Alina tidak menyangka dengan perlakuan Billy terhadap nya.
''Apa kata nya ketuk pintu dulu, sejak kapan,'' gumam Alina heran.
Karena dulu tidak ada peraturan seperti itu, saat dirinya datang ia bisa langsung masuk ke kamar Billy sesuai keinginan nya, keluar masuk sudah hal biasa, tidak ada kata ketuk pintu, tapi sekarang bukan hanya ada peraturan, tapi juga ucapan Billy terkesan sangat kasar terhadap nya.
Padahal dulu jika tidak, sekalipun Billy tidak menyukai nya Billy tidak akan pernah berkata kasar atau pun meninggikan suaranya.
Tapi, sekarang lihat lah, Billy bahkan menutup pintu itu dengan sangat keras tepat di depan nya, padahal dulu Billy selalu melindunginya.
Alina tidak percaya, tetapi itu lah yang terjadi.
''Apa yang membuat nya berubah,'' heran nya.
Tapi itu semua tidak akan membuat nya mundur, Billy adalah salah satu tujuannya, dan tiba-tiba Alina merasa pipi nya tiba-tiba memanas.
Melihat Billy telanjang dada membuat jantung nya berdetak sangat kencang, dan itu tidak bisa di kendalikan.
Senyuman nya tidak pernah luntur dari bibir tipis nya.
Alina merasa banyak kupu-kupu yang berterbangan, karena setelah sekian lama ia bisa bertemu lagi dengan Billy.
Orang yang sangat ia kagumi sedari kecil.
Sedang kan yang di dalam kamar.
Billy masih tidak bergeming di balik pintu itu.
''Sial,'' umpat nya.
''Alina sialan,'' ucap nya dengan emosi tapi juga dengan pipi yang memerah pertanda ia sangat malu.
Billy tidak pernah merasakan situasi seperti tadi, itu sangat lah memalukan.
Billy juga tidak pernah memperlihatkan tubuh kekarnya kepada siapapun, tapi Alina dengan mudahnya melihat keselurahan nya, entahlah Billy tidak tau harus mengatakan apa.
Yang bisa ia lakukan setelah ini adalah pura pura tidak terjadi apa-apa.
Agar perempuan yang berada di depan pintu kamar itu tidak kepedean.
''Bi,'' panggil Alina setelah ia sadar dengan kekaguman.
''Bi, sudah selesai belum, aku udah kesemutan ini nungguin kamu,'' teriak Alina.
''Berisik,'' teriak Billy dari dalam kamar.
''Maka nya cepetan,'' balas Alina.
Ceklek.
Pintu kamar terbuka disusul Billy yang terlihat sangat gagah di mata Alina.
Bahkan Alina tak berkedip saking terpesonanya dengan Billy.
Padahal saat ini Billy menggunakan pakaian kerja berwarna maroon.
''Woy, kalau mau kesurupan jangan di sini," ucap Billy.
Karena Alina mematung di depannya.
''Eh, enak aja," jawab Alina tak terima.
''Datang ya ke acara ku?" ucap Alina.
''Acara apa?'' tanya Billy.
''Makan makan,'' jawab Alina.
''Kapan acara nya?'' tanya Billy.
''Nanti malam,'' jawab Alina.
"Acara itu akan berlangsung nanti malam, tapi, kenapa kamu malah datang ke sini?" tanya Billy tanpa menatap ke arah Alina, karena mata nya sedang fokus menatap ponsel di tangan nya.
''Aku hanya ingin memastikan sendiri, kamu mau datang apa gak,'' jelas Alina.
''Kamu kira aku gak punya kerjaan,'' ucap Billy dengan ketus.
"Bi,'' panggil Alina.
Karena sejak tadi Billy sibuk dengan handphone nya.
Alina ingin mengambil hand phone tersebut, tapi tangan nya kalah cepat dari Billy karena tangan nya lebih panjang.
"Jangan pernah menyentuh apapun milik ku," ucap Billy dengan dingin, dan dengan raut wajah yang datar, ia segera berjalan melewati Alina begitu saja.
''Dasar beruang kutub,'' teriak Alina kesal.
''Dia sebenar nya kenapa sih? kok aku ngerasa dia sedang menjaga jarak, seakan-akan dia sedang memusuhi ku,'' heran Alina.
''Apa aku memiliki kesalahan, tapi aku tidak merasa melakukan apapun, bahkan sudah hampir 4 tahun aku tidak bertemu dengan nya, mana mungkin aku membuat salah,'' ucap nya dengan yakin.
''Eh,'' kaget Alina, karena Billy sudah menjauh dari nya.
''Bi," teriak Alina.
Tapi tidak di hiraukan oleh Billy.
Dan Alina berjalan mengikuti Billy dari belakang.
"Bil, aku boleh ikut ke kantor mu gak, " tanya Alina dengan tatapan memohon.
"Tidak boleh." jawab Billy yang terus berjalan tanpa menghiraukan Alina.
"Bi, please,'' ucap nya dengan nada yang di buat seg gemes mungkin.
''Tidak,'' jawab Billy tegas.
''Ayolah sekalian aku temenin kamu di kantor setelah itu kita ke acara ku," jelas Alina.
''Di mana acaranya nanti malam?'' tanya Billy.
''Di hotel, Daddy yang berada di xxx,'' jawab Alina mantap.
Mendengar itu Billy hanya membuang nafas nya dengan kasar.
''Dan, kamu jangan lupa kita harus berangkat bareng ingat itu,'' ucap Alina.
"Alina bukan kah acara itu milikmu, seharusnya tuan rumah ada di tempat sebelum para tamu datang, kenapa kamu malah ingin bareng aku," ucap Billy menatap gadis itu dengan kesal.
"Memang acara ku, siapa juga yang bilang acara itu acara mu," jawab Alina sembari tertawa.
Billy hanya bisa membuang nafas nya dengan kasar.
Billy ingin sekali menghindar Alina, tapi sayangnya tidak bisa, sebab di ruang tamu ada mama Sea.
''Ma, Billy pergi meeting dulu,'' pamit Billy pada sang mama.
''Ajak aja Alina biar Alina bisa lihat lihat suasana di kantor seperti apa, Mama dengar dia juga sedang mencari kerja,'' ucap Mama Sea yang membawa angin segar untuk Alina.
''Siapa tau Alina cocok, dan bisa kerja di kantor kita,'' lanjut mama Sea.
''Ya udah kalau gitu mama masuk dulu, kalian hati-hati di jalan.''
''Iya, Ma," jawab keduanya kompak.
Alina senang bukan main ia bahkan ia terlihat sangat bersemangat.
Saat melihat sang Mama sudah pergi, Billy langsung mengancam Alina.
''Pilih aku datang ke acara mu nanti malam, atau kamu akan ikut aku ke kantor,'' ucap Billy dengan tajam.
Alina yang mendapat pertanyaan seperti itu mana bisa langsung jawab keduanya sama-sama penting.
Melihat Alina yang tidak menjawab Billy tersenyum.
''Aku anggap kamu pilih yang pertama,'' jelas Billy.
Setelah mengucapkan itu Billy langsung pergi tanpa mempedulikan Alina.
"Billy Tyson, kamu itu menyebalkan!" Teriak Alina sangat kesal.
"Untung saja aku mencintaimu, kalau tidak sudah aku kutuk kau menjadi pria bujangan seumur hidup." Umpat Alina dengan wajah yang kesal.
Alina merasa sangat geram dengan ulah Billy.
Tapi ia juga tidak bisa apa-apa.
Acara nanti malam memang hanya untuk menyambut kedatangannya, dan juga bertemu kawan lama, tapi jika Billy tidak datang acara itu akan hampa.
''Aku tidak boleh kecolongan kali ini,'' ucap Alina dengan serius.
''Aku harus memantau nya 24 jam, tunggu-tunggu apakah Billy sudah memiliki pacar,'' tanya nya pada diri nya sendiri.
''Apakah itu alasan nya membangun benteng dengan ku.''
''Membayangkan saja sudah membuat ku sakit, apalagi jika itu kenyataan.'' Gumam nya lirih.
''Aku tidak boleh kendor,'' ucap Alina semangat.
Apa yang akan lakukan Alina setelah nya.
Jangan lupa dukungan nya bestie.
Terimakasih.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 63 Episodes
Comments
🌈Rainbow🪂
Suka ceritanya
2023-06-18
1
Aghitsna Agis
blm up lg niij
2023-06-03
1
Aghitsna Agis
lanjut thor kayanya boli kecewa alina sekolah keluar pengennya sm2 sekolahnya up.lg penasaran thor ceritanya jgn sampai ratusan bab ya
2023-06-03
1