Part 2

“Ck, lo apaan dah berani banget goda ibu Laura, kan dia guru killer,” ucap Nafual dan Leo berlagak biasa saja karena untuk apa takut dengan Laura. Justru pada saat ia sedang marah ia sangat terlihat cantik. Itulah kenapa alasannya dirinya tidak pernah takut kepada Laura dan malah ingin membuat ibu guru cantik tersebut marah karena dirinya.

“Lo kayak nggak tahu Leo aja,” ucap Alexander seraya meminum air Aqua.

Mereka terlihat santai sembari menikmati pemandangan yang sangat indah yang ada di belakang sekolah mereka. Seperti biasanya di saat orang sedang mengadakan jam pelajaran ia malah menghabiskan waktu belajar mereka dengan nongkrong di belakang sekolah.

Itu sudah menjadi hal yang lumrah bagi mereka maka dari itu sama sekali tidak ada rasa takut di hati mereka. Tapi dapat ditebak ujung-ujungnya pasti mereka akan dikejar-kejar oleh guru.

Naufal dengan santainya malah bermain ponsel pada saat Laura setelah aku guru BK mendatangi mereka semua yang tidak mengikuti jam pelajarannya. Padahal anak IPA terkenal dengan kecerdasan dan kepatuhan mereka saat belajar. Apalagi ini adalah sekolah swasta yang paling terkenal dan juga paling bagus akan tetapi anak IPA di sekolah itu yang tak lain adalah ketiga orang tersebut sama sekali tidak mencerminkan sebagai anak IPA.

Alexander juga biasa saja melihat guru BK tersebut. Biasanya ia akan takut tapi sesungguhnya Dia tidak takut beneran. Sedangkan sudah pasti seorang Leo akan merasa berbunga-bunga saat melihat sang pujaan hatinya datang.

“Hai Ibu cantik,” ucap ucap Leo saat menyapa Ibu Laura yang baru saja mendekati dirinya.

Laura memandang tajam mereka semua tanpa ada ekspresi di wajahnya. Terlihat jelas bahwa ia benar-benar marah kali ini dan tentu saja tidak dapat ditawar dengan hanya godaan yang diberikan oleh Leo.

Melihat Naufal yang malah asik bermain handphone di depannya tanpa ada rasa takut sama sekali dan alias sebenarnya ia tidak menyadari Laura ada di depannya. Karena ia sebagai guru merasa tidak dihargai, Laura pun mengambil ponsel Naufal dan kemudian menyimpannya.

Naufal terkejut bukan main dan hendak memaki yang ia kira yang melakukannya adalah Alex. Namun pada saat melihat orang tersebut adalah ibu Laura ia langsung terdiam kaku dan memandang ke arah dua temannya yang juga terlihat santai.

“Kenapa kalian nggak bilang kalau ada Ibu Laura,” kalau kenapa saya menyenggol Alex seolah-olah menyalakan pria itu.

“Makanya lo jangan main HP mulu!”

“Apa yang kalian lakukan di sini? Jam berapa sekarang? Kenapa kalian tidak di dalam kelas?” beragam pertanyaan dilontarkan oleh Laura kepada ketiga muridnya yang sukar diatur tersebut.

“Eh Ibu cantik banget ya hari ini,” ucap Naufal basa-basi ingin mengurangi amarah gurunya tersebut.

Rasa percaya dirinya di awal hilang begitu saja ketika Naufal melihat tangan Laura yang terkepal dan siap meninju wajahnya. Ia pun langsung menelan ludah dengan susah payah dan membuang wajahnya.

“Kenapa sih Ibu marah-marah mulu, kan kita Cuma nongkrong bukan ngapa-ngapain.”

Kontan mata Laura langsung terbuka saat mendapatkan jawaban seperti itu dari Alex.

“Jadi tujuan kalian pergi sekolah itu mau nongkrong atau mau belajar,” tanya Laura dengan sabar.

“Mau lihat ibu guru cantik,” jawab Leo dan membuat kedua temannya terbahak-bahak.

“Kamu! Saya ngomong ini baik-baik ya, kamu harus tahu status kamu itu apa! Baru kamu berbicara yang lebih sopan lagi!”

“Status? Mantan maksudnya?”

Laura menarik nafas panjang dan kemudian langsung memukul ketiga anak muridnya tersebut menggunakan kayu yang sudah ia sediakan sebelum datang kemari. Memang ini tujuan ia membawa kayu karena dirinya tidak akan menang jika berargumen dengan mereka.

“Apakah pantas seorang murid sepertimu berbicara seperti itu kepada guru? Ke mana hilangnya rasa sopan santun anak zaman sekarang?”

Naufal, Alex dan Leo baru terdiam saat mendengar Laura benar-benar marah dan bahkan sampai memukul mereka. Tidak ada pilihan lain Mereka pun terpaksa untuk kembali ke kelas dan mengikuti pelajaran yang sangat membosankan.

••••••

Laura menatap ke arah jam tangan yang terpasang di pergelangan tangannya. Wanita itu menghembuskan nafas dengan kesal karena go-jek yang ia pesan belum juga datang. Padahal Ia ingin sekali cepat pulang karena ingin menyelesaikan tugas kuliahnya.

Ia menentukan kepalanya dan melindungi diri dengan tangannya saat matahari yang begitu panas berada di bawah dirinya. Laura tidak tahu apa yang membuat hari ini begitu panas padahal kemarin hujan sangat deras. Apalagi ini adalah akhir tahun dan seharusnya ini adalah musim hujan.

“Butuh tumpangan nggak ibu guru cantik?” Selalu saja ada orang ini di mana pendirinya berada. Laura menghembuskan nafas kesal dan ingin kembali ke sekolah karena tidak ingin ikut dengan pria itu sebab Ia lebih baik tinggal lebih dulu daripada ikut dengan pria tersebut.

Tiba-tiba notifikasi dari ponselnya berbunyi. Laura pun menetap bahwa notifikasi tersebut dari aplikasi go-jek. Ia begitu bahagia dan menyangka bahwa go-jek yang ia pesan akan segera sampai. Tapi siapa sangka gojek yang ia pesan malah meminta maaf karena terjadi masalah dengan motornya.

Laura memandang ke arah Leo yang masih setia menunggu dirinya. Wanita itu pun memutar bola matanya malas dan lebih memilih untuk berjalan kaki.

Leo tidak mengerti kenapa Laura begitu keras kepala. Padahal ada dirinya dan masih rela berjalan kaki di bawah terik matahari yang sangat panas hari ini.

“Ibu, ada saya lho yang lebih gratis. Ibu bebas mau ke mana pun, mau keliling Jakarta juga nggak papa. Semuanya sayang kasih gratisan buat ibu.” Leo masih tetap kekeh dan mengiringi Laura yang berjalan kaki.

“Apakah kamu sama sekali tidak memiliki harga diri? Kau benar-benar merasahkan.” Laura dengan kesal mengatakan itu semua di depan Leo Karena ia merasa risih dengan kehadiran pria itu yang terus mengikuti dirinya.

“Kenapa ibu marah-marah sama saya? Dulu aja telat dikit dijemput pasti marah.” Mulai sudah pria ini mengungkit masa lalu yang menurutnya itu adalah aib dirinya dan sangat menyesalinya.

Sejujurnya Laura sudah sangat merasa lelah dan ingin beristirahat sebentar. Tapi jika laki-laki ini mengetahuinya pasti akan menjadi bahan ejekannya. Jadi Laura pun memutuskan untuk tetap berjalan kaki walaupun rasanya sangat perih.

Leo menyadari hal tersebut. Tapi ia tahu bahwa Laura sangat gengsi. Maka dari itu kali ini ia bersikap lebih serius.

“Ibu guru Laura, izinkan saya mengantar anda sebagai murid yang menghormati gurunya.” Laura pun berhenti berjalan dan memandang ke arah Leo.

Melihat wajah Leo yang serius dan tidak tengil seperti biasanya membuat Laura berpikir dua kali. Tidak masalah ikut dengan Leo apa lagi ia memang membutuhkan tumpangan.

Leo menarik kedua sudut bibirnya saat melihat Laura akhirnya luluh juga dan mau ikut dengannya. Karena ia meminta kepada Ibu gurunya sebagai seorang murid maka ia harus menghormati Laura di sepanjang jalan sebagai gurunya.

“Akhirnya bisa boncengin ibu guru cantik juga!”

••••••

TBC

JANGAN LUPA LIKE DAN KOMEN SETELAH MEMBACA. TERIMA KASIH SEMUANYA YANG SUDAH MEMBACA.

Terpopuler

Comments

Defi

Defi

Laura sabar ya, Leo sebenarnya suka ya sama Laura

2023-06-04

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!