Sedikit banyaknya Ayu bertanya tentang Bagas beberapa hari ini, karena Ayu ingin mengetahui tentang Bagas dan bagaimana diri Bagas yang belum ia ketahui. Namun Aisyah hanya tahu di saat mereka duduk di bangku sekolah SMA saja, untuk saat ini Aisyah tidak mengetahui bagaimana Bagas karena tidak pernah bertemu dengannya lagi. Ayu pun tidak dapat bertanya lebih banyak kepada Aisyah, minggu depan Ayu akan mengetahui bagaimana Bagas dan juga paras pria yang akan menikahinya itu.
Sekarang sudah hari Jumat, dan besok adalah hari dimana keluarga Bagas akan datang bertemu dan langsung melamar Ayu di rumahnya. Aisyah teman Ayu pun ikut hadir untuk temani Ayu di rumahnya, dan sekalian membantu-bantu mamanya Ayu. Beberapa saudara juga datang ke rumah Ayu untuk ikut menghadiri dan menjadi saksi di acara lamaran tersebut.
"Nak Ayu bagaimana kabarnya saat ini?" Tanya Pak Rahmat kepada Ayu secara langsung.
"Alhamdulillah saya baik Pak bagaimana keadaan bapak dan Ibu sendiri?" Ayu udah nggak sopan menanyakan keadaan kedua orang tua Bagas.
"Lihat ma, menantu kita belum menjadi istri Bagas saja dia sudah menanyakan kabar kita, bagaimana kalau sudah menjadi istrinya Bagas, pasti kita akan diperhatikan terus kesehatannya." Ucap Pak Rahmat memuji Ayu di depan Bagas.
"Iya, iya pak, nggak salah pilihan menantu papa Mama suka dan dia juga begitu santun." Mamanya Bagas sangat senang dengan Ayu.
"Ah bu Neti bisa saja, Alhamdulillah kalau Bu Neti dan sekeluarga menyukai Ayu." Mamanya Ayu tersenyum ketika anaknya dipuji oleh kedua orang tua Bagas.
Lamaran itu pun berlangsung dengan lancar bu Neti menyematkan sebuah cincin Di jari manis Ayu saat itu. Kini Ayu telah resmi menjadi calon istri dari Bagas, dan mereka sudah menentukan tanggal untuk pernikahan Bagas dan Ayu segera mungkin. Sementara Bagas tidak berkata apapun, bahkan dirinya sama sekali tidak melirik ke arah Ayu. Dalam hati Bagas sesungguhnya ia tidak ingin menikah dengan Ayu, iya sudah memiliki seorang wanita pujaan hatinya yang berada di kantor. Akan tetapi mereka harus putus karena wanita itu mengetahui Bagas telah dijodohkan oleh kedua orang tuanya. Karena hal itu Bagas menjadi kesal dan marah, dirinya menyalahkan sepenuhnya kesalahan itu kepada Ayu. Bagi Bagas lamaran itu terjadi karena Ayu tidak ikut sependapat dengannya untuk menolak atau membatalkannya saja.
2 jam sudah berlalu saat ini keluarga Pak Rahmat berpamitan untuk pulang ke rumahnya. Dan bulan depan Pak Rahmat dan bu Neti akan kembali ke rumah Ayu untuk meresmikan dan mengesahkan hubungan Ayu dan Bagas. Di hari itulah merupakan hari pernikahan mereka berdua, mereka nikah karena dijodohkan dan tanpa ada cinta sedikitpun yang tumbuh di dalam hati. Bagas hanya terpaksa menerima rencana dari kedua orang tuanya, sebab dirinya tak ingin dikirim ke kampung tempat tinggal pamannya dalam mengurus peternakan. Ayu menerima perjodohan itu karena ingin menjadi anak yang berbakti dan menjalankan wasiat dari almarhum papanya sudah tiada.
Malam itu acara pun sudah berakhir dan Ayu masih belum tidur di dalam kamarnya, pikirannya melayang entah kemana. Bnahkan dia memikirkan bagaimana nasibnya ketika harus pergi meninggalkan ibunya setelah ia menikah nanti dengan Bagas. Sementara itu Ayu harus menyelesaikan semua pekerjaannya yang ada di sekolah madrasah itu, dan menulis surat pengunduran diri karena setelah menjadi istri dari Bagas Ayu tidak diizinkan untuk bekerja lagi di luar rumah. Mama Papa Bagas sudah mengutarakan semua yang mereka inginkan, kedua calon mertua Ayu itu menginginkan Ayu tetap stay di rumah menjadi seorang ibu dari anak-anak Bagas nanti.
Menurut mereka Ayu tidak perlu bekerja lagi di luar untuk mencari uang, karena Bagas calon suami Ayu sudah sangat berkecukupan untuk memenuhi semua kebutuhan di dalam rumah tangga mereka. Mamanya Ayu pun bersyukur, Ayu mendapatkan keluarga baru yang sangat peduli dan sayang kepada putrinya itu. Itulah yang diharapkan dari orang tua di saat anaknya mendapatkan pendamping hidup dan sudah dapat hidup mandiri.
****
Keesokan paginya di saat Ayu masuk kerja di sekolah madrasah tersebut, Aisyah dari arah belakang memanggil Ayu dengan hati yang senang. Terlihat wanita itu berlari kecil menghampiri Ayu yang berada di depannya, dengan nafas terengah-engah Aisyah mengajak Ayu untuk ke ruang guru yang ada di sekolah itu. Dengan wajah merona dan tersenyum bahagia Aisyah mengatakan bahwa kedua orang tuanya akan menjodohkan dirinya dengan dia, pria yang selama ini disukai oleh Ayu secara diam-diam.
Ayu pun terkejut dan ia hanya diam saja, ia membuat ekspresi bahagia di depan Aisyah sahabatnya itu. Ayu hanya bisa mengatakan selamat kepada Aisyah dan mensupport wanita yang sedang dilanda kebahagiaan itu. Ayu pun tak dapat melakukan apapun, sebab dirinya juga sudah dijodohkan bahkan sudah dilamar menjadi calon istri orang lain. Segera Ayu membelah hatinya dan membuang semua segala perasaan yang tak baik bagi kelangsungan hidupnya di masa mendatang bersama Bagas. Mulai saat ini ayo mencoba untuk dapat menerima batas sebagai calon suaminya nanti, dan ayo juga banyak bertanya kepada calon mertuanya bagaimana tentang Bagas.
"Janganlah memanggil dengan sebutan Ibu lagi kepada saya, panggil saja Mama sama seperti Bagas memanggil saya." ujar mamanya Bagas kepada Ayu.
" Baiklah ma, Ayu akan turuti kata Mama saja." Ucap Ayu yang memanggil mama.
Hari Pernikahan Ayu dan Bagas...
Hari pernikahan itu berjalan dengan lancar, begitu banyak tamu undangan yang datang untuk memberi doa restu kepada mereka berdua. Ayo terlihat sangat sedih karena papanya sudah meninggal, dan yang menikahkan dirinya saat ini adalah adik dari almarhum papanya. Suasana juga begitu terharu di saat ijab kabul Ayu pun menangis teringat akan almarhum papanya.
"Bagaimana para saksi sah?!" Tanya pak penghulunya.
"Sah..!"
"Sah..!"
Semua orang menjawab dan kini Ayu dan Bagas pun sah menjadi suami istri, Aisyah sangat senang melihat Ayu sahabatnya saat ini sudah menjadi seorang istri dari Bagas temannya di masa kuliah. Dilakukan menghadiri pernikahan Ayu saat itu, pria itu hanya bisa menatap dan terdiam. Ayu pun hanya bisa menerima bagaimana jalan hidupnya yang di garisi oleh Allah kepadanya, sekarang pemikiran Ayu hanya memikirkan keluarga kecilnya.
Setelah sudah dinyatakan sah seluruh para tamu pun dipersilahkan untuk menikmati hidangan yang ada di sana, begitu juga dengan Ayu dan Bagas mereka di sajikan makanan dan minuman yang di letakkan di nampan dan sebuah meja kecil. Sejak dari tadi pagi Ayu dan Bagas juga belum mengisi perut mereka dengan makanan sedikit pun. Hari itu terlaksana lah sudah janji almarhum papanya Ayu, menikahkan kedua anak insan berbeda ini harus penuh kesabaran.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 57 Episodes
Comments
Sylius
sangat sah
2023-06-11
0
Sylius
aku juga penasaran
2023-06-11
0
🥑⃟Serina
mudah" an bagas orangnya juga baikk 😌
2023-06-09
0