Dua jam kemudian Jinrua sampai di apartemen, setelah pintunya dibukakan oleh Aya, mereka bergegas ke depan kamar Sian, “Sian, keluarlah, lihat siapa yang datang” teriak Aya di depan pintu.
Belum ada respon atau jawaban dari
Sian.
"Sayang, mama masuk ya" rayu Aya penuh kelembutan.
Saat Aya membuka pintu, terlihat Sian fokus mengoperasikan komputernya, karena masih merasa kesal pada mamanya.
"Hei, lihatlah siapa yang datang, pasti marah mu pada mama akan hilang" bujuk Aya lagi.
Sian menolehkan kepalanya pada Jinrua. “Dia papaku?” tanyanya lugu.
“Ia ini papa Sian” jawab Jinrua.
Sian langsung memeluknya, ia sangat bahagia kalau papanya benar-benar ada.
“Mama akan siapkan makan malam, bermainlah dengan papa”
Sian akhirnya mau keluar kamar, beranjak ke ruang tengah.
“Aku sangat senang bahwa memang benar Sian punya papa, papa tidak boleh pergi lagi, harus di sini, mengantar Sian ke sekolah, bermain bersama, makan bersama, belanja bersama, semua hal ingin aku lakukan bersama papa” ungkap Sian dengan penuh semangat.
Jinrua memeluk erat Sian yang sudah ia anggap sebagai anaknya sendiri.
“Sebentar ya Sian, papa mau ke toilet”
Jinrua meninggalkan ponselnya di meja dekat Sian, ia menuju dapur untuk berbicara dengan Aya.
“Apakah kamu selamanya tega melihat dia terus mencari papanya, sebaiknya kita temukan papa kandungnya,” ucap Jin yang merasa kasian dengan Sian yang lahir tanpa papanya.
“Tapi aku tidak tahu siapa dia, dan tinggal di mana, toh sekarang dia percaya bahwa kamu papanya”
“Tadi dia bilang ingin makan bersama papanya, bermain bersama, hingga mandi pun ingin ia lakukan, tidak baik jika semua keinginannya itu tidak terlaksana bagi perkembangannya” jelas Jinrua.
“Semua biar aku urus, dia hanya memiliki aku, aku akan jadi ayah untuknya”
“Sosok papa itu berbeda, mungkin kamu bisa mengubah penampilan seperti laki-laki tapi dia tidak bisa kamu bohongi, dia tetap membutuhkan papanya” tambah Jinrua.
“Susah ya membantah mu, aku memanggilmu kesini ya untuk menjadi papanya Sian, bukannya menceramahi ku seperti ini, dan ini adalah perintah, mutlak, tak bisa di bantah” tegas Aya.
“Tidak bisa! Aku juga punya keluarga, aku harus meluangkan waktu untuk istri dan anakku, karena selama ini semua pekerjaan aku yang handle, dan banyak sekali pekerjaan jadi sudah tidak ada waktu lain yang tersisa, lain cerita jika kamu mau memegang separuh pekerjaan” sindir Jinrua.
“Jadi kamu menyalahkan ku, dan memberikan semua pekerjaan itu padamu?, sudah bertahun-tahun kamu bisa, jadi tidak usah menyuruhku” ucap Aya tidak ingin mengambil tugas yang seharusnya ia emban.
“Ingat ! Sian yang membutuhkan papa, jika kamu tidak mau, aku sendiri yang akan berusaha mencari papa kandungnya” ancam Jinrua.
“Eh jangan!, iya iya, aku handle separuh pekerjaan, aku minta bagian hotel saja, selain itu kamu yang urus” tawar Aya.
“Gitu dong, aku kan bisa sedikit bersantai di weekend” kata Jinrua senang.
Tiba-tiba ponsel Jin berdering, terlihat foto keluarganya, Sian bertanya-tanya mengapa papanya memajang foto bukan dirinya ditambah notifikasi Istri sedang memanggil.
Sian yang pintar, tahu semuanya, ia percaya bahwa memang ia adalah anak selingkuhan yang tidak memiliki papa, lelaki yang diperkenalkan sebagai papa padanya adalah tipuan belaka. Apalagi ia tidak mirip dengannya, karena wajahnya juga tidak mirip mamanya, ia mengambil kesimpulan bahwa ia memiliki papa kandung yang disembunyikan oleh mamanya.
Sian sudah membulatkan tekad untuk mencari papa kandungnya tanpa sepengetahuan mamanya dan juga papa palsunya.
“Aku baru ingat masih ada janji dengan klien sebentar lagi, aku harus pergi, besok datanglah ke kantor, kita bicarakan masalah papanya Sian dan juga pembagian pekerjaan” pamit Jinrua pada Aya di dapur.
Sebelum pulang, Jin berpamitan pada Sian, "Sian putra papa, Minggu depan akan mengajakmu liburan, papa janji"
“Sian papa harus bekerja lagi, tidak papa kan, mama janji minggu depan kita akan liburan bersama” imbuh Aya dengan janji palsunya pada Sian.
Lalu mengantarkan Jin ke pintu keluar.
Sian tidak menunjukkan respon kecewa, agar Aya dan Jinrua tidak curiga bahwa ia sudah mengetahui semua kebohongan yang sengaja ditutup-tupi darinya.
***
Keesokan paginya, “Ini ponsel yang mama janjikan kemarin malam, mama akan menghubungi Sian jika tidak bisa menjemputmu, karena hari ini mama harus mulai bekerja” pesan Aya di dalam mobil mengantar Sian ke sekolah.
Setelah menurunkan Sian, Aya bergegas ke kantor menemui Jinrua. Tidak ada pegawai yang tahu bahwa ia adalah CEO yang sebenarnya di kantor itu.
Karena tidak memiliki kartu pegawai akses masuk ke kantornya, terpaksa Aya menghubungi Jinrua yang sangat lama menerima panggilannya.
Aya pergi ke petugas resepsionis, “Apakah tuan Jinrua ada di kantor? Tolong hubungi beliau, Aya sudah menunggunya di lobi” minta Aya pada resepsionis.
“Maaf nona, apakah anda sudah memiliki janji dengan tuan Jinrua?” tanyanya balik.
“Bagus, dia tidak mengenaliku,” katanya dalam hati.
Berbisik, “Aku teman kencannya, tapi jangan sampai ada yang tahu, ssssttt” ucap Aya melontarkan candaan yang membuat pegawai itu ternganga.
Tak lama kemudian Jinrua datang menghampiri Aya yang sudah menunggu di lobi.
“Sorry, ada rapat mendadak, aku lupa memberi mu kartu akses, kita langsung naik saja”
Aya mengangguk berjalan menggandeng Jinrua tak lupa ia mengedipkan sebelah mata kepada pegawai resepsionis sebagai tanda bahwa memang ia adalah teman kencan Jinrua.
“Kamu lihat tadi, tuan Jinrua memiliki kekasih yang dirahasiakan, aku tidak menyangka, ini akan menjadi gosip yang paling hot” cakap semua pegawai resepsionis di lobi.
***
“Wow, Bagus, sudah delapan tahun aku tidak kesini, auranya sudah berbeda berkat tuan Jinrua” puji Aya.
“Karena kamu sudah kembali, kamu yang berhak duduk di kursi itu, silahkan nyonya Sreya Gutama” ucap Jinrua mempersilahkan Aya duduk di kursi yang dulunya di duduki ayahnya yang menjabat sebagai CEO.
“Bagaimana dengan pemegang saham yang lain, mereka tidak tahu kedatanganku hari ini kan?” tanya Aya khawatir jika ketahuan ia pasti dipaksa untuk menduduki kursi yang seharusnya memang untuknya.
“Tidak ada, aku tahu jika kamu belum tertarik untuk duduk di kursi ini, terlihat dari permintaanmu yang hanya ingin mengelola hotel” kata Jinrua yang bisa membaca pikiran Aya.
“Brillian, memang paham betul partner kerjaku yang satu ini, oke, sekarang di mana berkas yang harus aku kerjakan, aku akan membawanya ke hotel, pasti di sana lebih nyaman”
Aya belum tahu keadaan hotel peninggalan ayahnya yang kini memiliki banyak masalah yang harus dipecahkan. Ia akan sangat sibuk dibuatnya.
“Pergilah ke hotel dulu, berkas dan pekerjaannya akan aku kirimkan, jadi kamu tidak perlu repot-repot membawanya” kata Jinrua yang menyembunyikan kesenangannya atas terbebasnya setengah beban pekerjaan di hotel.
“Kebetulan sudah waktunya menjemput Sian, oh iya, tadi pas di lobi, aku tidak sengaja mengaku pada resepsionis bahwa aku adalah teman kencanmu, jadi jika besok ada gosip panas tentangmu mohon diterima” ucapnya bergegas lari menjauh dari Jinrua.
Terdengar teriakan Jinrua, yang kesal pada Aya membawa masalah baru.
“Ayaaaaa!”
“Hi hi hi, maafkan aku ya Jin, besok akan ku ulangi” ucapnya sendirian di dalam lift.
Jinrua menyusul turun untuk menjelaskan pada resepsionis, tentang kebohongan Aya.
“Wanita yang tadi bukan teman kencanku, dia CEO yang asli, percayalah padaku, jadi jangan sampai ada gosip yang bukan-bukan tentangku dengannya besok, apakah kalian paham?” jelas Jinrua pada pegawai resepsionis yang terkejut melihat kedatangannya.
“Iya paham tuan Jin” jawab mereka tergagap.
“Kenapa aku masih tidak percaya, selama aku bekerja tuan Jinrua lah CEO nya mana mungkin wanita tadi” cletuk salah satu pegawai yang sudah lama bekerja di sana.
“Walaupun aku baru di sini, aku juga tidak percaya, berita ini masih akan menjadi terpanas besok” sahut pegawai yang lain.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments