Moana memegang perlahan perutnya sambil meneteskan air matanya. Hatinya benar-benar hancur saat tahu, anaknya hadir tanpa status yang jelas. Apa lagi Ernest selalu bersikeras tidak ingin bertanggung jawab atas semua yang sudah terjadi.
"Ma-maafkan, Mamah. Bila kamu harus hadir di saat seperti ini, sebenarnya Mamah tidak ingin kamu hadir. Akan tetapi, Tuhan berkata lain. Mungkin dengan hadirnya kamu di perut Mamah, bisa membuat Mamah lebih semangat lagi menjalani kehidupan yang pahit ini."
"Jika Mamah boleh memilih, biarkan Mamah yang harus merasakan semua penderitaan ini. Tidak denganmu, hanya saja Mamah tidak bisa berbuat apa-apa lagi, Sayang."
"Mamah juga tidak bisa menolak kehadiranmu, sebab kamu adalah anugerah terindah yang Tuhan berikan. Apapun rintangan kedepannya nanti, Mamah janji. Mamah akan berjuang buat kamu, meskipun banyak hinaan yang akan Mamah terima. Mamah tidak akan peduli, setidaknya kamu bisa tumbuh sehat dan juga bahagia."
"Satu pesan Mamah, jangan pernah tanyakan pada Mamah siapa Papahmu dan dimana Papahmu berada. Semua itu karena kita hanya akan hidup berdua, tanpa seorang laki-laki penge*cut yang tidak pernah mau bertanggung jawab atas apa yang sudah dia lakukan!"
Kata demi kata yang Moana ucapkan sambil mengusap perutnya, entah mengapa terasa begitu menyakitkan di dalam hati Ernest.
Seegois-egoisnya Ernest, dia juga masih memiliki hati. Di sini Ernest mulai tersadar, bila dia memang sudah mencoba untuk menerima semua yang terjadi ini sebagai takdirnya.
Pada akhirnya satu perkataan Ernest membuat Moana dan Felix menjadi terkejut. Mereka tidak menyangka Ernest bisa mengatakan semua itu, tanpa konfirmasi terlebih dahulu.
"Tidak perlu menangis, saya tidak akan melepaskan kalian. Anak yang ada di dalam kandunganmu itu adalah anak saya, sesuai perjanjian. Saya kan bertanggung jawab atas apa yang sudah kita lakukan di malam itu. Sengaja atau tidaknya, saya akan tetap menepati janji tersebut!"
"Selepas pulang dari rumah sakit, kau ikut saya untuk menemui keluarga besar saya. Cepat atau lambat mereka harus mengetahui ini semua!"
"Dan kau, Felix. Tutup semua pemberitaan ini, agar tidak membuat semua repotase keluarga saya hancur. Cukup berikan para wartawan celah ketika pernikahan akan di selenggarakan. Mengerti?"
"Ingat, semua ini yang tahu hanya saya, kau dan juga Moana. Jika sampai pemberitaan mengenai kehamilan Moana bocor ke salah satu pihak, maka bisa saya pastikan segala sumber berasal dari dirimu. Dan kau tahu bukan, apa yang bisa saya lakukan dengan uang?"
Felix benar-benar ketakutan atas semua ancaman yang di berikan Ernest. Dia hanya bisa menganggukkan kepalanya di saat tubuhnya sedikit bergetar.
Sementara Moana, tidak menggubris semua itu. Sebab yang ada di dalam pikirannya saat ini, jika Ernest ingin bertanggung jawab itu karena dia hanya ingin menutupi pemberitaan buruk mengenai dirinya dan juga keluarganya. Bukan semata-mata dia merasa bersalah ataupun peduli pada status anak yang ada di dalam perut Moana saat ini.
...🌟🌟🌟🌟🌟...
Selang 3 hari, Moana sudah di perbolehkan pulang ke rumah oleh sang dokter. Sesuai dengan perkataan Ernest, dia langsung membawa Moana pergi menghadap kedua orang tuanya.
Moana hanya terdiam tanpa berkata sepatah apapun, wajahnya terlihat datar tidak ada sedikit ekspresi senang maupun sedih.
Ernest yang sedikit melirik, merasa bingung. Bukankah ini yang Moana inginkan waktu itu, tetapi kenapa ekspresinya malah terlihat bisa saja? Apakah dia tidak bahagia bila anaknya lahir ada Ayahnya, tidak seperti anak yang lahir tanpa status kedua orang tuanya yang jelas? Entah, semua itu membuat Ernes bingung.
Setibanya di rumah kediaman keluarga Ernest, perlahan mereka mulai turun dari mobil dan memasuki pintu utama.
Kedua jantung mereka berdebar sangat cepat, di balik wajah tenang terdapat pikiran yang sangat kacau. Rasa takut akan pemberitaan ini, membuat keduanya mulai pasrah. Jika nanti akan ada penolakan keras dari kedua orang tua Ernest, bahkan bisa menimbulkan percekcokan besar antara anak dan orang tua.
Namun, saat melihat kedatangan Moana bersama Ernest. Bundanya malah langsung merasa begitu bahagia. Bagaimana tidak bahagia, untuk yang pertama kalinya Ernest membawa seorang wanita cantik ke dalam rumahnya.
"Wahh, keajadian yang langka ini. Aku harus segera memanggil suamiku, tunggu sebentar ya!"
Bunda Ernest segera berdiri dan berlari meninggalkan ruangan tamu menuju kamarnya. Akan tetapi sepanjang perjalan Bunda Ernest berteriak kencang, sebab ini kejadian yang sangat langka.
"Suamiku, lihatlah siapa yang datang! Akhirnya anakku bisa memiliki pasangan setelah 27 tahun lamanya. Ayo cepat turun, Sayang. Menantuku sudah datang!"
Suara teriakan yang nyaring itu, mampu menggetarkan seisi rumah. Apa lagi suara beroktaf-oktaf itu langsung bergema di seluruh ruangan.
Wajah Ernest terlihat memerah akibat merasa sangat malu terhadap Moana, atas tingkah konyol Bundanya yang seperti mendapatkan hadiah besar.
Entah, Moana harus bahagia atau sedih ketika mendapatkan respon sebaik dari Bunda Ernest. Sebab, di balik ke bahagiaan mereka terdapat luka yang akan mengejutkan kedua orang tua Ernest.
.......
.......
.......
...💜💜>Bersambung<💜💜...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 329 Episodes
Comments
Ipah
ujung"nya nanti tidak suka lagi😭😭
2023-08-06
1