“Buk Guru, hati-hati di rumah. Titip salam buat mertua,”ucap Leo dengan santainya kepada Laura yang sudah meninggalkan dirinya dan bahkan tidak peduli dengan apa yang ia ucapkan. “Buk Guru! Saya siap kok buat jadi tukang ojeknya ibu guru tiap hari! Mau keliling ke mana pun saya antar!”
Laura yang sudah mencapai pintu dan masih mendengar suara teriakan laki-laki tersebut merupakan tangannya dan kemudian masuk ke dalam rumah sembari membanting pintu dengan sangat keras hingga membuat Leo yang masih di depan rumahnya terkejut.
“Laura apa yang kamu lakukan!” teriak ibunya saat mendengar pintu rumah mereka bak ingin lepas dari engselnya.
“Tidak apa-apa mama!”
Leo menarik nafas panjang dan mengusap dadanya. Kemudian ia menarik satu bibirnya membentuk sebuah senyum miring. Itu kebiasaan dirinya karena merasa ganteng seperti itu. Laki-laki tersebut menatap dirinya di kaca dan kemudian menyisir rambutnya dengan jari tangannya.
“Gue ganteng banget hari ini. Pasti bu guru Laura yang cantik klepek-klepek sama gue!” Meskipun seperti itu Ia tetap percaya diri, itulah kelebihan yang dimiliki oleh Leo.
Pria itu menarik nafas panjang dan kemudian menyalakan motornya lalu meninggalkan halaman rumah Laura. Laura masih mengintip laki-laki tersebut dari balik korban dan bisa bernapas lega saat melihat penggemar akutnya tersebut telah pergi.
“Kenapa masih di depan pintu?” tanya ibunya bingung saat melihat dirinya yang tidak berkutik sama sekali.
Laura mengusap belakangnya untuk mencari alasan menjawab pertanyaan ibunya tersebut. Tidak mungkin ia mengatakan bahwa Leo lah yang telah mengantarnya pulang. Karena ibunya sangat marah saat mengetahui bahwa ia berpacaran dengan anak SMP yang mana statusnya juga baru masuk sekolah menengah pertama tersebut.
Jika diingat-ingat lagi pun Laura juga bingung kenapa ia bisa berpacaran dengan laki-laki tersebut dahulu. Lebih parahnya lagi mereka hanya berpacaran sebulan, itu benar-benar di luar nalar.
“Nggak papa,” jawab Laura santai dan kemudian masuk ke dalam kamarnya.
Ibunya mengerutkan keningnya. Ia pun berkacak pinggang dan bingung dengan anak zaman sekarang yang tidak ingin berbicara sama sekali mengenai masalah mereka. Padahal ibunya ingin terlihat dekat dengan Laura.
“Apa yang telah disembunyikan anak itu? Terlihat sekali kalau dia seperti menyimpan sesuatu!”
Ibunya pun berharap bahwa bukan sesuatu yang buruk tengah ditutupi oleh Laura. Ia pun memandang keluar jendela dan memang tidak ada apapun di sana.
Merasa situasi sudah semakin membaik, wanita tersebut pun pergi ke dapur untuk melanjutkan memasak.
“Kamu jangan lupa pergi kuliah! Malam ini ada mata kuliah kan?!”
“Iya Mama!”
Laura menarik nafas panjang di dalam kamarnya. Seketika moodnya untuk mengerjakan tugas kuliah pun semakin memburuk. Semua itu terjadi karena anak bandel itu. Bahkan ia ingin rasanya resign dari sekolah tersebut, namun mengingat bahwa Ia membutuhkan uang untuk kuliah maka ia pun harus berpikir dua kali untuk resign.
“Kenapa aku harus bertemu dia di dalam hidupku?” Laura menarik nafas panjang dan kemudian meletakkan wajahnya di atas meja.
Sebuah kekonyolan yang begitu nyata. Dan pada kenyataannya ia masih sanggup berdiri di sekolah swasta tersebut walaupun ia harus menghadapi ujian seperti itu bertahun-tahun lamanya.
Tapi syukurnya anak itu baru saja naik ke kelas 3, nanti sebentar lagi Ia juga akan terbebas dari hama laki-laki tersebut.
Laura memegang kepalanya yang berdenyut. Ia harus mengerjakan banyak tugas, yakni tugas sekolah dan juga tugas untuk kuliah. Belum lagi mengurus anak murid. Betapa repotnya seorang Laura.
••••••••
Leo pun membuka pintu kamarnya dengan kencang dan menutupnya juga dengan dorongan yang cukup keras hingga menghasilkan bunyi yang nyaring dan dapat didengar seluruh rumah. Itu bukan pertanda ia kesal, tapi pertanda bahwa Ia memang adalah anaknya nakal yang tidak mempedulikan etika di rumah.
Namun sayangnya lagi orang tuanya anak sibuk bekerja dan tidak pernah memikirkan bagaimana tata krama yang dimiliki oleh anak mereka. Bukan rahasia umum lagi jika Leo adalah anak dari orang kaya dan bahkan sekolah tersebut milik ayahnya. Maka dari itu ia sangat berani sekali bertindak di sekolah tersebut.
Tapi sangat sedikit yang mengetahui hal tersebut. Termasuk Laura juga tidak mengetahuinya. Tapi ia tetap takut kepada Leo karena merasa jika laki-laki tersebut anak dari orang kaya dan pasti memiliki power di sekolah tersebut.
Tanpa membuka baju sekolahnya, Leo pun langsung duduk di depan komputer untuk bermain game. Ia membuka dasinya dan juga beberapa kancing baju sekolahnya sehingga aura bad boy nya semakin keluar. Laki-laki tersebut juga memainkan lidahnya dan terlihat sangat tampan.
Ia bermain game hingga lupa waktu dan tidak mengerjakan tugas yang diberikan oleh sekolah. Merasa bosan dengan hal tersebut, Leo pun mengambil ponselnya dan mencari nomor Laura. Sayangnya walaupun ia berganti nomor beberapa kali dan tetap di blok oleh wanita itu.
Untuk mengobati rasa rindunya yakini cinta pertamanya Leo membuka galeri. Masih ada foto jadul mereka di mana itu adalah cinta monyet seperti yang dikatakan oleh Laura ketika mereka putus. Tapi jika cinta itu adalah cinta monyet lantas kenapa dirinya sampai sekarang tidak bisa mencintai orang lain selain Laura.
Ia merasakan perbedaan yang sangat luar biasa ketika bersama wanita tersebut. Ia bahagia jika dekat dengannya dan nyatanya ia tidak menganggap Laura sebagai cinta monyetnya.
“Kenapa sih ibu harus cantik banget?”
Leo menarik nafas panjang dan kemudian keluar dari dalam kamarnya. Ia menuju ke arah dapur untuk mencari makanan kesukaannya yang telah disiapkan.
“BIBI!!”
“IYA DEN BENTAR!”
Ketika ia memanggil pembantunya tersebut mereka akan datang dengan cepat dan menyiapkan makanan untuknya. Pembantu di rumah itu selalu saja menutupi keburukan Leo dari orang tuanya. Melihat Leo yang begitu tampan dengan pakaian sekolahnya namun juga di satu sisi ia harus memperingatkan anak itu mengganti pakaiannya.
“Aden kenapa nggak buka bajunya? Besok mau dipakai!”
Leo dengan santainya malah membuka bajunya dan bertelanjang dada. Sontak pembantu tersebut terkejut dan apalagi pembantu muda yang ada di rumah itu tak sengaja melihat hal tersebut saat ingin ke dapur refleks langsung memalingkan wajahnya.
“Aduh Aden bukan seperti itu.”
“Lah mulu perasaan gue,” ucap Leo tidak habis pikir dan kemudian dengan santainya melahap makanannya tanpa beban.
“Aden maksud bibi itu ganti pakaiannya bukan buka baju di sini.”
“Nggak apa-apa lagi pula cuman ada bibi sama yang lainnya. Santai aja.” Memang laki-laki bernama Leo ini tidak memiliki rasa malu sama sekali.
Selesai melahap makanannya, Leo pun hendak kembali ke dalam kamar. Akan tetapi ia mengharapkan kening saat mendengar Bel rumah mereka berbunyi.
Hanya dengan bertelanjang dada Ia pun keluar untuk melihat siapa yang datang. Saat membuka pintu tersebut ia terkejut bahwa yang datang adalah Nisa salah satu orang yang sangat terobsesi dengannya.
Nisa terkejut melihat penampilan Leo yang benar-benar mencengangkan.
•••••••
TBC
JANGAN LUPA LIKE DAN KOMEN SETELAH MEMBACA. TERIMA KASIH SEMUANYA YANG SUDAH MEMBACA.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments
Defi
Leo tingkat kepedean kamu berat sekali mencapai 1 kg kah atau lebih 🤭😁
2023-06-04
0