Pusat perhatian

Pagi yang cerah menyambut seseorang yang sedang murung tanpa adanya semangat.

Segelas kopi yang hadir mencoba untuk menggeser segala perasaan lemah, letih yang ada.

Seraya memberitahu jika hidup tak akan berubah jika hanya memandangi masa lalu yang kelam.

Selamat pagi untuk mu di sana yang sedang duduk membaca cerita dari author.

Billy meninggal kan Alina sendirian.

Kedatangan Alina, dan kejadian beberapa menit yang lalu membuat nya tidak berkonsentrasi untuk menyetir.

Billy sadar, jika sikap nya kepada Alina keberlakuan, tapi itu juga demi kebaikan Alina sendiri.

Entah apa yang terjadi, tapi hanya Billy, dan juga Axcel yang tahu alasan nya.

Dan Axcel pun sudah berjanji untuk tidak memberitahu apapun pada Alina.

Billy menghentikan mobil nya, dia menundukkan kepala nya di stir.

Kedatangan Alina membuatnya tidak fokus.

Sejak Billy tahu beberapa bulan yang lalu, jika Alina akan pulang ia sudah mewanti-wanti semua nya.

Dan ia tidak akan berpengaruh dengan apapun yang akan Alina lakukan.

Meskipun terkesan sangat jahat tapi, Billy tidak peduli dengan semua itu.

Karena diri nya dan Alina tidak akan pernah bersatu menurut Billy sendiri.

Hubungan keluarga mereka sangat erat.

Hubungan ke dua orang tua mereka sudah melebihi saudara kandung, mereka seperti jiwa dan raga.

Billy juga tidak ingin jika Alina masih bersikap seperti dulu lagi, seperti waktu mereka masih sekolah.

Billy ingin membuat jarak, dan juga tembok untuk hubungan nya dengan Alina.

Semoga saja Alina tidak keras kepala.

Dan mau menjauh dari nya sekali pun itu sangat sulit, jika Alina menjauh itu akan sangat jauh lebih baik.

Billy lebih rela jika ia di benci oleh Alina, dari pada harus di kejar-kejar.

Dan Billy menantikan hal itu terjadi.

Setelah di rasa sedikit tenang, dan ia bisa berkonsentrasi untuk mengendarai mobil nya, Billy langsung melanjut kan perjalanan nya menuju ke kantor.

Karena hari ini adalah hari yang sibuk untuk nya.

Dia harus meeting dengan beberapa klien, dan juga harus memimpin rapat.

Perusahaan yang di pimpin oleh Billy adalah milik mama nya.

Sedangkan mama nya memilih untuk membangun usaha baru di bidang sepatu.

Sedangkan Alina sendiri masih berada di rumah Tyson.

Alina memilih untuk mengistirahat kan tubuh nya di kamar nya yang berasa di kediaman Tyson.

Alina berpikir keras dengan sikap yang Billy tujukan kepada nya.

Alina mengingat apakah ia pernah melakukan kesalahan.

Apakah dia dengan tidak sengaja menyinggung Billy.

Karena jika ia sadar, Alina tidak akan pernah menyinggung nya.

''Seberapa kuat aku berubah untuk mengingat nya, sekuat itu pula, aku tidak pernah menemukan jawaban nya,'' ucap Alina dengan frustasi.

Sesuai keinginan nya ia ingin istirahat sebentar.

Dan Alina bangun setelah jam 12.45.

Setelah berpamitan kepada asisten rumah tangga Tyson, Alina langsung pergi.

Dan tujuan nya saat ini adalah ke butik, dan ia sudah janjian dengan Mikha.

Sampai di sana ternyata Mikha sudah berada di dalam.

''Akhirnya, Kakak datang juga,'' ucap Mikha terlihat sangat happy.

''Maaf, apa kamu lama menunggu ku?'' tanya Alina merasa bersalah.

''Tidak kok, Kak, aku juga baru datang,'' jawab Mikha.

''Mikha kamu tidak perlu mengantar ku jika kamu ada kegiatan lain,'' ucap Alina tiba tiba.

''Apakah aku terlihat orang sibuk?'' tanya Mikha menjawab pertanyaan Alina.

''Aku tidak apa-apa Kak ,malah aku senang bisa menemani Kakak sampai acaranya nanti malam, selain nemenin kakak untuk membeli gaun, aku juga bisa ingin melakukan hal yang sama,'' lanjut Mikha.

''Baiklah ayo cari baju yang kamu suka,'' ajak Alina.

''Aku tidak ingin pakaian yang terlalu terbuka di bagian atas,'' jelas Mikha pada Alina.

Mikha hanya takut jika pilihan Alina jatuh gaun yang terbuka, karena sudah lama berada di luar negeri.

''Baiklah mari kita cari yang kamu suka,'' ucap Alina dengan merangkul menjadi Mikha.

Setelah mereka berkeliling mereka mendapat kan apa yang Mikha sukai.

''Kakak mau baju nya seperti apa?'' tanya Mikha pada Alina.

''Yang cocok aja,'' jawab Alina simple.

Karena memang Alina tidak suka hal yang berlebihan.

''Apakah kakak tidak apa-apa jika bagian atas nya terbuka?'' tanya Mikha.

''Tidak masalah tapi jangan yang terlalu mencolok, jika tidak keberatan bolehkah Tuan Putri saja yang memilih kan baju untuk Princes ini,'' ucap Alina pada Mikha.

''Dengan senang hati Princes,'' jawab Mikha tersenyum dengan sedikit membungkuk, dan memegang ujung dress nya.

Setelah mendapat kan apa yang mereka cari, mereka langsung pergi ke salon.

Tapi sebelum itu mereka menyempatkan untuk makan terlebih dahulu, karena Mikha belum makan siang.

Karena kesehatan adalah yang paling utama.

Setelah itu mereka langsung pergi, dan tidak usah mengantri karena mereka memiliki kartu gold, di mana orang yang memiliki kartu itu akan di dahulukan.

Dan saat ini mereka sedang di rias, dengan menyesuaikan baju yang mereka bawa.

Begitupun, juga dengan tatanan rambut.

Model rambut Alina, dan Mikha sangat berbeda.

Alina memilih rambut nya untuk di gerai saja, tapi di tata serapi mungkin dengan beberapa hiasan kecil di rambut nya, sedang kan rambut Mikha di tata sangat rapi, karena gaun nya sudah tertutup di bagian pundak nya.

Setelah itu mereka langsung pergi ke hotel xxx, karena Alina bintang utama nya malam ini.

Tidak ada para orang tua hanya pesta untuk anak muda.

Alina mengingat kan Mikha untuk tidak terlalu banyak minum, jika sampai itu terjadi maka dengan berat hati Alina akan meninggal kan Mikha sendiri.

Setelah beberapa menit mereka sudah berada di depan gedung.

Pintu mereka di buka kan oleh sopir.

Seperti biasa jika sudah menyangkut ke tiga keluarga pengusaha tersebut, maka semua nya akan trending.

Apalagi kedatangan Alina yang banyak mengejutkan banyak pihak.

Mereka tidak ada yang tahu jika Alina sudah kembali.

Padahal di undangan nya sudah di tulis dengan sangat jelas jika pesta itu di adakan untuk menyambutnya.

''Nona Alina kapan anda datang?''tanya salah satu wartawan.

Alina hanya tersenyum tidak berniat untuk menjawab.

Karena memang sesi tanya jawab setelah acara itu selesai.

''Nona Mikha akan datang bersama dengan nona Alina, tidak kah kalian memiliki pasangan?'' tanya nya lagi.

Mikha juga melakukan hal yang Alina lakukan.

Untung saja pihak keamanan melindungi mereka, karena sekarang ke dua gadis itu sudah merasa tidak nyaman.

Karena banyak nya wartawan yang mengelilingi mereka ber dua.

Sampai di dalam pun mereka masih menjadi pusat perhatian.

''Bisakah semua perhatian ini menjadi milik orang lain,'' gerutu Alina.

Mikha yang mendengar itu hanya tersenyum.

Karena Alina memang tidak terbiasa dengan hal yang seperti itu, berbeda dengan Mikha yang sudah mendalami perannya, karena ia sering di bawa orang tua nya menghadiri beberapa pesta.

Sampai akhir nya keinginan Alina terkabul.

Di mana semua orang sudah tidak peduli dengan keberadaan nya sekalipun dirinya yang memiliki acara.

Karena ada objek yang lebih menarik untuk mereka, dan Alina tidak peduli.

''Ka - kak lihat itu,'' ucap Mikha dengan terbata.

''Itu Billy,'' jelas Mikha.

Alina menengok dan.

Deg

Apa yang Alina lihat.

Tunggu di bab selanjutnya.

...Jangan lupa mampir ke karya author yang baru ya besti...

...Jangan lupa dukungan ya bestie...

...Like, koment and vote dan juga jangan lupa klik favorit nya ya agar tak ketinggian update terbaru dari author ya...

...Koment yang positif ya bestie kasih saran boleh memberikan ide agar cerita ini terus berkembang...

...Jangan koment yang bikin mood author down dan menjadi males untuk nulis karena baca koment kalian...

...💞💞💞💞...

Terpopuler

Comments

Pinky

Pinky

Udah empat bab aja ya bestie

2023-09-03

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!