kirim setangkai mawar cantik dan Vote setiap hari Senin ya.
Selamat membaca cerita sederhana ini.
Yani atau nama lengkapnya Handayani mendengar ada yang mengetuk pintu rumah tinggalnya. Suaminya baru pulang tadi jam tujuh pagi. Karena bus yang dia kendarai baru masuk ke terminal jam empat pagi tadi.
Suaminya tentu harus serah terima surat jalan juga hitung-hitungan uang bensin, tol dan lain-lain seperti biasa.
Saat ini masih pagi, baru jam setengah sepuluh.
"Wa'alaykum salam," sahut Yani menjawab salam dua perempuan berniqab yang mengetuk pintu rumahnya.
"Ada apa ya?" tanya Yani yang sedang hamil lima bulan.
"Saya tadi naik bus dari Jogja nomor pintu bus R55. Ada barang ketinggalan mau tanya ke suami Mbak boleh?" Tanya salah seorang tamu dengan ramah.
"Loh kalau kayak gitu kan tanyanya di terminal aja," sahut Yani. Biar tak mendalam dia tahu lah kalau tanya barang tertinggal bukan nyamperin ke rumah sopir tapi urus ke kantor PO di terminal.
"Memang ini bener suaminya Mbak?" Tanya tamu itu sambil memperlihatkan dirinya berfoto di pintu bus dengan back ground tempat sopir bus. Kebetulan sedang ada sopirnya di bus itu ikut terfoto.
"Iyalah ini suami saya," jawab Yani.
"Oh coba tanya dulu boleh nggak? Soalnya tadi saya ngecasnya di sebelah sopir," kata tamu tersebut.
"Nanti saya bangunin suami saya dulu ya Bu," Yani masuk ke ruang tengah yang dijadikan kamar tidur.
Mereka memang tinggal di rumah petak. Satu ruang depan biasa dibuat ruang tamu, lalu ada ruang tengah yang biasa buat kamar tidur dan ruang belakang biasa buat dapur tergantung siapa yang sewa.
Bisa saja ketiga ruang di jadikan tiga kamar tidur bila penyewa patungan hanya butuh kamar untuk tidur.
\*\*\*
"A' bangun dulu," Yani mengguncang pelan lengan suaminya.
"Kenapa, kamu enggak tahu saya butuh istirahat? Uang belanja sudah saya kasih. Mau apa lagi kamu bangunin saya?" Jawab suaminya sedikit ketus karena tak senang tidurnya terganggu.
"Iih A'a mah gitu. Bisanya marah aja. Itu ada tamu katanya nanyain barang yang ketinggalan di bus katanya minta ketemu A'a sebentar," Jawab Yani.
"Pakai kaos lah A' masa nemuin tamu cuma pakai celana pendek doang!" Perintah Yani karena suaminya hendak keluar kamar tanpa pakai kaos.
Suaminya keluar kedepan sedang Yani membuatkan teh untuk tamunya.
\*\*\*
"Ada apa ya Bu?" tanya Bambang Putranto nama sopir itu. Dia biasa dipanggil BAMBANG oleh semua rekan sejak dia sekolah dan kerja. Tapi oleh keluarga dia dipanggil YANTO.
"Oh enggak, ini benar istrinya ya Pak? Maaf saya tanya karena takut mengganggu," tanya perempuan yang sejak tadi bicara.
Perempuan satunya sejak datang hanya diam sambil sesekali mengirim pesan dari ponselnya.
"Enggak apa apa Bu. Saya baru pulang. Kenapa ya?" Tanya Bambang.
"Udah nggak usah repot nggak usah bikin minum," tamunya berbasa basi. Wong teh sudah dihidangkan koq baru bilang jangan bikin teh.
"Enggak apa apa cuma ada air teh," jawab nyonya rumah dengan tersenyum manis.
"Istrinya hamil berapa bulan Pak?" Tanya sang tamu dengan keponya.
"Sudah empat bulan," jawab lelaki itu.
"Empat bulan? Senangnya. Memang nikahnya berapa lama ya? Adik saya sudah menikah 3 tahun belum dikaruniai anak," cetus perempuan itu lagi.
"Kami baru menikah tiga bulan," jawab si lelaki tanpa malu.
"Wah nitip duluan ya," kata si tamu pertama. Lalu semua tertawa. Yani tersipu saja.
Tak lama tamu pertama membuka cadarnya juga hijabnya. Sehabis mengirim pesan.
Si lelaki pucat pasi melihat perempuan itu.
"Kamu sudah punya anak dan punya istri sesuai pengakuanmu dari tadi. Sekarang saya minta tolong sekarang juga ceraikan saya!”
"Enggak gitu Ma, nggak gitu nggak gitu," kilah Bambang. Bagaimana mungkin yang datang adalah istri sah nya!
"Enggak gitu bagaimana? Sudah jelas kan semuanya? Saya biayain semua adikmu sekolah sama berobat ibumu."
"Mulai saat ini saya lepas semua kewajiban saya sebagai menantu. Dan kamu juga keluar dari rumah saya karena saya sekarang juga saya minta kamu ceraikan saya," tegar sekali Diah Ayu Fitri bicara. Tak ada amarah mau pun tangis.
"Enggak Ma, Papa enggak mau ceraikan Mama," tolak Yanto.
"Kamu enggak mau ceraikan saya karena kamu butuh saya membiayai semuanya kan? Kamu butuh saya karena saya satu-satunya istri yang tak perlu kamu nafkahi sama sekali sehingga semua income yang kamu dapat bisa kamu kasih ke perempuan jalanan!" Ucap Fitri tegas.
"Saya bukan perempuan jalanan," Yani nyolot tak mau di rendahkan.
"Bukan perempuan jalanan tapi udah hamil duluan. Apa kamu yakin anak itu milik suamimu? Atau ada banyak lelaki lain yang kamu jebak agar bayi itu punya bapak?" Tanya Dina Sudarman tamu yang sejak tadi bicara. Dia kakak sepupu Fitri.
Tanpa mengetuk pintu masuk sepasang suami istri dan ibu nya Bambang.
Bambang Putranto kaget dan lemas karena didatangi kedua mertua juga ibu kandungnya.
"Jadi begini selama ini kelakuanmu?" tanya Gendis, ibu kandung Yanto.
"Ibu mohon maaf. Sejak saat ini saya minta cerai dari anak ibu dan semua biaya untuk ibu berobat serta adik-adik sekolah saya stop karena selama ini saya nggak pernah kok dapat nafkah dari suami saya," kata Diah Ayu Fitri pada Gendis tegas. Semua mendengar hal itu.
"Ceraikan anak saya sekarang juga," Suradi, lelaki yang datang bersama istrinya dan Gendis adalah ayah kandung Fitri.
Dengan berat hati Yanto menjatuhkan talak pada Diah Ayu Fitri istri yang selama ini mendukung finansialnya sejak lebih dari delapan tahun terakhir.
"Ibu mau pulang bareng saya atau sama anak ibu?" Tanya Fitri pada mantan mertuanya.
"Saya pulang sama kamu karena dia bukan anak saya lagi," jawab Gendis ibu kandung Yanto.
Semua meninggalkan rumah itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 529 Episodes
Comments
Selviana
Aku sudah mampir nih kak...
2024-02-20
0
Ulil
tk njajal moco,,lek seru mungguh ku yo lanjut 🙏🙏
2023-09-25
0
Khasanah Mar Atun
wah...yangti berkarya,semangat ya ti. saya juga org bantul
2023-09-25
0