BAB 4

Baru ini Selly makan di Resto besar, kalau bukan karena Bos nya mungkin dia tidak pernah makan di Resto seperti ini.

"Pak, tolong pesan makannya yang biasa aja. Saya belum pernah makan di Resto besar, takut kelihatan norak,"

"Nanti saya ajari, lama-lama nanti kamu akan terbiasa,"

Dendi yang memesan makanan, kita tinggal menikmati saja. Tapi Dendi dan anak buah yang lainnya juga ikut makan siang, walaupun tak satu meja.

Ternyata menu yang di pesan tidak seperti yang Selly bayangkan.

"Makan yang banyak, biar kerjanya benar,"

"Kalau makan banyak nanti ngantuk, Pak,"

"Kalau ngantuk tinggal tidur, di ruangan saya ada kamar. Kamu tenang aja,"

"iiiihh.. ngerinya,"

"Pikiran kamu sudah kemana-mana, terusin makannya,"

"Iya, Pak,"

mereka melanjutkan makannya, diam-diam Genta mencuri pandang ke Selly. Dan itu dapat sorotan dari para bodyguard. Mereka heran melihat Bos yang terlihat agresif dengan seorang wanita. Apa lagi itu sekretaris nya, biasanya cukup di lihat aja. Tapi beda dengan Selly, Pak Bos mengajak makan Selly. Padahal Selly baru sehari bekerja di sini.

Setelah semua selesai makan, dengan sigap Dendi membayar semua pesanan. Dan para Bodyguard mengiringi Pak Bos dan Selly yang berjalan menuju mobil yang sudah berada di Lobby Resto.

"Nanti pulang saya antar ya,"

"Ga usah repot-repot, Pak. Saya naik ojek online aja,"

"Bisa gak? kamu gak usah nolak?"

"Maaf Pak, nanti Ibu saya takut kalau Bapak antar saya pakai pengawal begini. Pokoknya saya gak mau,"

Genta tak mungkin kemana-mana tanpa bodyguard, banyak sekali yang menginginkan dia tumbang.

"Ya sudah, lain kali saja,"

"Iya, Pak,"

Genta dan Selly tak ada percakapan lagi, Genta sedang memikirkan gimana caranya dia bebas berjalan kemana saja bersama wanita yang dia cintainya nanti.

Tapi Genta juga takut kalau nanti Selly bersamanya hidupnya akan di kelilingi rasa takut.

Setibanya di Kantor, Pak Bos malah jalan terlebih dahulu meninggalkan Selly.

"Gak jelas banget, habis ngajak makan main di tinggal gitu aja," gerutu Selly sambil berjalan masuk ke dalam Kantor.

"Selly.."

"Ada apa Pak Dendi?"

"kalau berdua panggil saja Dendi, kalau di depan Pak Bos kamu boleh panggil saya Pak Dendi,"

"Iya ada apa Dendi?"

"Kamu ngerasa gak sih kalau Pak Bos suka sama kamu?"

"Gak mungkin terjadi, lihat aja aku ditinggal begitu aja. Tadi di Resto baik sekali," kesal Selly karena tingkah Pak Bos.

"Mungkin dia buru-buru ingin cepat sampai di ruangannya," ucap Dendi, yang tak hiraukan oleh Selly.

Selly dan Dendi naik lift bersamaan, tanpa ada yang mengeluarkan sepatah kata pun. Pak Bos sudah menunggu Selly di depan Lift.

"Kenapa kok kalian naik lift berdua?" tanya Pak Bos yang sudah berdiri di depan lift.

"Hanya bareng saja tuan,"

Dendi menjawab ucapan Pak Bos dengan suara bergetar, tapi tidak dengan Selly. Justru Selly memilih pergi meninggalkan Genta yang masih berdiri di depan lift.

"Sudah di tunggu di depan lift main kabur aja," ujar Pak Bos sembari menatap punggung Selly yang sudah berjalan ke ruangannya.

"Dia marah sama Pak Bos karena di tinggal begitu aja setelah turun dari mobil,"

"Tadi saya lupa, makanya saya tunggu dia di sini,"

"Kelamaan sendiri ya Pak, jadi lupa kalau sedang bersama cewek,"

"Diam kamu!! suruh dia ke ruangan saya sekarang,"

"Ba.. baik Pak,"

Pak Bos kembali ke ruangannya, dan Dendi pergi ke ruangan Selly.

TOK

TOK

TOK

Ceklek

Dendi berusaha membuka ruangan Selly, tapi tidak bisa di buka.

"Selly.. Selly.. di tunggu Pak Bos di ruangannya,"

"Sebentar, nanti saya ke sana," seru Selly dari dalam ruangannya.

Tak lama Selly keluar, dengan pakaian yang awal dia pakai.

"Maaf Den lama, tadi Saya ganti pakaian. Ribet ya kerja di sini, kayak model gonta ganti baju,"

"Sabar ya Sell," ucap Dendi sambil senyum-senyum.

Selly pun berjalan ke ruangan Genta, Genta sedang merapikan baju dan rambutnya.

TOK

TOK

"Permisi Pak,"

"Masuk..!!"

Ceklek

"Ada apa Bapak panggil saya?" tanya Selly ketika membuka pintu.

"Duduk situ!!" Pak Bos menyuruh Selly duduk di depan mejanya.

Pak Bos juga menarik kursinya untuk duduk lebih dekat dengan Selly.

"Kamu marah sama saya?" tanya Pak Bos dengan menopang dagu.

"Tidak, Pak,"

"Lalu, kenapa kamu pergi begitu aja waktu keluar dari lift"

"Bapak juga pergi begitu aja waktu turun dari mobil, jadi impas 1:1,"

"Hehehe... udah cantik, lucu pula. Jadi gemes," Kekeh Pak Bos.

"Saya di panggil ke sini di suruh apa, Pak? kerjaan saya banyak Pak,"

"Minta bantu Dendi kalau kerjaan mu banyak," ucap Pak Bos.

"Gak mau, itu kerjaan saya,"

"Ya udah, kembali sana ke ruangan mu,"

"Baik, Pak. Permisi,"

Selly berjalan keluar pintu sambil menggerutu, "Punya Bos aneh begitu tingkahnya,"

"Saya masih dengar Selly," tapi Selly diam aja.

Selly pun kembali ke ruangannya, dia melanjutkan mengerjakan tugas kantornya yang masih menumpuk.

Selly wanita yang tidak suka berbasa basi, kalau suka bilang suka, kalau tidak ya bilang tidak.

'Criiiiinngg' pesan dari Mahen teman semasa kuliahnya dulu.

Mahen : "Hay Sell, Apa kabar? Lo kerja dimana sekarang?"

Selly : "Gue kerja di Perusahaan terbesar di kota kita, pasti Lo tau kan?"

Mahen : "Wah, hebat Lo Sell bisa kerja di sana. Lewat orang dalam atau gak Sell?"

Selly : "Gak, gue ngeliat dari internet,"

Mahen : "Gimana kalau gue jemput nanti sore,"

Selly : "Boleh, sekalian traktir ya. Udah lama nih gak di traktir sama Lo,"

Mahen : "Iya ya, ya udah lah nanti kabarin pulang jam berapa. Gue meluncur ke situ,"

Selly : "Oke, Hen,"

Selly pun menaruh handphone nya dan kembali menyesuaikan tugas yang sisa sedikit.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Waktu sudah menunjukkan pukul 16:00 saatnya Selly pulang Kantor. Setelah berganti pakaian, Selly langsung berjalan keluar ruangannya.

Temannya yang tadi siang telpon sudah menunggu di Lobby, jadi dia begegas keluar.

Pak Bos juga keluar dari ruangannya, dan menuju lift untuk turun. Tetapi ketika Sely mau memasuki lif, Pak Bos juga berlari dan ikut masuk ke dalam lift.

"Kamu yakin gak mau di antar sama saya?"

"Yakin, Pak. Lagi pula teman saya udah nungguin di depan Lobby Pak,"

"Teman?? Cowok atau cewek?"

"Cowok, Pak," jawab Selly, bertepatan dengan pintu yang terbuka.

Selly langsung berpamitan dengan Pak Bos yang masih berdiri di dalam lift. Genta Bertanya-tanya apa itu cowoknya Selly atau bukan.

Genta langsung berjalan cepat agar cepat sampai di Lobby.

"Ternyata itu cowoknya, sainganku anak kemarin sore,"

Terpopuler

Comments

Iyan

Iyan

jngn slh bau bawang tapi biasanya to the point dari pk tua GJ

2023-09-14

0

Herlina

Herlina

haduh genta mending sat set deh ketimbng tar selly diambil yg lain...

2023-09-12

0

Dian Novitasari

Dian Novitasari

Boss terabsurd nih boss genta, tiap manggil cuma utk nanya hal gak jelas doang... Suka blng dong boss, sblm ketikung org lain lho

2023-09-12

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!