Chapter 4: Devil and Village (3)

Dono dan timnya dengan hati berdebar-debar tiba di sisi utara desa setelah melalui perjalanan yang penuh ketakutan melalui gua gelap. Namun, panggilan masuk yang memperingatkan mereka untuk tidak melanjutkan ke utara telah membuat mereka panik.

"Hihihi"

Sebelum mereka sempat mengumpulkan pikiran mereka, tiba-tiba sebuah makhluk mutan muncul di atas mereka. Makhluk itu memiliki kepala perempuan yang menyeramkan dengan tubuh singa, dan tawa sadisnya menghantui telinga mereka.

Tanpa ampun, makhluk mutan itu menyerang dengan cakar-cakarnya yang mematikan. Beruntung, anggota tim Dono berhasil menghindarinya dengan refleks yang cepat, sementara mereka segera melebar dan menembakinya dengan penuh determinasi. Makhluk mutan itu segera jatuh tersungkur, ditembus peluru yang tak henti-hentinya menghujaminya.

Namun, suara tembakan itu menjadi kebangkitan bagi kerumunan zombie yang bersembunyi di dalam desa. raungan-raungan mengerikan mulai terdengar, Dono dan timnya membeku sejenak, terpaku oleh ketakutan yang melumpuhkan. Puluhan monster-zombie berlari dengan ganas, seolah lapar akan darah, menuju arah mereka.

Dalam kepanikan, Dono dan timnya segera melarikan diri menuju jantung desa yang semakin memprihatinkan. Namun, apa yang mereka saksikan di dalam desa membuat mereka terperanjat. Monster-monster itu menguasai setiap sudut, membuat mereka terkepung dengan cepat.

Dalam upaya bertahan hidup, mereka memutuskan untuk mencari perlindungan di dalam rumah-rumah yang kosong, berharap dapat melindungi diri dari serbuan monster yang semakin intens. Namun, monster-monster itu tak kenal ampun, mereka menyerang masuk dengan keganasan melalui pintu dan jendela yang rapuh.

Dengan perasaan putus asa, Dono dan timnya melompat keluar jendela rumah, menabrakkan diri mereka ke dalam rumah-rumah yang seolah menjadi labirin yang membingungkan. Setiap langkah mereka diikuti oleh kecemasan yang melanda, sementara serbuan monster yang haus darah semakin mendekat.

Namun, tiba-tiba mata mereka tertuju pada sebuah tangga yang terselip di dinding samping sebuah rumah, mengarah ke atap yang terbuka luas. Tanpa ragu, Dono dan timnya langsung melangkah ke arahnya, menyadari bahwa langit-langit rumah mungkin adalah satu-satunya tempat yang mereka masih bisa berharap.

Dengan nafas terengah-engah dan hati yang berdegup kencang, mereka satu per satu mendaki tangga itu dengan cepat. Begitu semua anggota tim mencapai atap, Dono tanpa ragu menendang tangga itu dengan keras, membuatnya jatuh ke bawah. Monster-monster yang berusaha memanjat pun terhempas ke tanah. Mereka merasa sedikit lega dan aman diatas atap, karena monster-monster itu tidak bisa memanjat.

Meskipun mereka merasa sedikit aman di atas atap, pandangan mereka tertuju pada kerumunan zombie yang berkumpul di bawah mereka, mencoba untuk meraih mereka dengan setiap usaha yang dimiliki.

Dono dan timnya terdiam sejenak, melihat pemandangan yang mencekam, sambil bernapas dengan berat. Bercak darah memenuhi baju polisi mereka, menjadi saksi bisu dari pertempuran mematikan yang mereka alami.

Tampaknya mereka yakin bahwa para zombie tidak akan mampu memanjat ke atap. Namun, kenyataan membuktikan sebaliknya. Para zombie itu belajar dengan cepat, mengumpulkan diri mereka sambil membentuk tumpukan manusia-zombie yang mengerikan. Mereka berusaha memanjat dengan penuh kegigihan. Dono yang menyaksikan kejadian itu dengan mata yang tajam dan hati yang teguh, segera menembaki kepala para zombie yang berusaha merayap dari tumpukan tersebut.

"Kita harus pindah dari sini. Makhluk-makhluk ini tidak lama lagi bisa memanjat," ucap Dono dengan suara pelan, sambil dengan cekatan mengisi ulang pelurunya. Nafasnya terengah-engah

Will dan anggota satunya merespons dengan sigap, mengikuti langkah Dono dengan mengisi ulang amunisi mereka dan mempersiapkan diri untuk pertempuran yang tak terelakkan. Adrenalin mereka menggelegak di dalam tubuh, membara dalam tekad kuat untuk melawan dan bertahan hidup. Mereka menatap ke bawah, merasakan getaran yang semakin kuat dan menggetarkan rumah tempat mereka berdiri.

Tiba-tiba, rumah itu berguncang dengan keras, seperti terkena gempa. "Duumm!" suara dentuman tersebut membuat mereka melompat kaget. Pandangan mereka tertuju ke bawah, di mana terdapat makhluk banteng mutan yang menjulang tinggi, berdiri tegak dengan kekuatan yang menakjubkan. Makhluk itu membawa sebuah kapak besar yang dengan ganas digunakan untuk menghancurkan rumah yang menjadi pijakan Dono dan timnya.

Mata mereka membulat, takjub dengan kekuatan dan kebrutalan makhluk itu. Kapak yang diayunkannya menghancurkan segala yang menghalanginya. Ketika mereka menyaksikan rumah mereka terancam akan menjadi puing-puing, takdir mereka pun bergantung pada keputusan cepat yang harus mereka buat.

Dono dan timnya segera melompat ke atap rumah lain dengan gesitnya, berusaha menjauh dari ancaman banteng mutant yang semakin mendekat. monster-monster terus mengejar mereka, mendorong mereka untuk melompat-lompat dari atap ke atap lainnya. Sementara itu, banteng mutant itu berjalan santai.

Tiba-tiba, saat mereka melompat ke atap rumah berikutnya, Will terpeleset dan terjatuh. Tubuhnya meluncur ke bawah dengan cepat, bergerak menuju kehancuran. Namun, tanpa ragu, anggota Dono yang lain segera meraih tangan Will dan menariknya dengan kuat, menyelamatkannya dari kejatuhannya yang pasti berujung maut. Will, yang terselamatkan, memandang anggota tersebut dengan penuh rasa terima kasih.

"Terima kasih. Oh ya, aku lupa namamu," ucap Will sambil bernapas lega.

"Farhan. Sekarang kita impas," jawabnya dengan senyuman tulus.

Mereka melanjutkan lari di atas atap rumah, hati-hati dan terus mengawasi sekitar. Dono melihat ke segala arah, mencoba mencari titik tinggi yang aman. Tiba-tiba, matanya menangkap keberadaan sebuah gereja tua yang menjulang di kejauhan.

"Arah jam 11, ada sebuah gereja tua yang besar. Kita harus menuju kesana," ucap Dono dengan tegas, memberikan petunjuk kepada timnya.

Will dan Farhan melihat ke arah yang ditunjukkan, namun naas, di saat yang sama, atap yang mereka pijaki ternyata bolong dan tidak dapat menahan beban. Will jatuh terperosok ke dalam rumah yang hancur, meja yang ada di dalam pun patah menjadi dua ditimpanya.

“WILLIAAM!!” teriak Dono dengan panik saat ia melihat Will terperosok melalui bolongan atap rumah.

Will segera bangkit dari lantai, tetapi dihadapinya sebuah zombie yang menyerang dengan ganas. Tanpa ragu, Will menahan kepala zombie tersebut dengan kedua tangannya, mencoba menghindari gigitannya yang mematikan. Dono dengan sigap menembak zombie tersebut dari atas atap rumah yang bolong, mengirim peluru kearah target dengan presisi. Namun, serangan zombie-zombie lain pun terus berdatangan.

Dalam keadaan genting itu, Will dengan cepat mengeluarkan pisau dari balik pinggangnya, menyimpan pistolnya untuk sementara. Dengan gerakan lincah, ia menghindar ke samping, lalu menusukkan pisau ke leher zombie yang tengah mendekatinya. Dalam gerakan yang terampil, Will memutar badannya dan menangkap rahang zombie pertama yang sebelumnya ia hindari. Dengan kekuatan yang ada, Will mengangkat rahang zombie itu dan menusukkan pisaunya ke leher monster tersebut, lalu dengan cepat melengkungkan gerakan tajam, melemparkan zombie itu ke arah zombie-zombie lain yang semakin dekat.

Saat zombie-zombie itu sementara terkendala, Will menyimpan pisau dan mengambil kembali pistolnya. Dengan sikap waspada, ia menembaki zombie-zombie yang mendekatinya tanpa henti. Suara tembakan bergema di dalam ruangan, satu per satu zombie yang mendekat ke dalam rumah itu jatuh tersungkur akibat tembakan Will. Lima zombie terakhir yang berhasil masuk ke dalam rumah segera menjadi korban tembakannya yang mematikan.

Namun, ketika Will sedang fokus menembaki zombie-zombie tersebut, tiba-tiba satu zombie melompat dari samping, menyerang Will dengan ganas. Will terkejut, dan akhirnya mereka berdua terjatuh bersama ke lantai. Zombie itu dengan cepat bangkit dan berusaha menggigit Will. Tanpa berpikir panjang, Will memasukkan lubang pistolnya ke dalam mulut zombie itu, lalu menarik pelatuknya dengan tegas. Dentuman tembakan memenuhi ruangan, mengakhiri kehidupan zombie tersebut, isi kepala berceceran.

Diatap, Dono dan anggota satunya memberikan backup bagi Will yang berusaha bangkit dari lantai. Sadar akan terjangan zombie yang semakin meluas, Will dengan tindakan cepat mengambil keputusan drastis. Ia melompat melalui jendela dan menghancurkan kacanya, memastikan jalan keluar yang cepat. Dalam sekejap, mereka semua berlari menjauh dari rumah tersebut. Dono dan anggota timnya segera turun dari atap rumah dan bergabung dengan Will dalam pelarian mereka.

Dengan hati-hati mereka melewati pepohonan lebat dan semak-semak belukar, melintasi hutan yang penuh dengan bahaya. Akhirnya, mereka mencapai sebuah gereja tua yang menjulang tinggi, sesuai dengan petunjuk Dono. Namun, mereka mendapati gereja tersebut terlindungi oleh pagar hitam yang tinggi dan terkunci rapat. Tanpa pilihan lain, mereka memutuskan untuk memanjat pagar itu. Dengan keahlian dan kecepatan, mereka berhasil menyeberangi pagar dan segera berlari menuju gereja.

Namun, pintu gereja yang besar terkunci rapat dan dirantai. Will berusaha dengan sekuat tenaga untuk menghancurkannya, namun pintu tersebut terlalu kuat. Sementara itu, zombie-zombie mulai memanjat pagar, semakin mendekat. Dalam situasi yang semakin genting, Will dan Dono memutuskan untuk mengelilingi gereja dan mencari jendela ventilasi sebagai jalan masuk alternatif.

Mereka melihat sebuah jendela ventilasi kotak yang terletak sedikit di atas samping gereja. jendela itu terlalu tinggi untuk dijangkau. Tanpa ragu, Dono dengan sigap menggendong Will di atas bahunya. Dengan gerakan terampil, Will naik ke atas bahu Dono dan dengan sekuat tenaga ia memecahkan kaca jendela ventilasi tersebut dengan menggunakan sikutnya. Suara kaca yang pecah mengisi udara, memberikan akses untuk mereka masuk ke dalam gereja yang mencekam.

Sementara zombie-zombie terus mendekat dan mencoba memanjat pagar, anggota tim Dono yang lain memberikan dukungan dengan menembaki mereka. Dalam keadaan tegang, Will segera memasuki jendela ventilasi yang telah ia pecahkan, memasuki dalam gereja yang gelap dan menyeramkan.

Sementara itu, Dono melakukan langkah mundur beberapa langkah untuk memberikan ruang bagi dirinya sendiri. Dengan penuh semangat, ia melompat dan memanjat dinding dengan bantuan kaki dan tangannya, meraih jendela dan berhasil masuk ke dalam gereja. Anggota tim Dono yang lain mengikuti gerakan yang sama dengan keahlian yang sama.

Zombie-zombie yang berusaha memanjati pagar tidak dapat masuk ke dalam gereja karena satu-satunya jalan masuk adalah melalui pintu yang tergembok dan dirantai. Dono dan timnya sementara ini aman dari ancaman mereka. Mereka duduk di kursi gereja yang berderit dan mengistirahatkan diri sejenak, sambil membahas strategi untuk menghadapi situasi yang semakin sulit ke depannya.

***

15 Menit berlalu... Saat Dono lagi menjelaskan strategi selanjutnya, Tiba-tiba terdengar dentuman keras dari luar pintu gereja yang terkunci, "Dummm". Mereka bertiga berhenti berbicara dan terdiam, memikirkan satu jawaban kenapa pintu itu berdentum keras.

Benar saja, itu adalah ulah banteng mutan. Dia berdiri tegap dengan kedua kakinya dan memegang kapak besar.

Gempuran keras dari banteng mutant membuat gembok dan rantai pada pintu gereja bergoyang dengan hebat. Suara dentuman yang menggelegar membuat Dono dan timnya semakin panik. Mereka menyadari bahwa makhluk buas itu tak berhenti untuk mendapatkan mereka.

"Dono, apa yang harus kita lakukan?" Will bertanya dengan nada cemas, matanya terpaku pada pintu gereja yang hampir roboh.

Dono menjadi semakin panik, ia tidak tau harus berbuat apa. Kalau mau kabur maka jalan satu-satunya adalah dari jendela tadi, tapi tentu saja monster-monster itu sudah menunggu diluar. Jalan mereka satu-satunya hanya dari pintu gereja itu.....

Terpopuler

Comments

Ryu Sekai

Ryu Sekai

keren banget kak hehehe aku suka banget cerita nya 🥰🥰😘😘😘

2023-07-07

1

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1: William
2 Chapter 2: Devil and Village (1)
3 Chapter 3: Devil and Village (2)
4 Chapter 4: Devil and Village (3)
5 Chapter 5: Devil and Village (4)
6 Chapter 6: Devil and Village (5)
7 Chapter 7: Devil and Village (6)
8 Chapter 8: Devil and Village (7)
9 Chapter 9:
10 Chapter 10: Court (1)
11 Chapter 11: Court (2)
12 Chapter 12: New Team
13 Chapter 13: Tyrant 8 Mission (1)
14 Chapter 14: Tyrant 8 Mission (2)
15 Chapter 15: Tyrant 8 Mission (3)
16 Chapter 16: Tyrant 8 Mission (4)
17 Chapter 17: Tyrant 8 Mission (5)
18 Chapter 18: Tyrant 8 Mission (6)
19 Chapter 19: Tyrant 8 Mission (7)
20 Chapter 20: Tyrant 8 Mission (8)
21 Chapter 21: Tyrant 8 Mission (9)
22 Chapter 22: Tyrant 8 Mission (10)
23 Chapter 23: Tyrant 8 Mission (11)
24 Chapter 24: Tyrant 8 Mission (12)
25 Chapter 25: Tyrant 8 Mission (13)
26 Chapter 26: Tyrant 8 Mission (14)
27 Chapter 27: Tyrant 8 Mission (15)
28 Chapter 28: Tyrant 8 Mission (16)
29 Chapter 29: Tyrant 8 Mission (17) (end)
30 Chapter 30: Beautiful Cafe
31 Chapter 31: Beautiful Cafe (2)
32 Chapter 32: Beautiful Cafe (3)
33 Chapter 33: Beautiful cafe (4)
34 Chapter 34: Back to Work
35 Chapter 35: Maria or Navy?
36 Chapter 36: Will you?
37 Chapter 37: Romantic
38 Chapter 38: Get Attacked (1)
39 Chapter 39: Get Attacked (2)
40 Chapter 40: Get Attacked (3)
41 Chapter 41:
42 Chapter 42:
43 Chapter 43:
44 Chapter 44:
45 chpater 45
46 Chapter 46:
47 Chapter 47:
48 makasih semua
Episodes

Updated 48 Episodes

1
Chapter 1: William
2
Chapter 2: Devil and Village (1)
3
Chapter 3: Devil and Village (2)
4
Chapter 4: Devil and Village (3)
5
Chapter 5: Devil and Village (4)
6
Chapter 6: Devil and Village (5)
7
Chapter 7: Devil and Village (6)
8
Chapter 8: Devil and Village (7)
9
Chapter 9:
10
Chapter 10: Court (1)
11
Chapter 11: Court (2)
12
Chapter 12: New Team
13
Chapter 13: Tyrant 8 Mission (1)
14
Chapter 14: Tyrant 8 Mission (2)
15
Chapter 15: Tyrant 8 Mission (3)
16
Chapter 16: Tyrant 8 Mission (4)
17
Chapter 17: Tyrant 8 Mission (5)
18
Chapter 18: Tyrant 8 Mission (6)
19
Chapter 19: Tyrant 8 Mission (7)
20
Chapter 20: Tyrant 8 Mission (8)
21
Chapter 21: Tyrant 8 Mission (9)
22
Chapter 22: Tyrant 8 Mission (10)
23
Chapter 23: Tyrant 8 Mission (11)
24
Chapter 24: Tyrant 8 Mission (12)
25
Chapter 25: Tyrant 8 Mission (13)
26
Chapter 26: Tyrant 8 Mission (14)
27
Chapter 27: Tyrant 8 Mission (15)
28
Chapter 28: Tyrant 8 Mission (16)
29
Chapter 29: Tyrant 8 Mission (17) (end)
30
Chapter 30: Beautiful Cafe
31
Chapter 31: Beautiful Cafe (2)
32
Chapter 32: Beautiful Cafe (3)
33
Chapter 33: Beautiful cafe (4)
34
Chapter 34: Back to Work
35
Chapter 35: Maria or Navy?
36
Chapter 36: Will you?
37
Chapter 37: Romantic
38
Chapter 38: Get Attacked (1)
39
Chapter 39: Get Attacked (2)
40
Chapter 40: Get Attacked (3)
41
Chapter 41:
42
Chapter 42:
43
Chapter 43:
44
Chapter 44:
45
chpater 45
46
Chapter 46:
47
Chapter 47:
48
makasih semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!