Nampak malam itu Diana menginap di rumah Alya karena Arya sang anak dari Alya nampak badannya panas begitu pun dengan anak keduanya Amira yang rewel terus menangis.
"Na, sudah bilang sama Ibu kamu untuk menginap di rumah Mbak?" tanya Alya kepada Diana.
"Sudah kok, kata Ibu enggak apa-apa lagian Mas Alex pun enggak ada di rumah jadi Diana bebas kalau menginap disini," ucap Diana terlihat senang ketika menginap di rumah Alya karena Alya selalu memberikan motivasi kepadanya disaat hatinya sedang gundah gulana. Dan Diana yang notabene anak satu-satunya tidak mempunyai teman curhat di rumahnya.
______
Tok...
Tok...
Tok...
Tiba-tiba dari arah depan ada yang mengetuk pintu dan memanggil nama Diana.
"Na, itu Ibu kamu manggil," ucap Alya dengan melirik ke arah Diana.
Diana pun yang sedang meninabobokan Amira sontak terbangun dari arah ranjang kemudian dia pun nampak berlalu ke arah depan pintu rumah.
CEKLEK...
Pintu pun terbuka dengan lebar dan nampak sang Ibu membawakan puding coklat dan buah pir.
"Na, ini kasih untuk Arya," ucap sang Ibu kepada Diana sang anak.
"Wow, enak nih, pasti Arya suka," ucap Diana dengan berlalu masuk kedalam rumah.
"Mbak Alya sedang apa?" tanya sang Ibu sambil mengekor di belakang Diana.
"Ada sedang melamun," ucap Diana.
______
Mata Diana berselancar mengelilingi meja makan seakan mencari keberadaan pisau dan biasanya pisau selalu ada di atas keranjang buah-buahan tapi Diana tidak menemukan itu.
"Nyari apa kamu?" tanya sang Ibu.
"Nyari pisau," jawab Diana.
"Nyari pisau di dapur Na, masa di meja makan," jawab sang Ibu.
"Biasanya disimpan disini kok sama Mbak Alya," ucap Diana.
Diana seakan penasaran dengan keberadaan pisau disimpan dimana dan tanpa sengaja buah pir yang dia pegang jatuh kebawah meja. Diana pun mencoba mengambil buah pir tersebut dan ketika posisi dia jongkok nampak terlihat keberadaan pisau yang tengah berada di ujung meja.
"Loh, kenapa pisaunya ada di ujung meja," ucap Diana.
Diana pun akhirnya mengambil pisau tersebut sambil menggerutu. "Gimana sih, Mbak Alya ini. Kok jorok pisau di simpan di bawah meja,"
"Mungkin jatuh Na," ucap sang Ibu.
______
"Sedang apa Na!" tiba-tiba Alya datang menghampiri. Dia nampak heran dengan melihat Diana yang sedang jongkok di bawah meja makan.
"Anakmu sudah pada tidur?" tanya Bu Wina kepada Alya.
"Amira sudah tapi Arya belum," jawab Alya.
"Ini loh Mbak, sedang ambil pisau. Mbak Alya kok jorok sih, simpan pisau dibawah meja." sindir Diana yang kemudian berlalu kedalam kamar untuk memberikan buah pir dan puding kepada Arya.
DEGH...
Sontak jantung Alya berdetak lebih cepat dengan ucapan Diana karena dia baru menyadari kalau pisau yang berada di meja tersebut karena ulah dari sang suami Alex yang merebutnya darinya.
Alya pun seakan teringat kejadian sewaktu dia mencoba bunuh diri dengan menempelkan pisau di urat nadinya itu. Kemudian sang suami merebutnya lalu Alex membuangnya ke sembarang arah dan ternyata keberadaan pisau tersebut ada di bawah meja.
____
"Al, kamu kenapa?" tanya Bu Wina seperti dihinggapi rasa penasaran karena nampak Alya seperti sedang melamun.
"Pisau itu tadi di rebut Mas Alex," lirih Alya.
"Maksud kamu apa Al?" tanya Bu Wina seperti dihinggapi rasa penasaran.
"Tadi pagi kami berantem hebat dan aku khilaf Bu, mengambil pisau dan menempelkannya di urat nadi," Alya menutup wajahnya penuh dengan 10 jari tangannya. Nampak dia pun sesunggukan menangis.
"Astaga,,,! Alya, apa benar yang kamu ucapkan itu!?" sontak Bu Wina seperti dihinggapi rasa terkejut dengan apa yang di ucapkan oleh Alya yang sudah dia anggap seperti anaknya sendiri.
"Iya Bu, Alya khilaf karena kesal. Mas Alex ketahuan lagi selingkuh dan aku lihat dari beberapa pesan yang masuk di ponselnya," ucap Alya.
Bu Wina nampak memeluk erat Alya dan nampak menitikkan air mata.
"Sudah Al, kamu yang sabar ya," ucap Bu Wina mencoba menyabarkan hati Alya.
_______
Ting...
Tiba-tiba pesan masuk ke ponsel milik Alya dan nampak Alya merogoh ponsel tersebut di dalam saku bajunya dan nampak Alex sang suami memberikan sebuah pesan bahwa dia sudah sampai di Jakarta dan Alya nampak seakan tidak peduli dengan pesan tersebut.
Alya hanya membaca isi pesan tersebut dan tanpa membalasnya.
Terlihat Bu Wina melirik pesan yang di berikan oleh Alex dan Bu Wina pun nampak ingin memberikan pengarahan kepada Alya.
"Al, kalau menurut Ibu balas pesan dari suami kamu, jangan kamu abaikan begitu saja. Nanti yang ada dia cari perhatian dari wanita lain loh," sindir Bu Wina tersenyum.
"Aku masih kesal Bu," jawab Alya.
"Jangan begitu, kamu harus ingat anak-anak kamu masih kecil dan kamu jangan egois. Jadilah pemaaf kasihan suami kamu ingin diperhatikan," Bu Wina nampak seakan memaksa jika Alya harus membalaskan pesan kepada Alex sang suami.
_______
Dengan berpikir lama dan seakan berat hati Alya pun kembali merogoh ponselnya yang sudah dia masukkan ke dalam saku bajunya. Dan dia pun membalaskan pesan kepada suaminya tersebut.
{"Alhamdulillah kalau sudah sampai Mas, jangan lupa istirahat dan makan,"} balas pesan Alya dengan muka cemberut.
Di dalam hati Alya sebenarnya dia tidak sudi untuk membalaskan pesan kepada Alex sang suami yang sudah berkali-kali menyakiti hati dan perasaannya.
"Nah, gitu dong," sindir Bu Wina dengan mengelus pundak Alya.
"Ayo, kita makan pudingnya. Tadi Ibu sengaja buat puding buat anakmu dan kamu," ucap Bu Wina sambil mengambil puding yang berada dimeja yang sudah tersisa beberapa potong karena tadi beberapa potong lagi dibawa oleh Diana kedalam kamar untuk Arya.
______
Alya pun nampak memakan puding begitu lahapnya karena dia dari pagi perutnya belum di isi apa-apa yang dia pikirkan hanyalah Alex dan dia lupa dengan kondisi badannya.
"Kamu belum makan ya, jangan siksa dirimu sendiri Al, lihat anakmu. Kalau kamu sakit siapa yang ngurus, untung ada Diana dan Ibu, kalau Diana dan Ibu sedang pergi, kamu mau minta bantuan siapa!?" ucap Bu Wina seakan begitu perhatian dan sayang kepada Alya yang notabene keluarga Alya keberadaannya jauh diluar kota dan Alya hidup disini merantau seorang diri sedangkan keluarga dari sang suami seakan tidak peduli dengan Alya.
"Iya Bu, terima kasih, Ibu selalu hadir," mata Alya nampak berkaca-kaca seakan sedih jika mengingat keberadaan dirinya di kota tersebut itu sendiri dan tidak ada saudara.
"Yang penting kamu sehat dan jangan banyak pikiran, pasti anak-anak kamu juga akan sehat semua. Karena jika kamu sakit anak-anak pun jadi ikut sakit," sambung Bu Wina.
Bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments