"Saya berjanji, kelak saya akan membuat perhitungan dan kan saya pastikan, nama serta karier yang selama ini dinilai bagus oleh publik. Dalam hitungan detik semua akan musnah, hancur lebur bagaikan debu yang berterbangan. Impas, bukan?”
“Jika saya arus hancur karena masa depan yang sudah direnggut oleh pria yang tidak bertanggung jawab. Maka, Tuan juga harus hancur karena sebuah harga diri!"
Baru kali ini Ernest dan juga Felix melihat adanya sebuah amarah yang begitu besar di wajah Moana. Mereka terdiam sejenak mencerna ancaman dari Moana yang kian menjadi pertimbangan untuk mereka berdua.
“Tu-tuan, saya harap Tuan mau bertanggung jawab atas apa yang sudah dilakukan pada Moana. Kasihan dia, Tuan. Dia itu hidup sebatangkara. Bagaimana jika nanti semua tahu atas kasus ini, lalu mereka mencelanya. Apa itu tidak akan berimbas pada kita?” tanya Felix disertai rasa kekhawatiran yang cukup mendalam.
“Itu bukan urusan saya! Kalau saya yang melakukannya pasti saya akan bertanggung jawab. Akan tetapi, semua itu tidak ada tandanya, Fel! Jadi, jangan paksa saya untuk bertanggung jawab atas apa yang tidak saya lakukan!"
"Saya bisa pastikan, jika dia memang memiliki niatan buruk untuk menjebak saya!”
Ernest selalu berpegang teguh pada pendirian. Jika memang semua yang terjadi ini bukan kesalahannya. Ernest terlihat sangat percaya diri, kalau semua ini merupakan jebakan yang dibuat oleh Moana kepada dirinya.
“Tidak, tidak, tidak! Tu-tuan jahat!"
"Tu-tuan yang sudah mengambilnya. Jadu, Tuan pula yang harus bertanggung jawab. Pokoknya harus, saya tidak mau tahu!”
Moana berteriak histeris membentak Ernest sengan air mata yang sudah mengalir deras. Moana harus berulang kali mendengar penghinaan-penghinaan yang terlontar dari mulut tajam Ernest.
Berkali-kali Moana menggelengkan kepala sambil menutup kedua mata. Terlihat jelas, apabila Moana sudah tidak kuat menahan semua itu. Apalagi mendengar kalimat-kalimat yang berhasil menggoreskan hati Moana.
“Cukup, Tuan! Apa Tuan tidak kasihan sama Moana, hidup dia sudah sangat menderita. Jadi tolong, Tuan. Jangan berikan dia kesengsaraan lagi!”
“Untuk masalah noda yang saya tahu, tidak semua wanita bersegel ketika dibuka akan memberikan tanda tersebut. Jika tidak percaya sebaiknya Tuan lihat saja di Google. Di sana Tuan akan mendapatkan jawaban dari pertanyaan Tuan sendiri!”
“Sekarang lebih baik, Tuan pakai celananya dan teruntuk kamu, Moana. Pergilah ke kamar mandi, lalu bersihkan seluruh badanmu!"
“Saya izin keluar untuk mencarikan pakaian baru buat kalian berdua, permisi!”
Felix memberikan celana kepada Ernest, lalu pergi begitu saja meninggalkan Ernest dan Moana yang masih dalam keadaan terpuruk.
Kejadian tersebut sangat mengguncang mental keduanya. Tanpa berkata lagi, Ernest segera memakai celana sambil membelakangi Moana. Sekarang, Ernest hanya menggunakan celana pendek dalam posisi telan*jang dada. Berbeda sama Moana yang segera melilitkan tubuhnya menggunakan selimut.
Perlahan Moana mencoba bangkit sambil berpegangan bupet kecil di sebelah ranjang. Dia berusaha keras menahan semua rasa sakit yang berada di daerah mahkota.
Melihat cara jalan Moana, hati Ernest sedikit tersentuh. Sebenarnya, dia memang tahu sedikit tentang ciri-ciri wanita yang baru membuka segel. Akan tetapi, yang jadi pertanyaan di mana noda itu? Kenapa tidak ada? Padahal sudah jelas, bila noda itu terlihat. Maka, Ernest pun akan siap untuk bertanggung jawab atas apa yang terjadi semalam.
Inilah yang membuat Ernest bingung serta sedikit ragu, apakah dia yang sudah merenggutnya atau tidak? Sebab, tidak ada noda tersebut. Akan tetapi, dari cara jalan Moana memberikan kesan kalau dia memang terlihat sangat kesakitan.
Belum lagi telinga Ernest sedikit mendengar suara lirih yang sangat samar, ketika Moana terus bersikeras untuk melangkahkan kedua kakinya meskipun terlihat bagaikan hewan Pinguin.
...🌟🌟🌟🌟🌟...
Hampir setiap hari, setiap jam, bahkan setiap detik Moana selalu bertemu dengan Ernest di kantor. Dia tak henti-hentinya selalu meminta pertanggung jawaban darinya.
"Jangan lupa tanggung jawab atau aku akan menbongkar semuanya ke publik!"
Kata-kata itu selalu terngiang-ngiang di telinga Ernest, setiap kali Moana memberikan atau mengambil berkas.
Moana tidak peduli sama pekerjaan terpenting dia mendapatkan apa yang seharusnya didapatkan. Sehingga Moana memberanikan diri untuk mengancaman atasan sendiri tanpa rasa lelah.
Suasana yang tiap hari selalu terlihat tenang, damai, dan juga adem ayem tanpa adanya masalah. Kini, telah berubah menjadi begitu menegangkan setelah kejadian tersebut terjadi.
Ernest sudah setengah ma*ti berusaha menahan rasa kesal, emosi serta gondoknya. Sebab Moana selalu saja menyindir Ernest, tepat di depan semua para karyawan lainnya.
"Nah, itulah pentingnya memiliki sikap tanggung jawab karena ketika seseorang melakukan kesalahan lalu, dia tidak mau mengakuinya. Sama halnya seperti seorang pengecut yang bersembunyi di ketiak Ibunya!".
Sindiran tersebut berhasil membuat Ernest mengepalkan kedua tangan dengan sangat erat di bawah meja meeting, tanpa diketahui oleh kolega bisnisnya.
Sampai akhirnya, kejadian tersebut telah berlalu selama kurang lebih 1 satu bulan lamanya. Di mana Ernest juga masih tetap pada pendiriannya. Dia benar-benar enggan untuk membuka suara dan mengakui, bahwa dia akan bertanggung jawab atas semua yang sudah terjadi di antara mereka.
.......
.......
.......
...***💜💜>Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 329 Episodes
Comments
🍌 ᷢ ͩ🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦 ~ Ꮢнιєz ~
ernest anak tunggal kali ya makanya dy ga takut sama karma🙄
2023-06-05
2