Cita-cita

Beberapa waktu berlalu, kini jarum jam telah berlabuh pada angka sebelas. Matahari sudah begitu hebat menunjukkan kuasa, menyebarkan panas yang siap membuat kulit siapa pun terbakar.

Namun, semua tak dirasakan oleh tiga tim yang sudah menempati ruang luas ber-AC, di mana sang ketua harus mempresentasikan di depan atasan yang pagi ini datang tiba-tiba.

Satu-persatu ketua tim menerangkan rinci, dan kini sudah giliran Rafa. Lelaki berkaus hitam itu menjelaskan di depan, mata yang lain memperhatikan dirinya, juga memasang telinga tajam.

Akan tetapi, tidak dengan seseorang yang kini memancing perhatian dari Rafa hingga menghentikan suara. Lainnya tang sibuk menyimak pun, akhirnya teralihkan pada seseorang yang dipandang tajam oleh lelaki dengan tangan menggenggam kuat pena.

"Hm, udah gak kaget!" Vino berucap, sesaat setelah ia tahu apa dilakukan oleh perempuan di sampingnya duduk.

"Van, bangun!" Alya menggoyangkan tubuh seseorang tengah memejamkan mata di atas meja. "Vanya!" tegurnya kembali.

"Tiap kali meeting selalu aja tidur! Dia pikir, kita semua lagi ngasih dongeng, apa?!" celetuk salah satu ketua tim, terdengar oleh atasan mereka dan menyuguhkan senyum.

"Untung aja cantik. Kalau enggak, udah dipecat dari dulu." Atasan bernama Robby itu berucap seraya menggelengkan kepala.

Rafa mendengar apa dikatakan oleh atasan berusia empat puluhan di seberangnya berdiri. Pena di tangan pun, langsung dilemparkan oleh Raga, tepat mengenai ujung kepala Vanya.

Bangun? Tidak. Perempuan itu hanya menggaruk kepala dan mengubah posisi, padahal Vino dan Alya sudah melebarkan mata kaget, kala pena melayang tepat sasaran.

Sekali lagi Robby tersenyum, Rafa tidak menyukai dan segera menggerakkan kaki ke tempat duduk Vanya. Ada segelas air putih tersedia di meja, Rafa meraihnya dan Vino berdiri mencegah.

"Anak orang, jangan disiram. Dikira taneman?!" cegah Vino segera, diiringi oleh tatapan kaget lainnya.

"Siapa yang mau nyiram, sih?!" sahut Rafa.

"Udah biarin aja. Kamu lanjutin presentasi, jangan ganggu dia tidur." Robby turut mencegah.

Rafa menatap tajam atasannya, lembar kertas di tangan langsung diserahkan tepat pada dada Vino. "Lanjutin!" ujar lelaki itu, menarik kursi beroda Vanya dan berhasil mengejutkan.

"A—apa?" gagap Vanya kebingungan, nyawa belum terkumpul dan ia menoleh ke segala arah. "Master, ih! Apaan, loh? Aku ngantuk."

"Ikut aku!" ucap Rafa, menggenggam tangan Vanya dan berjalan menyisir ruang rapat.

"Kalian berdua gak bisa pergi sebelum meeting ini selesai!" Robby berdiri.

"Vanya anak timku, dia tanggung jawabku. Kalau mau ngatur, atur diri sendiri aja dulu!" sinis Rafa menoleh, nanap setiap mata dalam ruangan serba hitam.

"He-he-he, udah gak ngantuk. Duduk lagi aja." Vanya bergerak ingin kembali duduk, Rafa menariknya lebih dulu dan membuka pintu pergi.

"Awas aja kamu Anya!" berang salah atu dari orang yang memata-matai. "Ini udah keterlaluan, dan aku gak akan biarin kamu kayak gini terus ke Rafa!"

"Emang bisa apaan?! Mendingan diem deh, gak usah nyiram bahan bakar di atas api kecil!" sambar Alya.

"Udah diam semua! Lanjutin meeting, dan cepat pergi ke lapangan!" sambar Robby tegas.

Robby menghela napas kasar, perlawanan terhadap dirinya, bukan kali ini saja terjadi dari ketua tim yang memang terkenal kaku. Vino merapatkan mata bersama Alya, kepala menunduk digerakkan ke samping kanan kiri perlahan.

"Lanjutin!" Alya memukul lengan Vino.

Wajah Vino berubah pasi, dia tidak menyukai presentasi. Namun, keadaan tidak memberikan pilihan lain, kecuali harus ke depan melanjutkan apa dilakukan oleh masternya tadi.

Sementara, di tempat lain Rafa menekan tengkuk Vanya, menyalakan keran wastafel dan membasuh wajah paksa. Anya gelagapan, tangan memukul lengan lelaki yang terus menyirami wajahnya dengan air dingin.

"Master ini apa-apaan, sih?!" protes Vanya, setelah berhasil terlepas dari tekanan tangan berotot Rafa. "Sakit! Nikahin hayo!" timpalnya, menyapu tengkuk sendiri.

"Mau sampai kapan sih kamu kayak gini?! Dari dua tahun aku kenal kamu, terus aja tidur tiap kali meeting. Kamu pikir, kerjaan ini mainan?! Kalau kamu gak bisa serius, mendingan resign biar aku gak terus-terusan gila ngadepin kamu, Anya! Kamu gak punya cita-cita dalam hidup, huh?!"

"Ada, dong! Aku mau jadi kaya, mau punya uang banyak terus keliling dunia buat habisin uang sama nyari cowok. Makanya aku kerja, dan master gak bisa minta aku resign seenaknya dong!"

"Itu cita-cita?" menyipit kedua mata Rafa.

"Iya! Makanya, master harus bantu aku buat wujudin cita-cita, karena itu udah kewajiban! Kalau aku minta beliin ini itu, master jangan ngeluh atau marah. Itu penghematan buatku, biar bisa cepet wujudin cita-cita. Minta beliin sabun aja diomelin, belum juga minta beliin skincare sama yang lain."

"Oh, jadi itu alesan kamu selalu ngerampok aku tiap bulan, sama minta perawatan tiap malam?!"

"Hehehe, iya. Kan hemat itu pangkal kaya, Master. Aku harus nerapin itu dalam hidup, kan? Makanya gajiku kusimpan, terus apa-apa minta master sama Vin."

Rafa menghela napas, mengusap kelopak mata dan melanjutkan untuk menekan kening kencang. "Terserah ... TERSERAH!" teriaknya hebat, pergi meninggalkan Vanya di kamar mandi.

"Master, jadi beliin aku sabun gak pulang kerja? Mie ku juga harus diganti, loh!" kata Vanya, berjinjit mengintip keluar kamar mandi. Bukan jawaban didapat, melainkan tongkat pel melayang dan berhasil dihindari. "Untung ganteng, jahatnya ketutup!"

Terpopuler

Comments

alfa

alfa

sepertinya di setiap sikap konyol,ceria dan ceplas ceplos Vanya ada sesuatu yg ditutupin dan mungkin itu yg hanya diketahui mas Rafa,🤭🤭

2023-06-04

2

alfa

alfa

kerja gak ngoyo tapi cita cita kaya kan gak salah🤭🤭,mie nya beli sama aku aja tak kasih mahal biar aku cepet kaya juga mbk Vanya🤣🤣,

2023-06-04

1

Nun Umshar

Nun Umshar

terserah padamu anyaaaaa, selesai debatnya🤣🤣

2023-06-04

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!