“Saya bisa membantumu mendapatkan Meda, tapi dengan bayaran yang tidak murah” kata Kelvin.
“Berapapun yang kamu mau, hanya untuk semalam bersama temanmu itu” tegas Aya. Percaya diri duduk dengan seksi menyilangkan kaki.
“Dimana anda tinggal? Saya akan mengurus semuanya setelah menerima bayaran” sahut Kelvin.
Satu milyar diberikan Aya pada Kelvin untuk tidur dengan Meda, kesepakatan telah terjalin, waktu dan tempat sudah di tetapkan.
***
Meda di ajak minum oleh Kelvin di bar Rulan karena tempat itu tidak jauh dari hotel tempat Aya menginap, serta tempat yang paling aman menjalankan misi satu milyar.
Minuman khusus di racik untuk diberikan pada Meda.
“Thank’s ya bro sudah datang, hari ini aku yang traktir, karena aku sudah dapat investor dan kantor gua akan segera di buka” dalih Kelvin agar Meda tidak curiga.
Mereka bertiga minum, namun hanya Meda yang mabuk berat, padahal cuma 2 gelas kecil.
Lalu diantarkannya ia ke hotel Aya yang sudah mempersiapkan diri bersama calon ayah, anaknya kelak.
Mereka tidur bersama di kamar yang dipesan Kelvin atas namanya. Agar saat Meda bangun ia tak menyadari apa yang telah terjadi semalam.
“Selamat bersenang-senang” ucap Kelvin mengantarkan Meda ke kamar Aya.
“Dia berat sekali, malam ini kita akan bersenang-senang jadi nikmatilah” gumam Aya memapah Meda ke ranjang.
Aya membuka seluruh pakaian yang membalut Meda, dan ia sama sekali tidak bangun, dan itu sesuai harapannya.
Ia juga melepas pakaiannya dan memulai aksinya, untuk mendapatkan benih Meda.
Aya mulai mengecup bibir Meda yang terlihat pink menggoda, dilanjutkan ke leher hingga dadanya, hasrat Meda yang mulai bangkit karena obat yang diberikan Kelvin membuat Aya yang justru dipaksa oleh Meda tanpa sadar.
Dosis obat yang diberikan Kelvin sepertinya terlalu banyak hingga, Aya menerima kenikmatan berulang kali sampai kelelahan. Aya yang berniat memanfaatkan Meda justru Ia yang dipaksa Meda dengan kekuatan dobelnya efek dari obat.
Setelah Meda mengeluarkan benih kedalam rahim Aya, Ia langsung tak sadarkan diri dan tertidur di ranjang. Aya bergegas pergi agar tidak diketahui Meda saat bangun nanti.
Aya berjalan menahan rasa sakit karena pertama kali ia melakukannya, lalu membersihkan diri dan bersiap check out dan bergegas pergi ke luar negeri dimana ia akan membesarkan anaknya tanpa sepengatahuan Meda.
Aya sangat yakin bahwa ia akan memiliki anak dari Meda karena ia telah berkonsultasi kepada dokter kapan ia bisa hamil setelah melakukan hubungan badan.
Paginya, Meda terbangun tanpa busana dan merasakan tubuhnya sangat segar, ia menerka jika kualitas tidurnya baik setelah sekian lama mengalami insomnia karena terlalu giat bekerja.
Namun ada yang aneh darinya, ia terbangun dalam keadaan telanjang tanpa pakaian dalam. Meda segera menghubungi Kelvin yang mengajaknya minum semalam.
“Di mana sekarang?” tanya Meda singkat.
“Lu udah bangun, kemarin lu muntah jadi ku bawa ke hotel dan pakaian lu gua buka semua” jawab Kelvin yang mendapat konfirmasi semalam dari Aya bahwa ia sudah keluar dari kamar.
Ia menyiasati mengganti semua pakaian Meda dengan yang baru agar tidak curiga bahwa ia telah mengotorinya.
Semua berjalan dengan aman dan lancar, Meda tidak curiga sampai ia menyadari ada noda darah di ranjang.
Ia mengingat kejadian semalam, apakah ia terluka hingga mengeluarkan darah, namun saat ia periksa, tidak ada luka dan tidak ada yang terasa sakit.
Ia mulai memeriksa ranjang yang ia tiduri, dan ia sangat beruntung mendapatkan helaian rambut panjang yang sudah dipastikan bukan miliknya.
Ia duduk merenung, mengingat kejadian semalam, bagaimana bisa ada helaian rambut panjang dan bercak darah di ranjang.
Memory samar-samar terlintas dalam pikirannya, bahwa dia berhubungan intim dengan wanita yang tidak jelas wajahnya.
Meda mengumpulkan rambut itu dan sampel darah sebagai bukti bahwa semalam ada wanita yang memanfaatkannya di saat mabuk berat.
Ia meminta pertanggung jawaban Kelvin yang membawanya ke hotel di saat mabuk berat.
“Selidiki wanita yang tidur denganku semalam” menyerahkan bukti yang ia bawa dari hotel.
Mendengar permintaan Meda, sepertinya perbuatannya belum ketahuan.
Tentu saja Kelvin mempersulit pencarian identitas wanita yang diminta Meda. Jika tidak ia harus mempertanggung jawabkan perbuatannya yang telah menjual temannya sendiri.
Selama setahun pencarian masih belum mendapatkan jawaban, hingga Meda harus terlibat dalam sebuah pernikahan politik demi usahanya untuk lebih maju lagi.
Dia awal pernikahan, ia merasa bahagia karena memang ia telah jatuh cinta pada istrinya, saat memasuki usia pernikahan ke tiga hubungan mereka merenggang karena tak kunjung mendapatkan momongan.
Sintya, istri Meda terus di salahkan oleh Mamih, mertuanya yang belum juga memberikan cucu. Karena Meda anak tunggal, sewajarnya Mamih menuntut cucu dari Sintya. Mamih tidak mau kalau Meda sampai tidak memiliki penerus yang juga akan meneruskan bisnis keluarga.
Hidup Sintya yang terus di tekan oleh mertuanya, ia melampiaskan diri untuk berhubungan dengan lelaki lain yang mau memuaskan hasratnya. Karena hubungan mereka yang merenggang, Meda pun sudah tidak mau berhubungan intim lagi dengan Sintya yang lama-lama terus mengeluh dan menyalahkan Meda.
Ditambah perselingkuhannya yang sudah diketahui Meda, sehingga cintanya yang dulu memudar.
Mereka tetap menjalankan kehidupan rumah tangga tanpa cinta selama dua tahun lamanya. Karena Meda masih membutuhkan dukungan dari keluarga Sintya yang juga dikenal masyarakat dengan image keluarga bahagia.
***
Aya yang berhasil melahirkan anak Meda, kini hidup tenang di pinggiran kota dan tidak ada yang mengenalnya, ia masih berhubungan dengan Jinrua tentang bisnisnya dari kejauhan, dan sesekali ia pulang berkunjung.
Kehamilan Aya sudah diketahui Jinrua, namun ia belum tahu siapa ayahnya, sehingga secara adminitrasi putra Aya memiliki ayah bernama Jinrua, Aya meminjam namanya agar Anaknya bisa bersekolah. Dengan seijin istri Jinrua tentunya.
Saat Aya hamil, ia di temani Sizu, istri Jinrua hingga melahirkan. Yang saat itu Sizu belum menjadi istri Jinrua.
Mereka menikah setelah Sian, putra Aya berusia lima bulan. Tak lama kemudian mereka juga dikaruniai putra bernama Yansi.
Kini usia Sian menginjak enam tahun, ia sangat pintar, dan wajahnya persis dengan ayahnya.
“Sian sayang, ayo bangun, nanti telat ke sekolah” bujuk Aya pada Sian yang tidak beranjak dari ranjang padahal sudah membuka mata.
“Tidak mau, mereka selalu mengejekku karena tidak punya ayah” jawab Sian merajuk.
“Sian kan tahu, papa kerja di kota, kenapa menanggapi ejekan yang tidak penting”
“Sampai sekarang papa tidak pernah melihatku, terus ada yang bilang kalau papa sudah menikah lagi dan meninggalkan kita sendirian”
“Siapa yang bilang begitu, katakan pada mama, biar mama yang menghadapinya”
“Mamanya Nurhan”
“Mama janji akan membawa Sian ke kota menemui papa, tapi Sian harus janji harus mau sekolah” bujuk Aya
Sian mengiyakan ajakan Aya dan bersemangat untuk sekolah. Ia mulai percaya diri, kepintarannya kini sudah terlihat, kemampuan Sian diatas teman-temanya.
“Saya harus bertemu langsung dengan anda karena Sian membutuhkan pendidikan yang lebih layak, sayang kalau kepandaiannya tidak diasah lebih dalam, di sekolah ini fasilitasnya terbatas sehingga tidak mampu memberikan pendidikan yang terbaik untuk Sian” jelas wali kelas Sian bersekolah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments