Hari ini adalah hari yang sangat-sangat mengejutkan untuk Ernest, karena Moana terjatuh pingsan ketika sedang melakukan meeting penting di pagi hari.
"Moana!" teriak Felix, yang langsung menolong Moana sambil menepuk pipinya. Keadaan wajah Moana benar-benar sangat pucat pasi, bagaikan seorang mayat.
"Tu-tuan, bagaimana ini?" tanya Felix di penuhi rasa khawatir sambil menatap Ernest yang masih setia di kursi kebesarannya.
"Ckk, menyusahkan!"
Ernest yang terlihat kesal, langsung mengambil alih Moana dan sedikit mendorong Felix. Lalu dia mulai menggendongnya tanpa ekspresi.
"Mulut bisa di bohongi, tetapi tidak dengan perasaan, Tuan. Saya tahu, semakin ke sini Tuan semakin memiliki perasaan pada Moana. Hanya saja, Tuan masih belum menyadarinya!"
Felix berbicara di dalam hatinya, kemudian berlari lebih dulu untuk menuju mobil dan membukan pintu. Dimana Ernest duduk di kursi belakang menjaga Moana dan Felix menyetir penuh konsentrasi.
Mobil mereka menerjang kemacetan demi membawa Moana ke rumah sakit. Terlihat dari kaca spion atas, bila wajah Ernest yang menatap ke arah samping kiri sambil melihat jalanan.
Namun, meskipun wajahnya terlihat cuek. Akan tetapi tangan kanannya tidak bisa diam, selalu mengusap pipi kanan Moana.
Felix yang melirik itu hanya bisa menggelengkan kepalanya, saat melihat keanehan Ernest yang susah untuk di pahami.
Sampai akhirnya mereka sampai di rumah sakit, tadinya Felix ingin mengambil alih Moana. Hanya saja Ernest melarangnya, tanpa di sengaja itu semakin membuat Felix menjadi bingung.
Tanpa harus berdebat lagi, Felix membiarkan Ernest menggendong Moana untuk meletakkan di atas bangkar yang akan dibawa ke ruangan UGD.
Felix duduk di kursi panjang, melihat Ernest berdiri menyandar tembok dekat pintu sambil memainkan ponselnya. Meskipun tidak terlihat bila Ernest mengkhawatirkan keadaan Moana, tetapi sikapnya mulai menunjukkan semua itu.
Selang beberapa menit, sang dokter pun keluar dengan wajah tersenyum lebar menyambut Felix dan Ernest.
"Bagaimana keadaannya?" tanya Ernest, datar.
"Selamat, Tuan. Saat ini istri anda sedang hamil dengan usia kandungan 3 Minggu lebih. Di trimester pertama ini, Tuan harus ekstra menjaga calon bayi kalian dengan sangat baik. Sebab, kehamilan muda sangat rentan dengan hal-hal negatif."
Ponsel yang berada di tangan Ernest tiba-tiba terjatuh akibat terkejut, mendengar penjelasan dokter yang sama sekali tidak ada di dalam pikirannya.
"Ha-hamil, Dok? Di-dia hamil?" tanya Ernest, menekankan kata-katanya. Dengan tujuan agar dia semakin yakin sama perkataan sang dokter.
"Ya, Tuan. Dia sedang hamil, memangnya ada apa ya? Kenapa wajah Tuan terlihat tidak suka? Apa dia bukan istri, Tuan? Jika benar, maafkan say--"
"Tidak, Dok. Dia memang istrinya, mungkin Tuan saya terkejut karena dia terharu bisa menjadi seorang Ayah secepat ini."
Felix langsung mengalihkan sang dokter agar tidak curiga atas respon yang Ernest berikan padanya. Sang dokter pun mengangguk dan mulai mengerti. Kemudian dia menjelaskan sedikit kepada Felix tentang kehamilan Moana.
Dari situ pikiran Ernest tertuju kepada hari dimana dia sudah merenggut semuanya dari Moana. Rasa bersalah mulai terngiang-ngiang di isi kepalanya, karena usia kandungan serta kejadian tersebut benar-benar sama persis.
Felix yang selalu ada di samping Ernest, hanya bisa meyakinkan serta kembali meminta penjelasan dari seorang dokter. Apakah kepera*wanan seorang wanita hanya bisa di lihat dari noda merah atau sebagainya.
Awalnya sang dokter bingung, tetapi setelah di jelaskan bila Ernest tidak percaya kalau istrinya masih tersegel. Sang dokter pun mengerti dan tersenyum, kemudian dia menjelaskan semuanya tanpa terkecuali.
Penjelasn itu malah semakin meyakinkan Ernest jika dia memang sudah merenggutnya.
Dengan berat hati, mau tidak mau Ernest memutuskan akan bertanggung jawab atas semua kejadian yang sudah terjadi di malam itu.
Ya, meskipun Ernest sama sekali tidak mengingat jelas semua kejadian tersebut. Akan tetapi, dia tidak tega jika anak itu lahir tanpa seorang Ayah.
Setelah semuanya jelas, sang dokter pergi meninggalkan mereka berdua untuk mengurus kamar Moana.
Lagi-lagi Felix meyakinkan Ernest agar dia mempertanggung jawabkan semua itu, lantaran melahirkan tanpa seorang suami itu bisa mengganggu mental Moana.
Saat sudah mendapatkan kamar, Felix dan Ernest tinggal menunggu Moana terbangun dari tidurnya. Kemudian Moana terbangun, lalu sedikit demi sedikit Ernest pun mulai menjelaskan kepada Moana tentang kehamilannya.
Betapa terkejutnya Moana setelah dia mengetahui bila saat ini, di dalam perutnya sudah ada kehidupan baru . Yaitu, seorang malaikat kecil yang tak bersalah atas semua kejadian yang telah terjadi.
.......
.......
.......
...💜💜>Bersambung<💜💜...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 329 Episodes
Comments
Amih_Ochil
Sumpah ngeselin banget si Ernest 😒
2023-06-03
1