Alina tidak menyangka jika Billy akan datang bersama dengan seorang perempuan, di mana mereka terlihat serasi.
Tapi Alina tidak bisa melihat dengan jelas wajah perempuan cantik tersebut.
Sedang kan Mikha hanya bisa mengelus lengan Alina.
Karena ia tau Alina sedang menahan perasaannya sendiri.
''Mikha berjanji lah satu hal, apapun yang kamu lihat, apapun yang Billy lakukan, bagaimana pun perlakuan nya pada ku, kamu tidak boleh memberitahukan apapun kepada orang tua kita,'' jelas Alina dengan serius.
Mikha tidak menjawab. Karena ia merasa keberatan.
Melihat Mikha akan protes membuat Alina menggeleng kan kepala nya.
''Ini tidak ada sangkut paut nya dengan orang tua kita.''
''Ini masalah anak-anak, dan kita harus bisa menyelesaikan nya sendiri.''
''Jadi, mari kita pura pura untuk malam ini.''
''Berpura pura untuk bodoh ," jawab Mikha ketus.
Aluna yang mendengar itu hanya tersenyum karena merasa gemas dengan tingkah Alina.
''Akan aku lakukan dengan satu syarat ," jelas Mikha.
''Apa?" tanya Alina.
''Berjanjilah untuk tidak terprovokasi dengan keadaan sekeliling kita, kamu harus happy karena ini acara mu.''
''Tanpa kamu bilang pun aku akan happy karena ini pesta ku, lagian aku sudah kangen dengan teman teman kita, bukan kah mereka seharus nya sudah datang,'' jawab Alina.
''Harus nya iya karena kebanyakan lingkungan kita di sekolah orang tua nya adalah pengusaha,'' jelas Mikha.
Dan benar saja teman-teman mereka satu persatu datang.
Seperti biasa mereka akan sangat heboh jika sudah bertemu.
Mereka mengabadikan moment-moment langka itu.
Karena setelah ini, jika tidak ada acara mereka akan sulit bertemu.
Alina mencoba untuk menekan semua perasaan nya.
Dan ia bener bener lupa dengan keberadaan Billy.
Pesta itu sangat meriah, sekalipun tidak ada undangan untuk orang tua tapi sebagian datang hanya untuk berkunjung.
Pesta itu membawa kebahagiaan tersendiri untuk Alina.
Alina menyambut mereka semua dengan tangan terbuka, melakukan Say, Hay karena sudah lama mereka tidak bertemu.
Tak lupa Alina membagikan foto itu di akun Instagram nya.
Mereka menceritakan banyak hal.
Membagi pengalaman satu sama lain.
Bercerita tentang percintaan, kuliah, kehidupan pribadi.
Dan kabanyakan yang hadir adalah orang orang lama, bahkan wali kelas nya pun ikut memeriahkan.
''Lihat, lihat pak Robert datang,'' teriak salah satu teman nya.
Alina hanya tersenyum melihat itu.
Dengan hormat mereka semua mengalami wali kelas itu.
''Wah pak Robert tambah ganteng,'' goda salah satu dari mereka.
Dan itu membuat mereka semua tertawa.
Alina menyapa semua teman teman nya.
Tapi ada yang terlewatkan, Alina tidak melirik sama sekali.
Setelah hampir setengah jam berkeliling menyapa akhir nya, Alina bisa duduk dan mengobrol dengan temen temen dekat nya.
''Kamu tambah cantik aja,'' puji salah satu teman nya.
''Kau kan emang tau aku cantik dari dulu ," balas Alina tertawa.
Memang dari dulu Alina tidak pernah menjaga image.
Di selalu menampilkan apa yang ia rasa, TK heran jika banyak yang menyukai nya.
''Mau berdansa?'' tanya salah satu laki laki yang tak kalah tampan dari Billy.
''Dengan senang hati Fatah,'' jawab Alina.
Fatah adalah anak dari pak Robert sekalipun ia tidak satu sekolah dengan Alina tapi mereka cukup dekat.
Karena dulu mereka seringkali bertemu.
Mereka berdansa dan semua lampu menyoroti kedua nya, sedangkan di sekeliling nya sudah gelap.
Alina, dan Fatah seperti pasangan yang sangat serasi, banyak yang mengabadikan moment tersebut.
Tanpa Alina tau ada sorot mata yang sedang menatap nya dengan menusuk.
''Bagaimana kabar mu?'' tanya Fatah.
''Aku baik, aku dengar kamu sudah menjadi seorang dokter yang cukup terkenal di negara ini?" tanya Alina.
''Jangan terlalu memuji, dokter ini malah belum bisa dapatin hati saudari perempuan mu,'' jawab Fatah.
Banyak yang tidak tau jika sebenarnya Fatah mengangumi Mikha.
''Kau harus berjuang lebih untuk mendapatkan hati nya, Bung," balas Alina.
Lagu pertama selesai, dan sekarang mereka yang ingin berdansa di persilahkan.
Begitu pun juga Mikha, dan Alina.
Sampai akhirnya mereka berputar untuk berganti pasangan.
Siapa sangka Alina kedapatan Billy.
Tapi Alina terlihat cuek, sedangkan Billy hanya menunjukkan ekspresi datar.
Sedangkan saat ini Billy menatap Alina dengan tatapan yang sulit di artikan.
Alina yang merasa di tatap juga menatap Billy dengan kelat.
''Kenapa kau menatap ku seperti itu?" tanya Alina.
''Kau terpesona dengan ku malam ini?" tanya Alina dengan mendekatkan wajahnya ke wajah Billy.
Sejenak tatapan mereka terkunci satu sama lain.
Pesta itu sangat meriah, dan juga sangat berkesan untuk Alina.
Sedangkan foto Alina, dan Fatah langsung menjadi trending topik.
Jam 23.00 pesta itu masih berlangsung sekalipun tidak semeriah tadi.
Keesokan pagi nya keluarga Wen sarapan bersama.
''Daddy mau ke perusahaan hari ini?'' hanya Alina.
''Ya, kenapa kamu mau ikut,'' jawab sang daddy.
Alina hanya menggeleng.
Dan itu membuat ke dua orang tua nya heran.
Karena diam nya Alina adalah bentuk dari masalah.
Dan mereka yakin ada yang putri nya itu pikir kan.
''Mau refreshing?'' tanya sang daddy.
Alina menggeleng.
''Aku kangen sama kak Axcel, tapi dia tidak pernah mau mengangkat telpon ku,'' ucap nya jujur.
''Mungkin kakakmu sedang sibuk sayang,'' jawab sang mommy.
''Dad, Mom, apakah semua orang pantas jatuh cinta?'' tanya Alina tiba tiba.
Kedua orang itu hanya menatap Alina dengan heran.
''Wajar sayang, karena rasa suka itu akan datang dengan sendiri nya, entah dari pandangan pertama, sering bertemu,dll,'' jawab mommy Luna.
''Apakah cinta harus diperjuang?'' tanya nya lagi.
''Harus, karena kita tidak akan tahu bagaimana akhir nya, jika kita tidak pernah mencoba,'' jawab mommy Luna dengan bijak.
''Tapi kita juga harus tahu batasan sayang,'' jelas daddy Al.
''Jika orang yang kita kejar sudah bahagia dengan orang lain, maka kita yang harus mundur, karena sudah pasti kita tidak akan pernah bahagia jika berada di tengah-tengah mereka.''
''Kita yang harus bisa mengontrol diri sendiri, apakah maju atau mendur.''
Alina hanya mengaguk sebagai jawaban.
Dan Alina sudah tau apa yang harus dia lakukan.
Dia tidak akan menyerah untuk mendapatkan hati Billy.
Karena sejauh ini Billy tidak pernah memperlihatkan jika ia sedang tertarik dengan perempuan.
Dan Alina yakin, jika orang yang bersama dengan Billy tadi malam hanyalah sebatas teman, atau tekan kerja.
Setelah selesai sarapan mereka sibuk dengan kegiatan masing masing.
Saat Alina bersantai ia mendapatkan tamu yang tidak di undang.
''Mama Sea,'' ucap Alina kaget.
''Maaf jika mama mengganggu,'' ," jelas mama Sea.
''Tidak kok, Ma," balas Alina.
''Ada apa mama ke sini?" tanya Alina kepo.
Karena sudah pasti ada hal penting.
''Mama mau minta tolong sama kamu," jelas Mama Sea.
''Apa," jawab Alina.
Mama Sea mengeluarkan koyak makan.
''Kamu pergilah ke kantor Billy, berikan ini pada nya,'' jelas mama Sea.
''Mama khawatir karena sering kali Billy lupa makan,'' ucap mama Sea dengan pura pura sedih.
Sedang kan di kantor Billy sendiri sangat sibuk hari ini.
"Bagaimana persiapan meeting hari ini?" tanya Billy pada asisten pribadi nya sekaligus sahabat nya tersebut.
"Semua sudah siap Tuan, berkas sudah di tandatangani, kita hanya perlu menemui mereka, dan mereka sudah menunggu kita." Jawab Alfan.
"Bagus kita pergi sekarang!" ucap Billy dan langsung berdiri dari tempat singgah sana nya, Billy lebih dulu merapihkan jas, dan mengancingkan nya, lalu berjalan keluar dari ruang kerja nya menuju lift.
Tapi entah Billy merasa ada yang mengganjal.
Hari ini Billy akan pergi ke salah satu hotel bintang lima untuk meeting bersama klien nya, dan di saat pintu lift terbuka Billy sangat terkejut ketika melihat sosok yang sangat ingin ia hindari justru berada di dalam sana.
Siapa lagi kalau bukan Alina.
"Hai Bi,'' sapa nya Alina.
''Alina,'' ucap Billy yang masih terkejut.
Karena bagi nya Alina seperti hantu.
Yang ada di mana mana.
Billy tidak tau harus bersaksi seperti apa.
Mau mundur kena, maju apalagi.
Billy hanya bisa membuang nafas nya dengan kasar.
Bagaimana untuk bab hari ini ?
Jangan lupa tinggalkan jejak ya bestie.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 63 Episodes
Comments
Pinky
So sweet ya mereka
2023-09-03
1