DARI SEDAYU ~ JOGJAKARTA, yanktie mengucapkan selamat membaca cerita sederhana ini.
JANGAN LUPA SUBSCRIBE YAAA.
Liburan kali ini Bambang memang sengaja tidak mengambil pekerjaan selama liburan. Dia sengaja mudik.
"Wah tumben *kowe* liburan nTo,"
"Iya Ibu mosok ya kerja terus. *Mbok pisan-pisan ngerasake prei*," kata Yanto. Dia bilang masa kerja terus, sekali-kali bia dia merasakn libur.
"Iyo Mas nggak pernah pulang kok," ujar Timah adik kecilnya.
"Bukan nggak pernah yo, pernah wae, cuma nggak nginep lama," Yanto meralat kalimat adiknya.
Mereka makan dengan nasi pecel dan kerupuk, sangat nikmat.
"Ibu gimana berobatnya?" Tanya Bambang.
"*Yah jenengane koyo ngene yo, kalau ada uang ya Ibu berobat nek ora ono duwet yo wis*," jawab Gendis. Sang ibu bilang ya seperti inilah. Kalau ada uang dia berobat, kalau tak ada uang ya sudah.
"Ditelateni berobat toh Bu ke Puskesmas kan nggak l*arang* ( mahal )," kata Yanto.
"*Nang Puskesmas ora larang nang, mung ongkosnya yang larang*." Ke Puskesmas Gendis harus naik motor tetangga yang dia bayar. Gendis memang nggak punya kendaraan semuanya sudah habis dijual saat suaminya sakit dulu. Itu sebabnya barusan dia bilang berobat ke puskesmas memang tidak mahal, hanya ongko untuk sampai ke puskesmas yang mahal.
\*\*\*
Waktu liburan telah usai waktunya Bambang Putranto atau Yanto harus kembali ke kota untuk bersiap menghadapi ujian akhir. Di lingkungan umum dia akan dipanggil Bambang.
"Doain aku ya Bu, biar bisa menghadapi ujian dengan baik."
"Iyo Nang maafin Ibu ya, ora iso ( tidak bisa ) bantu biaya padahal kamu lagi banyak pengeluaran uang buat ujian praktek.
"Enggak usah bingung Bu, Alhamdulillah uang ujian praktek udah tak bayarin Bu pas aku dapat uang waktu liburan kemarin. Kemarin aku dapat banyak Bu. Jadi aku udah lunasin semua sampai ujian tapi ya sekarang uangku nggak ada lagi karena udah tuntas aku bayarin sekolah 6 bulan plus uang ujian praktek."
" Pokoke semua nggak ada yang tersisa jadi Alhamdulillah biar pun aku nggak punya uang tapi semuanya sudah terbayar," kata Yanto.
"Iyo Nang nggak apa apa nggak punya duit tapi kan semua sudah terbayar,"
"Maaf ya Bu, belum bisa ngasih lagi."
"Enggak apa-apa uang ujianmu sudah selesai aja ibu anteng banget. Karena sekarang mau pinjam ke mana lagi?"
"Jangan ya Bu. Jangan pinjam. Bayare susah kita kan nggak punya uang rutin yang bisa diandelin. Gaji Ibu cuma buat makan, untuk sekolah adik-adik aja susah,"
"Iya Nang," kata Gendis.
"Belajar yang rajin ya Dek kita harus jadi orang pintar ," kata Yanto pada Herry atau Andi dan Timah
"Mas kapan lagi pulang?" Tanya Timah.
"Sekarang kita siap belajar dulu ya Dek. Kalau kita sukses kita tentu akan berkumpul lagi. Mas ke kota kan buat belajar," Yanto memberi nasihat untuk adiknya.
"Iya Mas, aku akan selalu rajin belajar bia bisa jadi dokter," jawab si bungsu.
"Bagus, biar nanti bisa obatin Mas ya," ujar Yanto.
\*\*\*
Yanto atau Bambang kalau panggilan di sekolah dan masyarakat umum bersiap fight di semester terakhirnya. Dia sudah punya SIM A karena waktu kursus setir mobil ambil paket yang sekalian dengan ujian ambil SIM.
Bambang mulai kasak kusuk untuk bersiap cari pekerjaan sebagai sopir. Dia mulai mencari lowongan sopir taksi pengganti. Sesekali ada sopir yang memberi dia untuk bawa penumpang sehingga dia mulai bisa dapat uang dari celah lain.
Semua proses itu di nikmati dengan senang hati oleh Bambang.
Sambil menunggu yanktie update bab selanjutnya, mampir ke novel yanktie yang lain dengan judul GHIFARI ~ RADITE ~ GHIBRAN yok
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 529 Episodes
Comments