Chapter 5: Devil and Village (4)

Dono dan timnya terjebak dalam gereja, terkepung oleh banteng mutan yang siap merusak pintu masuk dan puluhan monster mirip zombie. Mereka merasakan kepanikan yang melanda, tak tahu apa yang harus dilakukan. Namun, di tengah kekacauan itu, Dono tiba-tiba meraih sebuah ide brilian yang mampu mengamankan keselamatan mereka.

Dengan hati berdebar, Dono memutuskan untuk bertaruh segalanya demi kelangsungan hidup mereka...

***

Banteng mutan semakin mengamuk, dengan kerasnya ia memukul pintu menggunakan kapak besarnya. Rantai-rantai itu putus satu per satu, hanya gembok yang tersisa sebagai penghalang terakhir. Dalam satu pukulan terakhir yang keras, "bammm..."

Pintu gereja roboh, dan secara tak terduga, para zombie dan banteng mutan membanjiri ruangan. Tepat di hadapan mereka, Will berdiri sendirian didepan sebuah mimbar gereja. Zombie-zombie itu langsung meluncur dengan cepat menuju Will yang berdiri tegak dan siap menghadapi tantangan mematikan ini.

Mereka telah merencanakan strategi dengan matang untuk menghadapi serangan zombie dan banteng mutant di gereja tersebut. Saat pintu gereja terbuka, dari samping, Dono dan anggota satunya dengan cepat melemparkan banyak lilin hidup yang menyala dan mengungkapkan kejutan lain...

***

3 menit sebelum pintu berhasil didobrak, Mereka berhasil menemukan sebuah jerigen bensin didalam gereja.

Dengan cepat, mereka menyebarkan jerigen bensin di depan pintu masuk, mempersiapkan diri untuk melancarkan serangan mematikan terhadap musuh-musuh mereka.

***

mereka menciptakan kejutan besar saat menyalakan api yang langsung menjalar dengan cepat, membakar zombie dan banteng mutant yang masuk ke dalam gereja. Serangan mereka terbukti cukup berhasil, zombie-zombie yang terkena api langsung tersungkur kesakitan, berjuang melawan kobaran yang membara.

Sementara zombie yang masuk dan tidak terkena kobaran api ditembaki Will menggunakan pistolnya

Monster mirip zombie yang masih berada diluar tidak berani masuk karena ada ada kobaran api yang menyala di depan pintu gereja. Mereka seolah hanya terdiam menyaksikan layaknya ada orang kecelakaan.

Namun, sang banteng mutan terus maju dengan penuh intimidasi menuju Will, seolah-olah tidak terpengaruh oleh api yang membara di sekitarnya. Tubuhnya yang kebal terhadap api menunjukkan ketangguhan luar biasa, meskipun lingkungannya terbakar dan panas melanda. Matanya berbinar dengan amarah dan keinginan untuk menghancurkan lawannya.

Dono, Will, dan anggota tim lainnya sangat terkejut dengan ketahanan yang luar biasa dari banteng mutan tersebut. Mereka segera mengangkat senjata mereka dan mengepung musuh itu dari segala arah, berusaha untuk menghentikannya.

"Tembak!" teriak Dono, memerintahkan timnya untuk meluncurkan serangan dengan senjata mereka.

Banteng mutan itu dihujani peluru, kilatan api terus memancar, dan bangkai peluru berjatuhan ke lantai gereja, menciptakan medan tempur yang kacau. Namun, terlepas dari serangan yang intens, banteng mutan itu seakan-akan kebal terhadap peluru-peluru itu. Meskipun berdarah, luka-luka hanya seperti goresan belaka. Rasa marah semakin menguasai banteng mutan itu, dia melompat sangat tinggi, menyerang Will dengan kapaknya yang besar.

Dengan kecepatan refleks yang luar biasa, Will menghindar dengan menggulingkan tubuhnya ke samping. Suara keras menggema saat pukulan kapak banteng mutan itu menghancurkan meja mimbar yang ada di dekatnya.

Will berusaha menembaki banteng mutan itu lagi, mengarahkan tembakan ke kepala dan tubuhnya. Namun, upayanya sia-sia, peluru-peluru itu tidak mampu menembus pertahanan kuat banteng tersebut. Banteng mutan itu semakin mengamuk, berlari ke sana kemari sambil menghancurkan segala sesuatu yang ada di sekitarnya, termasuk kursi-kursi gereja, dinding, dan lantai. Dalam keganasannya, ia menyerang Dono dan anggota timnya dengan kebrutalan yang tak terbendung

Will, Dono dan anggota satunya, Farhan, yang diserang secara brutal dapat menghindari semua serangannya. Dikarenakan pasukan khusus kepolisian badan penanggulangan penyalahgunaan kekuatan (B.P2.K) adalah organisasi kepolisian khusus yang menangani orang-orang dengan kekuatan super yang bergerak dibawah gelapnya malam.

Meskipun beberapa anggotanya tidak memiliki kekuatan, tapi setiap orang di pasukan khusus ini sudah terlatih. Pengalamannya bertarung tidak diragukan lagi, begitu juga dengan penguasaan medan, analisis, pengambilan keputusan, penggunaan persenjataan sudah sangat mahir.

Meskipun sejauh ini mereka berhasil menghindari serangan brutal musuh, mereka menyadari bahwa mereka tidak bisa terus menghindar. Gereja tempat mereka berada mulai terbakar dan terancam hancur oleh kobaran api yang semakin berkobar.

Dono, dengan kecerdikan dan pengalaman bertarungnya, melihat peluang baru. Sementara banteng mutan masih mengejar Will, Dono memilih posisi yang agak jauh dan membidik area yang dapat membuat musuh mereka lumpuh sementara, yaitu matanya. Dia berkonsentrasi dan membidik dengan cermat, berusaha untuk melesatkan peluru ke titik yang tepat.

Tusshhh! Peluru dilesatkan, namun sayangnya tidak mengenai matanya seperti yang diharapkan. Banteng mutan tiba-tiba melompat, mengubah posisi tubuhnya, sehingga peluru itu mengenai pahanya. Meskipun tidak sesuai dengan rencana awal, tetapi serangan tersebut berhasil menghentikan gerakan banteng mutan dan membuatnya berteriak kesakitan.

Dono terkejut ketika melihat peluru yang dilesatkannya berhasil menembus paha banteng mutan. Pemahaman baru ini mengungkapkan kelemahan yang tersembunyi pada musuh mereka. Banteng mutan itu memiliki kekuatan yang luar biasa hanya pada bagian atas tubuhnya, sedangkan bagian kaki sangat rapuh.

Tanpa waktu lama, Dono langsung berteriak kepada Will, memberitahunya tentang kelemahan ini.

"WILLIAM, BANTENG INI HANYA KUAT DIBAGIAN ATASNYA. BAGIAN KAKINYA SANGAT LEMAH"

Will, yang mendengar informasi tersebut, merasa senang dan melihat ini sebagai poin keunggulan. Dia menyadari bahwa banteng mutan bukannya tidak terkalahkan seperti yang mereka pikirkan sebelumnya

Dengan keyakinan yang tumbuh, Will mundur beberapa langkah, menjauh dari serangan banteng mutan. Dia menatap musuhnya dengan tajam, sambil mengeluarkan pisau yang dipegangnya dengan kuat.

Tatapan tajam Will membuat banteng mutan itu merasa ciut dan terhenti sejenak, layaknya anjing yang berhenti mengejar bila seorang tidak berlari. Musuh yang sebelumnya penuh keganasan ini mulai meragukan dirinya sendiri.

Api terus meluas di dalam gereja, memakan segala yang ada di sekitarnya. Will, seorang pemuda dari pasukan khusus kepolisian, berdiri tegak dengan penuh keberanian, memasang kuda-kuda bertarung sambil memegang pisau di hadapan lawannya yang besar. Dia tidak gentar sedikit pun.

Sementara itu, banteng mutan yang sebelumnya ganas, sekarang berhenti merasa sedikit takut melihat Will yang menatapnya dengan tajam. Instingnya berkata, seharusnya setiap manusia mana pun yang bertemu dengannya akan lari ketakutan. Tangannya mulai gemetar merasakan ketakutan yang tidak biasa.

Dono dan anggota timnya hanya bisa mengamati dengan diam, memperhatikan gerakan Will yang akan beraksi. Mereka berdiri tanpa suara, mempercayai keterampilan dan keberanian Will.

Will bersiap-siap dengan penuh konsentrasi. Dia fokus sepenuhnya pada tindakan berikutnya. Dalam sekejap, Will melesat cepat berlari menuju banteng mutan yang ketakutan. Banteng mutan itu, dalam ketakutannya, melancarkan serangan dengan ayunan kapaknya yang kuat dari kiri ke kanan.

Namun, Will telah memikirkan langkahnya dengan matang. Dengan kecepatan dan ketangkasan yang luar biasa, dia berhasil menghindari ayunan kapak itu dan berseluncur di antara kaki banteng mutan itu. Dalam sekejap, Will mencengkeram kaki banteng mutan itu dan memutuskan tendon Achilles yang berada di antara betis dan tumitnya. Serangan taktis ini membuat banteng mutan itu lumpuh sebelah dan terjatuh dengan keras.

Banteng mutan itu berteriak kesakitan, merasa lemah dan tak berdaya di hadapan kecerdikan Will. Sementara banteng mutan itu berjuang untuk bangkit kembali

Dalam keadaan yang mencekam, Will tidak memberi ampun pada banteng mutan yang terjatuh dan berteriak kesakitan. Dengan keberanian yang membara, dia memutuskan tendon Achilles di kaki satunya dan menusukkan pisau dengan penuh kekuatan ke betisnya.

Dalam keadaan yang berantakan, Will berteriak memanggil Dono dan Farhan, rekan-rekan setimnya yang terpaku mengamati aksinya. Suara Will membuat situasi semakin memanas

"DONO, FARHAN, CEPAATT!!!. LEMPARKAN GRANAT KE MULUTNYA"

Dono dan Farhan segera menyadari maksud Will. Mau sekeras apapun tubuh luar seekor makhluk, tetap saja dalamnya sangat rapuh. Dengan cepat, Farhan mengambil granat yang tergantung di pinggangnya. Dengan langkah berani, Farhan mendekati banteng mutan yang terjatuh dan berteriak kesakitan.

Will tidak membuang kesempatan emas ini, dia terus merobek kaki banteng mutan itu dengan kekuatan yang tak kenal ampun, memastikan agar terus menimbulkan rasa sakit dan membuatnya berteriak. Farhan mendekat dengan mantap, menarik ring pemicu granat dengan tangan yang gemetar oleh adrenalin. Tanpa ragu, dia melemparkan granat tersebut ke dalam mulut banteng mutan yang tengah menderita. Will segera menjauh dengan cepat setelah granat itu dilemparkan, menghindari ledakan yang tak terhindarkan.

"Booommm"

Suara ledakan mengguncang gereja yang hampir runtuh itu. Puing-puing terbang ke segala penjuru, api semakin membesar, dan serpihan-serpihan tubuh banteng mutan berserakan di sekitar. Ledakan granat berhasil menghancurkan makhluk buas itu dengan kekuatan yang mengagumkan.

Will, Dono dan Farhan segera pergi keluar gereja setelah mengalahkan banteng mutan itu. Meski kobaran api yang menyala semakin besar, tapi mereka bertiga tetap menerobosnya keluar. Zombie-zombie yang menunggu diluar langsung menyerang mereka.

Tapi Will dan timnya tidak perduli, mereka hanya menerobos keluar kawanan-kawanan zombie itu. Setelah cukup menjauh dari gereja... duarrrrr

gereja itu meledak. Seolah tidak kenal menyerah, zombie-zombie yang tersisa masih mengejar Will dan timnya. Tapi kali ini berbeda, dengan penuh percaya diri mereka berbalik kearah zombie yang mengejarnya.

Mereka bertiga berlari kearah kerumunan zombie yang mengejar dan menghajar mereka. Ketiganya mengeluarkan pisau yang sama dan menusuk-nusuk zombie itu berdampingan, leher, kepala, mata, membuat zombie-zombie itu kelihatan tidak berdaya dihadapan mereka bertiga. Sreeettt, Will menggorok leher zombie terakhir.

Mereka bertiga ngos-ngosan, dan akhirnya terduduk. Suara percikan-percikan api dari gereja itu menghiasi suasana malam itu, angin yang terasa sejuk malah berubah menjadi hangat akibat panas dari api yang membakar gereja. Will dan timnya melihat bulan yang menyinari keindahan malam, mereka kemudian sedikit tertawa....

***

"Sepertinya Minatour sudah kalah, benar begitu?" Cahaya yang tertutupi itu membuat sosoknya tidak nampak, memberikan kesan misterius. Seorang pria memakai penutup kepala datang dan berlutut di hadapannya

Pria berkerudung itu hanya bisa menunduk kebawah merasakan penyesalannya.

"Benar, tidak kusangka mereka bertiga akan selamat, bahkan sampai membunuh banteng mutan kita" jawabnya

"Tapi kau tahu apa yang harus kau lakukan bukan?" tanyanya dengan nada mengintimidasi dari balik kegelapan.

"Aku bisa saja mengirim hewan-hewanku, tapi itu sepertinya tidak perlu. Bunuh mereka, jangan sampai membuat klien kita kecewa" tambahnya

"Baik" jawabnya singkat. Pria berkerudung itu langsung menghilang dibalik bayang-bayang.

ia melihat ke arah sebuah cermin, menunggu seolah-olah ada panggilan masuk dari cermin tersebut.

Benar saja, Tiba-tiba ada wajah seorang wanita dari cermin tersebut. Akibat terhalang bayang bayang membuat apa yang ada di cermin itu tidak kelihatan.

"Kau sepertinya kesusahan. Kenapa kau tidak melepaskan hewan-hewan iblismu saja?" tanya seorang wanita itu dari cermin dengan nada meledek

"Tenang saja, tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Kau tinggal duduk dan tunggu saja keberhasilanku" jawab bos iblis itu.

"Hmmpph" senyum wanita di cermin itu.

***

Sisi berganti lagi ke Will dan timnya yang duduk berdekatan melihati kobaran api di gereja. Mereka sedikit tertawa bersama.

"Hahaha, tidak kusangka kau senekat itu, William" ucap Farhan

"ah, hehehe aku hanya terpacu adrenalin" jawab Will malu-malu sambil memegangi kepala belakangnya

"hahaha kau seharusnya langsung masuk pangkat 1 kalau begini. Pengalaman bertarungmu sangat luar biasa, iyakan Dono?" tanya Farhan riang sambil melihat kearah Dono

Dono hanya tersenyum, dia melihat balik kearah Farhan dan Will

"Kerja bagus kalian berdua" ucapnya singkat

Kata-kata itu memberikan kesejukan hati pada Will dan Farhan. Mereka sudah berjuang dengan baik. Mereka bertiga tetap memandangi kobaran api di gereja itu selama beberapa menit

"Setelah ini kau mau makan nasi padang bersama?" tanya Farhan tiba-tiba kepada Will

Will menoleh kearah Farhan dengan tatapan hangat,

"Tentu" jawabnya singkat

Farhan tersenyum, dia menolehkan pandangannya kembali kearah gereja yang terbakar

"Hah pasti akan terasa nikmat nanti" ucapnya pelan, menatap dengan penuh arti

"Memang, nasi padang memang terasa nikmat luar biasa"

Farhan tertawa kecil sambil menutup matanya,

"haha, siapa juga di dunia ini yang tidak suka nasi pa-" ucapannya terpotong.

Farhan, Will dan Dono terdiam sejenak. Suara itu bukanlah berasal dari salah satu dari mereka bertiga. Bulu kuduk Farhan merinding, matanya melotot seperti ingin keluar. Dia menoleh ke kirinya pelan-pelan.

Ia terkejut bukan main, ada seseorang memakai penutup kepala yang duduk disampingnya tanpa ia sadari, Will dan Dono juga tidak menyadarinya, mereka berdua asik melihati gereja yang masih terbakar. Farhan langsung menarik pisaunya lagi dan menyerang kearah orang itu.

Will menoleh kearah Farhan, matanya melebar seperti ingin keluar,

"Eh? Farhan?" tanya Will heran melihatnya,

Zriiinngg. Sebuah kepala melayang di udara.

Terpopuler

Comments

Khalifa Maulana

Khalifa Maulana

keren cuy

2023-06-12

2

Kedua Ya kan

Kedua Ya kan

keren chap ini

2023-06-05

2

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1: William
2 Chapter 2: Devil and Village (1)
3 Chapter 3: Devil and Village (2)
4 Chapter 4: Devil and Village (3)
5 Chapter 5: Devil and Village (4)
6 Chapter 6: Devil and Village (5)
7 Chapter 7: Devil and Village (6)
8 Chapter 8: Devil and Village (7)
9 Chapter 9:
10 Chapter 10: Court (1)
11 Chapter 11: Court (2)
12 Chapter 12: New Team
13 Chapter 13: Tyrant 8 Mission (1)
14 Chapter 14: Tyrant 8 Mission (2)
15 Chapter 15: Tyrant 8 Mission (3)
16 Chapter 16: Tyrant 8 Mission (4)
17 Chapter 17: Tyrant 8 Mission (5)
18 Chapter 18: Tyrant 8 Mission (6)
19 Chapter 19: Tyrant 8 Mission (7)
20 Chapter 20: Tyrant 8 Mission (8)
21 Chapter 21: Tyrant 8 Mission (9)
22 Chapter 22: Tyrant 8 Mission (10)
23 Chapter 23: Tyrant 8 Mission (11)
24 Chapter 24: Tyrant 8 Mission (12)
25 Chapter 25: Tyrant 8 Mission (13)
26 Chapter 26: Tyrant 8 Mission (14)
27 Chapter 27: Tyrant 8 Mission (15)
28 Chapter 28: Tyrant 8 Mission (16)
29 Chapter 29: Tyrant 8 Mission (17) (end)
30 Chapter 30: Beautiful Cafe
31 Chapter 31: Beautiful Cafe (2)
32 Chapter 32: Beautiful Cafe (3)
33 Chapter 33: Beautiful cafe (4)
34 Chapter 34: Back to Work
35 Chapter 35: Maria or Navy?
36 Chapter 36: Will you?
37 Chapter 37: Romantic
38 Chapter 38: Get Attacked (1)
39 Chapter 39: Get Attacked (2)
40 Chapter 40: Get Attacked (3)
41 Chapter 41:
42 Chapter 42:
43 Chapter 43:
44 Chapter 44:
45 chpater 45
46 Chapter 46:
47 Chapter 47:
48 makasih semua
Episodes

Updated 48 Episodes

1
Chapter 1: William
2
Chapter 2: Devil and Village (1)
3
Chapter 3: Devil and Village (2)
4
Chapter 4: Devil and Village (3)
5
Chapter 5: Devil and Village (4)
6
Chapter 6: Devil and Village (5)
7
Chapter 7: Devil and Village (6)
8
Chapter 8: Devil and Village (7)
9
Chapter 9:
10
Chapter 10: Court (1)
11
Chapter 11: Court (2)
12
Chapter 12: New Team
13
Chapter 13: Tyrant 8 Mission (1)
14
Chapter 14: Tyrant 8 Mission (2)
15
Chapter 15: Tyrant 8 Mission (3)
16
Chapter 16: Tyrant 8 Mission (4)
17
Chapter 17: Tyrant 8 Mission (5)
18
Chapter 18: Tyrant 8 Mission (6)
19
Chapter 19: Tyrant 8 Mission (7)
20
Chapter 20: Tyrant 8 Mission (8)
21
Chapter 21: Tyrant 8 Mission (9)
22
Chapter 22: Tyrant 8 Mission (10)
23
Chapter 23: Tyrant 8 Mission (11)
24
Chapter 24: Tyrant 8 Mission (12)
25
Chapter 25: Tyrant 8 Mission (13)
26
Chapter 26: Tyrant 8 Mission (14)
27
Chapter 27: Tyrant 8 Mission (15)
28
Chapter 28: Tyrant 8 Mission (16)
29
Chapter 29: Tyrant 8 Mission (17) (end)
30
Chapter 30: Beautiful Cafe
31
Chapter 31: Beautiful Cafe (2)
32
Chapter 32: Beautiful Cafe (3)
33
Chapter 33: Beautiful cafe (4)
34
Chapter 34: Back to Work
35
Chapter 35: Maria or Navy?
36
Chapter 36: Will you?
37
Chapter 37: Romantic
38
Chapter 38: Get Attacked (1)
39
Chapter 39: Get Attacked (2)
40
Chapter 40: Get Attacked (3)
41
Chapter 41:
42
Chapter 42:
43
Chapter 43:
44
Chapter 44:
45
chpater 45
46
Chapter 46:
47
Chapter 47:
48
makasih semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!