Sore ini hati Genta di buat mendidih oleh Selly, karena dia melihat Selly naik motor besar bersama seorang pria.
Genta belum tau kalau itu hanya teman kuliahnya dulu. Tapi hati dia sudah terasa sakit melihat pemandangan di depannya.
"Dendi, suruh Rian ikuti Selly pergi," perintah Genta ke asisten pribadinya.
"Baik, Tuan,"
Dendi langsung mengambil handphone nya dan menelpon Rian. Di sepanjang jalan pulang, Genta di buat geram membayangkan Selly.
"Tanya Rian, pergi kemana Selly!!"
"Tadi saya sudah kirim pesan tuan, tapi belum di balas dengan Rian. Mungkin Selly dan teman prianya belum sampai tempat tujuan,"
"Sial, apa anak kecil itu gak tau kalau ada yang tersakiti,"
Dendi dan bodyguard tertawa setelah mendengar Bos mereka bicara seperti itu. Entah sadar atau tidak, Bos mereka berkata seperti itu.
"Tuan, Rian sudah memberi info. Kalau Selly dan temannya sedang makan bakso di pinggir jalan dekat kampus,"
"Rian suruh mendekat ke Selly, apa yang mereka bicarakan,"
"Baik, Tuan,"
Sampai di apartemen Genta tak langsung membersihkan tubuhnya. Dia merebahkan tubuhnya di kasur dengan wajah di tutup bantal.
Dendi merasa heran dengan tingkah Bos nya. Dia pun tak berani berkata apa pun sebelum mendapatkan info dari Rian.
Sedangkan Selly lagi asik melepas rindu dengan teman kuliahnya. Selly tidak menyadari kalau cowok di sebelahnya adalah suruhan dari Pak Bos.
Cowok suruhan Pak Bos sampai memesan Bakso 2 mangkok, karena Selly dan temannya tak kunjung pulang. Mungkin kalau Rian ada temannya, dia tidak akan nambah makan baso nya.
Setelah pukul 18:00 Selly di antar pulang oleh teman pria nya itu. Rian pun terus membuntuti dari belakang.
Selly mulai curiga kalau ada yang mengikuti dia dari belakang, dia meminta Mahen untuk mempercepat laju motornya. Tapi tetap aja Rian mengikuti kecepatan motor temannya Selly.
Rian menelpon ke Dendi kalau Selly mulai curiga ada yang mengikutinya. Akhirnya Rian di suruh kembali ke apartemen Bos Genta dan membiarkan Selly pulang bersama teman prianya.
Sesampainya di Apartemen Bos Genta, Rian menceritakan semua yang dia dengar dari percakapan Selly dan teman prianya.
"Mereka hanya sebatas teman di kampusnya dulu tuan, jadi tidak ada apa-apa di antara mereka,"
"Apa Selly memeluk pria itu saat naik motor?"
"Tidak tuan, Non Selly tidak berpegangan ke pria itu,"
"Ya sudah, pergilah kalian. Dendi, pesankan makanan untukku,"
"Baik, Tuan,"
...----------------...
Selly masih bertanya-tanya, siapa yang mengikuti dia. Dia tidak punya musuh dan tidak bermasalah dengan yang lain. Tapi kenapa ada yang mengikuti dia.
Sampai di rumah, Selly menemui Ibunya yang berada di dapur.
"Assalamu'alaikum Bu, Ibu sedang apa?"
"Wa'alaikumsalam, Ibu sedang membuat teh hangat. Kamu mau?"
"Tidak Bu, Aku sudah kenyang.Ini bakso untuk Ibu, habiskan ya Bu. Aku mau mandi dulu,"
"Terima kasih, Nak,"
"Iya, Bu," ucap Selly sambil berjalan ke kamarnya.
Sampai di kamar Selly langsung mengambil handuk dan bergegas mandi karena sudah malam.
Sewaktu Selly mandi, ada suara telpon berdering. Selly pun segera menyudahi aktivitas mandinya.
Dia langsung melihat siapa yang menelpon dia, dan ternyata yang menghubungi dia adalah Bos Genta.
"Hallo Pak, ada apa?"
"Kamu sudah sampai rumah?"
"Sudah Pak, kenapa Pak?"
"Ga papa, ya sudah saya hanya tanya itu saja,"
"Ya ampun Pak, sudah ganggu orang mandi. Telpon hanya tanya itu aja, kurang kerjaan sekali anda,"
Tek.
Selly buru-buru mematikan sambungan telpon dari Bos nya yang tak jelas itu.
"Udah di Kantor bikin emosi, pulang Kantor masih di bikin darah tinggi," gerutu Selly sambil memakai pakaian.
Setelah berpakaian dia keluar kamar untuk menemui Ibunya. Sang Ibu sedang duduk di meja makan, menikmati Baso yang sering Selly bawakan ketika kuliah dulu.
"Ibu, udah selesai makannya?" tanya Selly pada Sang Ibu.
"Udah Nak, gimana kerja mu hari ini,"
"Alhamdulillah lancar Bu, Oiya Bu aku ada ide buat Ibu. Nanti kalau Selly udah gajian, kita sewa ruko yang di depan ya. Jadi Ibu bisa berjualan sampai sore, dan bisa tambah karyawan Bu,"
"Gak usah sayang, uang kamu bisa di simpan untuk yang lain,"
"Gak apa-apa Ibu, aku ingin Ibu bahagia. Biar kita gak di pandang rendah lagi sama keluarga Ayah,"
"Ya udah kalau itu mau kamu, Ibu ikut aja. Tapi, jangan lupa kamu juga harus bisa bahagiakan dirimu sendiri,"
"Kalau Ibu bahagia, aku juga pasti bahagia. Biar Ayah gak sedih lagi melihat kita," ucap Selly dengan meneteskan air mata.
"Iya Sayang, ya udah kamu istirahat sana. Biar besok seger bangun tidur,"
"Ibu juga istirahat ya, besok pagi harus membuat kue,"
"Sebentar lagi Ibu tidur, Nak,"
Selly meninggalkan Ibu nya yang masih berada di meja makan.
"Ayah, Selly rindu. nanti hari Minggu Selly datang ya ke sana," ucap Selly sembari melihat foto Ayahnya yang berada di handphone nya.
...****************...
KEESOKAN HARI
"Pagi Selly,"
"Pagi, kenapa Bapak ada di sini?" tanya Selly heran, kenapa tiba-tiba ada Bos Genta di rumahnya.
"Kamu gak lihat saya sedang membeli kue? dan sekalian mau ajak berangkat kerja bareng," jawab Genta sambil senyum-senyum. Genta tau pasti Selly tidak suka melihat dia yang tiba-tiba ada di rumahnya.
"Boleh ya Bu kalau saya berangkat kerja bareng Selly?"
"Boleh aja Pak," jawab Ibu Selly.
Dendi yang melihat kelakuan Bos nya, hanya bisa senyum-senyum dan menggelengkan kepala.
"Ini Bu uangnya, Saya berangkat kerja dulu dengan Selly ya Bu," ucap Pak Bos sangat gembira, tapi tidak dengan Selly. Dia memasang wajah judesnya, karena geram melihat kelakuan Bos nya yang Absurd.
"Bu, Selly berangkat dulu ya. Besok-besok kalau pembelinya dia, di usir aja Bu," ucap Selly sambil mencium tangan Sang Ibu.
"Gak boleh menolak rezeki Selly," ucap Sang Ibu, karena Ibu nya sudah tau kalau anak perempuannya itu tidak suka dengan tingkah pria itu.
"Ya udah, Bu. Aku berangkat dulu ya, Assalamu'alaikum,"
"Wa'alaikumsalam, kalian hati-hati ya,"
Genta dan Selly pun mengiyakan, sambil berjalan menuju mobil yang sudah ada pengawalnya.
"Silahkan, Non,"
"Silahkan, Tuan," ucap pengawal yang membuka pintu untuk mereka berdua.
"Senyum dong, Sell,"
"Bapak ini kurang kerjaan ya, semalam udah ganggu saya. Dan pagi ini masih ganggu juga," Kesal Selly, tapi tak berani menatap Bos Genta. Dia memandang ke arah luar, sambil melipatkan tangannya.
"Ya sudah, marah aja. Biar tambah cantik,"
Ucapan Bos nya membuat Dendi dan para bodyguard tertawa.
"Diam kalian, memangnya ada yang lucu?" gertak Pak Bos.
"Baik, Tuan,"
Seketika mereka langsung diam, dan Genta juga baru sadar kalau ada yang aneh dalam dirinya. Karena baru ini, dia terlihat lebay di depan Selly.
Sampai di Kantor, Selly berjalan terlebih dahulu. Pak Bos pun mengikuti jalannya Selly yang cukup cepat.
"Selly," panggil Pak Bos, membuat para karyawan yang lain melihat ke arah mereka berdua.
Pak Bos ikut ke dalam satu lift dengan Selly. Selly berdiri di dekat pintu lift, dan Pak Bos berdiri di sampingnya.
"Saya cuma beli kue Ibu kamu aja, kenapa kamu marah sampai segitunya," Selly tak membalas ucapan Pak Bos.
Ketika Lift sampai di lantai 3, Pak Bos menarik tangan Selly untuk masuk ke dalam ruangannya.
"Lepas, Pak. Nanti ada yang lihat,"
"Bairin aja ada yang lihat, ini Kantor saya jadi suka-suka saya,"
Ceklek.
"Duduk situ!!" perintah Bos nya dengan suara keras.
Selly juga takut melihat Bos nya berubah jadi galak.
"Kemarin sore kamu kemana sama cowok itu?" tanya Pak Bos, padahal dia sudah tau dari orang suruhannya. Tapi dia ingin tau juga dari Selly.
"Apa urusannya sama Bapak?"
"Tinggal jawab aja, kemarin pulang Kantor kemana?" Seru Pak bos.
"Makan bakso dekat kampus saya,"
"Cowok itu siapa? pacar kamu?"
"Dia teman kuliah saya, Pak. Kenapa Bapak kepo sekali sama hidup saya,"
'Saya bukan kepo, tapi saya suka sama kamu Selly,' ungkap Genta dalam hati.
"Sudah selesai interogasi saya?"
"Kamu duduk di sofa aja, sampai pulang kantor. Kerjaan mu biar di kerjakan Dendi,"
"Gak bisa gitu, Pak. Nanti gaji saya di potong,"
"Ga akan saya potong, sana ganti baju dulu!!" suruh Pak Bos, Selly pun berdiri dan berjalan ke arah pintu.
"Kamu mau kemana?"
"Ingin ganti baju, Pak," jawab Selly tanpa menoleh ke arah Genta.
"Itu ada kamar, ngapain kamu harus ganti ke ruangan mu,
Selly tak langsung berjalan ke dalam kamar yang ada di ruangan Pak Bos. Dia takut Bos nya macam-macam ke dia.
"Cepat ganti, saya gak akan ngintip kamu,"
Mau tak mau Selly mengganti pakaian di kamar milik Pak Bos.
"Sudah ku bilang gak usah pasang wajah begitu, kalau cantik tetap aja cantik," ucap Pak Bos, membuat Selly melirik tajam ke arahnya.
Saat Selly berganti pakaian, Genta memanggil Dendi untuk datang ke ruangannya. Genta meminta Dendi mengerjakan tugas Selly hari ini.
Ceklek.
"Waduh," ucap Dendi ketika melihat Selly keluar dari kamar Pak Bos.
"Gak usah mikir macam-macam ya Pak Dendi, saya cuma ganti pakaian aja,"
"Hehehe... Maaf Non Selly, saya hanya kaget aja," Kekeh Dendi.
"Kamu duduk di situ aja, nanti saya pesankan cemilan. Tapi jangan marah lagi sama saya,"
Selly duduk di sofa berwarna abu-abu, sambil memainkan handphonenya. Dia pun bingung, dengan sifat Bos nya yang terlihat aneh.
'Ga papa lah begini, lumayan gak capek kerja,' Ucap Selly dalam hati.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 61 Episodes
Comments
Iyan
nih mah q blum nemu sisi sangarnya baru nemu lebaynya genta...
ini genta temen suneo bukan🤔🤔🤔
2023-09-14
0
Herlina
ya allah pak genta, sampek sgtunya banget sama selly
lama" risih tu ank orang diperlakukan bak ratu😄😄😄
2023-09-12
0
Dian Novitasari
Asli deh boss genta bnr2 kek anak alay baru jatuh cinta aja, pdhl kt mama nya udh tua gt 🤣🤣
2023-09-12
0