Bab 4

Tut.., Tut..

Ponsel Bagas tidak aktif dan sudah beberapa kali menelponnya, tapi tetap tak bisa di hubungi. Ayu berinisiatif menelpon mamanya Bagas malam itu juga, dan Ayu pun mendapat kabar dari mamanya. Bahwa Bagas ada di rumah orang tuanya dan pulang dalam ke adaan mabuk berat. Mamanya mengira Ayu sudah tahu akan hal itu, hingga tak ada seorang pun yang memberi tahu keadaan Bagas malam itu.

Mamanya berkata sedikit menyakitkan, karena Bagas menjadi seperti ini. Mamanya juga berkata Bagas gak pernah seperti ini sebelumnya, dan seolah-olah itu menjadi tanggung jawab Ayu sebagai istri. Mamanya menyuruh agar selalu menunggu Bagas yang memberi dan jangan suka meminta apa pun itu. Kini mamanya Bagas menjadi ikut mencapuri rumah tangga anaknya, terbongkarlah sifat asli mamanya yang ingin anaknya selalu di urus dan diperhatikan. Sedangkan papanya tak tahu tentang semua yang di katakan oleh mamanya Bagas ke Ayu istrinya. 

Ayu pun menuruti semua yang di inginkan oleh keluarga Bagas, karena ingin dapat kasih sayang suami dan keridhoannya. Setiap bulan Bagas hanya kasih uang belanja saja tanpa ada uang untuk yang lainnya, sering kali Ayu harus memutar pikirannya bagaimana agar semua terpenuhi segala sesuatunya dari uang yang di berikan oleh Bagas. Akhirnya Ayu meminta izin untuk dapat bekerja kembali kepada Bagas suaminya itu, karena Bagas tak lebihkan uang untuk nafkah dirinya, selain belanja untuk pribadinya sendiri.

Mamanya yang ikut campur untuk segala macam yang perlu di belanjakan, Ayu akhirnya hanya menerima saja tanpa mengeluh sedikit pun. Setiap bulan Ayu dan mamanya Bagas pergi belanja bulanan bersama, mamanya selalu membatasi belanjaan Ayu setiap bulan. Sampai di rumah, Ayu harus memendam semuanya sendiri dari Bagas dan mamanya Ayu sendiri. 

"Bila aku bicarakan hal ini pada mas Bagas, pasti tak akan mempercayainya."

"Nantinya akan ada pertengkaran di dalam rumah tangga ini. Lebih baik aku yang harus mengalah dan memendam di dalam hati."

****

Setiap malam ketika sedang gelisah dan pikiran kacau, Ayu selalu cerita ke Allah dalam tahajudnya. Tak lupa menyematkan doa special teruntuk yang terkasih pendamping hidupnya saat ini. Setiap tangisannya dalam bersimpuh selalu membuatnya merasa jauh lebih tenang hatinya. Bagas juga sering tidak memperhatikan Ayu istrinya, ia lebih suka memilih tidur di ruang kerjanya yang sekarang sudah ada kasur dia beli. Sudah dua bulan Bagas tak pernah menyentuh istrinya itu. Mulai dari mereka menikah sampai saat ini, Ayu pun ingat akan perkataan mamanya Bagas jangan pernah meminta apa pun kecuali Bagas yang memberikannya.

Keesokan paginya...

"Eh Bu Ayu..., Pagi-pagi sudah segar saja sih.."

"Enak kali ya jadi seperti Bu Ayu, suami tampan dan mapan."

"Hati-hati suami yang seperti itu Bu..., Bisa-bisa diambil orang nanti."

"Kalau di tanya siapa yang ambil, saya juga mau ngambilnya kok." Para ibu-ibu kompleks pada menyapa Ayu yang sedang membersihkan taman depan rumahnya.

"Ah, ibu-ibu bisa saja kalau bicara." Ayu hanya tersenyum dan tak begitu menghiraukan perkataan mereka.

Ayu pun segera masuk ke dalam rumahnya setelah selesai dengan kegiatannya saat itu. Malam ini Bagas tetap tidur di ruang kerjanya lagi, dan tidak mau tidur dikaranga bareng dengan Ayu. Setiap hari ayu selalu memohon ampun pada penciptaan, setiap dalam doa selalu ada permintaan yang tulus untuk suaminya.

Ayu ingin mendapatkan cinta kasih dari suaminya, bukan hanya status menjadi istri di atas kertas saja. Tetapi Bagas tak demikian, ia malah menganggap pernikahan mereka status di atas kertas dan karena permintaan papanya yang berjanji kepada papanya Ayu untuk menikahkan mereka. Mamanya Bagas berubah setelah mendengar semua keluh kesah anaknya, dan menilai bahwa Ayu bukanlah istri yang baik.

Aisyah Menikah 

Hari itu sebuah undangan berwarna merah ada di rumah mamanya Ayu, disaat acara arisan mamanya Ayu berlangsung, Ayu tanpa sengaja mengambil dan membacanya.

...Sabtu, 20 Mei 2023...

...Akad Nikah Pukul 09:00 wib s/d selesai....

...Aisyah Rahmawati dan Dion Anugrah Azmi....

...*******************...

Ayu membacanya sambil matanya berkaca-kaca, karena mengetahui tanggal pernikahan Aisyah dan Dion telah di tentukan. Hati Ayu sangat bersedih, tiba-tiba Aisyah menegurnya tanpa perhatikan wajah Ayu saat itu. Dengan cepat Ayu berpaling dan meletakkan surat undangan itu ke tempat semula lagi. 

"Ayu, maaf ya aku baru datang. Soalnya tadi ada urusanendadak dengan Uminya mas Dion." ucap Aisyah yang memasang wajah memelas.

"Gak apa-apa Aisyah, lagian banyak ibu-ibu yang lain juga ikut membantu kok." ujar Ayu yang tersenyum.

"Iya sih, tapikan aku sendiri yang sudah janji ingin ngebantu mamanya kamu."

"Hah..., bisa kena omel nih sama mamanya Ayu. Hehehehe..." Aisyah bercanda kepada Ayu yang langsung membesarkan bola matanya.

"Sepertinya iya juga sih yuk...?!" Mamanya Ayu mendengarkan pembicaraan mereka.

"Eh, Tante maaf ya Tante. Tadi Umi ada keperluan sama Aisyah jadi telat datang ngebantu Tante." Aisyah tersenyum malu.

"Iya gak apa-apa, ayo makan sana!"

"Ayu ajak Aisyah makan yah?!"

"Mama masih mau kumpul sama yang lainnya." ujar mamanya.

"Iya ma." Ayu menuruti perkataan mamanya.

Sembari berjalan mengajak Aisyah makan, Ayu di suguhkan pertanyaan oleh Aisyah yang membuat Ayu bingung ingin menjawab apa. Ayu sampai terbata-bata menjawab dan sedikit takut salah bicara kepada Aisyah.

"Ayu, Bagas mana kok gak nampak dari tadi?" Aisyah menanyakan Bagas teman kuliahnya dahulu.

"Oh, dia ada di rumahnya. Kecapean banyak tugas di kantornya. Tadi malam juga masih bawa pekerjaan kantornya ke rumah." Ayu berbohong kepada Aisyah.

"Maafkan aku Aisyah yang membohongi mu." dalam hati Ayu berkata dan merasa bersalah.

Aisyah hanya diam saja tanpa mengatakan apa pun, kepalanya hanya mengangguk memberi respon kepada Ayu. Mereka berdua pun makan bersama, tapi Aisyah tidak mengatakan apa pun tentang rencana pernikahannya dengan Dion. Ayu juga tidak ingin bertanya, ia hanya ingin pura-pura tidak tahu saja perihal pernikahan Aisyah dan Dion.

"Aku memang lebih baik tak memperdulikan mereka lagi, dan menghapus semua perasaan yang pernah aku rasakan kepada mas Dion saat itu."

"Aku sudah bersuami dan tak berhak untuk masih menyimpan perasaan ke pria lain saat ini. Itu akan menjadi dosa besar untuk ku dalam rumah tangga."

"Ya Allah, hamba mohon ampun atas perasaan ini. Kau yang membolak-balikkan perasaan seseorang, mudahkanlah hamba keluar dari perasaan ku saat ini."

"Jangan kau jadikan hamba mu, menjadi seorang wanita penghuni neraka mu yang panas itu." Ayu berbicara mencurahkan isi hatinya saat ini.

Ayu melanjutkan makan bersama Aisyah, mereka juga sesekali menyapa teman-teman dan saudara mamanya Ayu yang baru datang dan ingin pulang.

BERSAMBUNG....

Terpopuler

Comments

Elisabeth Ratna Susanti

Elisabeth Ratna Susanti

jadi baper 😍👍

2023-06-26

0

🥑⃟Serina

🥑⃟Serina

huhh dasar mamanya bagas lbh bagus dikasih kopi sianida saja

2023-06-15

0

🛡️Change⚔️ Name🛡️

🛡️Change⚔️ Name🛡️

Ko saya yang baperan 😁

2023-06-15

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!