"Ya sudah, sekarang kalian berdua cepat kembali ke dalam tenda! lihat kondisi Dora Apa dia sudah baikan. Kalau ada apa-apa sama dia, kalian segera kasih tahu aku ya!"ujar Cornelius kepada Amor dan Moresette.
"Iya! kayak suaminya saja kamu ini. Cerewet banget sih!! gerutu Amor saat dia bergegas berdiri dari tempat duduknya hendak berjalan menuju tenda mereka.
"Ayo Set, kita balik ke tenda."Amor menarik tangan Moresette
Kedua wanita itu kemudian berjalan menuju tenda yang paling ujung di mana tenda Mereka berdiri.
"Eh Amor, sepertinya Cornelius suka sama Dora deh. Coba kamu lihat reaksi saat dia tahu Dora sakit. Dia terlihat sangat khawatir."ucap Moresette saat di depan tenda mereka.
"Ya, elah kamu ini ketinggalan zaman, sudah dari dulu kali dia menyukai Dora kamu nya saja belum menyadari.
****
Sepeninggalan Pak Richard, Dora menangis terisak menahan rasa sakit yang ada di hatinya, karena kesuciannya baru saja direnggut paksa oleh laki-laki yang sama sekali tidak ia ketahui.
Perlahan dia bangun, dengan tertatih-tatih dia pungut bajunya yang dilepas paksa oleh Pak Richard.
Setelah menemukan baju itu, dia perlahan memakai baju itu kembali, sambil berusaha menghentikan tangisnya yang tidak mau berhenti dari tadi.
Dora takut kalau teman-temannya melihatnya, dan mengetahui kondisinya yang baru saja diperkosa oleh orang yang sama sekali tidak ia ketahui.
Dora merasa malu kalau itu sampai diketahui oleh teman-temannya.
Dora yang mendengar suara temannya, Amor dan Moresette ada di depan tenda, dia langsung pura-pura tidur. Dia takut kalau temannya mendengar suaranya yang serak karena terlalu lama menangis.
"Pelan-pelan Amor, nanti Dora bangun loh." ujar Moresette memperingatkan Amor saat mereka masuk ke dalam tenda."
"Kamu tuh, yang harusnya dikecilin volume suara kamu! bisik Amor pada Moresette.
"Kayaknya Dora tidur pulas banget habis minum obat." Ucap Moresette yang melihat Dora tidur menunggui mereka.
"Kalau gitu kita tidur aja yuk Amor, sudah larut malam juga."
lalu mereka berdua menyusul Dora yang mereka kira saat ini sudah berada di alam mimpi.
Sementara di tempat lain mobil yang dibawa oleh Pak Richard berhenti di depan sebuah apotek yang lokasinya lumayan jauh dari perkebunan Durian Suphattra land, tempat mereka mengadakan Persami.
Setelah menepikan mobilnya, Pak Richard langsung keluar dari mobil itu. Beruntung, kali ini yang jaga apotek seorang laki-laki paruh baya.
"Mau beli apa, nak? tanya penjaga apotek.
"Pak, Apa di sini ada penjual obat penawar dari obat perangsang gak?
"Nggak ada nak."Jawab pria paruh baya itu sembari memperhatikan Pak Richard.
Setelah tak mendapat apa yang dia cari, Pak Richard kemudian kembali masuk ke dalam mobilnya.
Pak Richard memukul keras setir mobilnya.
"Sial!!!"umpatnya lagi. Lalu dia mencari hotel terdekat yang ada di tempat itu. Ia ingin segera mandi untuk mendinginkan hawa panas yang masih ada di dalam tubuhnya.
Sementara itu di kota Bangkok tepatnya di rumah utama Tuan Bernando, nampak Mama Nadia tidak bisa memejamkan matanya.
Hatinya tiba-tiba gelisah, sejak dari tadi perasaannya tidak enak. Berulang kali wanita paruh baya itu mengubah posisi tidurnya. hingga pergerakan kasur Itu membangunkan sang suami.
"Mama... ,Mama kok belum tidur?"tanya Tuan Bernando dengan sedikit membuka matanya.
"Entahlah pa, Mama nggak bisa tidur. Mama kepikiran Dora terus. Perasaan Mama nggak enak, Mama takut terjadi apa-apa pada Putri kita."sahut Mama Nadia terlihat jelas raut kekhawatiran di wajahnya.
"Kan, Mama sendiri yang kemarin mendukung dia ikut kegiatan itu, sekarang mama justru tidak bisa tidur seperti ini."ucap Papa Bernando.
"Iya sih Pa. Mama kemarin memang mendukung kepergian Dora, kasihan melihat Dora. Dia tidak pernah kita izinkan jika ada kegiatan di kampus, selama ini Dora selalu kita batasi kegiatannya. Papa lihat sendiri kan, tadi pagi waktu kita mengantar Dia anak itu terlihat bahagia."ucap Mama Nadia kepada Bapak Bernando.
"Ya sudahlah Ma, lebih baik Mama berdoa, serahkan semua kepada Tuhan. Mudah-mudahan Putri kita di sana baik-baik saja. Kalau mama sudah berdoa, Mama pasti akan lebih tenang karena sudah menyerahkan Putri kita kepada Tuhan."ujar Pak Bernando meminta kepada istrinya agar lebih baik berdoa daripada memikirkan yang tidak-tidak tentang putrinya.
Ikatan batin seorang ibu kandung memang tidak bisa dipungkiri. Sama seperti hal yang dialami oleh Mama Nadia. Saat putrinya terluka dia dapat merasakannya, membuat dirinya gelisah dan tidak bisa memejamkan mata.
Mama Nadia menuruti nasehat dari sang suami. Ia Pun memanjatkan doa memohon keselamatan putrinya kepada ya sang pemilik umat. Setelah selesai memanjatkan doanya, Mama Nadia pun kembali memejamkan matanya. Berharap kali ini Mama Nadia benar-benar tertidur.
"Ya, benar apa yang dikatakan oleh Papa Bernando, berserah kepada sang pemilik umat itu lebih baik, hingga mama Nadia pun akhirnya lebih tenang dan dia pun dapat tertidur pulas mengarungi alam mimpinya.
Terlihat Antonius masih mengotak-atik ponselnya. Berniat menghubungi adiknya. Tapi saat Antonius mencoba menghubungi Dora, sambungan telepon seluler itu tidak tersambung, Bahkan sang operator yang menjawab teleponnya.
Antonius terlihat sangat kesal, dia tidak bisa menghubungi adiknya, sehingga dirinya tidak dapat memantau kondisi adiknya saat ini. yang entah apa yang terjadi kepada adiknya. Terlihat Antonius pun sama seperti Mama Nadia yang gelisah memikirkan sang adik.
"Semoga kamu baik-baik saja di sana dek, kakak tidak ingin terjadi sesuatu kepada kamu sehingga kakak berat untuk membiarkan kamu pergi mengadakan persami di Suphattra land, lagian tempat itu jauh dan suasana dingin disana,"
"Kakak tahu kondisi kamu tidak terlalu kuat, kamu tidak kuat dengan cuaca dingin. Semoga kamu memakai segala perlengkapan agar kamu tidak kedinginan." gumam Antonius di dalam hati sembari memperhatikan potret adiknya yang ada di layar ponselnya.
Entah apa yang akan dilakukan Antonius jika mengetahui apa yang terjadi kepada adiknya. Untuk saat ini Antonius sama sekali belum mengetahui apa yang terjadi kepada adiknya bahkan teman-teman Dora pun tidak ada mengetahuinya.
Sang dosen yang merenggut kesucian Dora pun belum mengetahui Siapa wanita yang ia gauli malam itu. Entahlah apa yang akan terjadi, Dora masih menutupi segalanya dari keluarga dan temannya. Dia tidak ingin keluarga dan teman-temannya mengetahui apa yang terjadi terhadapnya.
Antonius mencoba menghubungi nomor ponsel Amor. Amor yang sudah mulai memejamkan matanya pun terhenyak ketika mendengar suara ponselnya berdering.
Ia melihat nomor ponsel kakaknya Dora yang menghubungi, sehingga ia pun langsung menekan tombol hijau yang ada di layar ponselnya agar sambungan telepon selulernya tersambung kepada Antonius.
Pelan-pelan Amor berbicara di dalam sambungan telepon seluler, agar Dora tidak terganggu. Saat Antonius menanyakan kabar tentang Dora, Amor memberitahu kalau saat ini Dora baik-baik saja. Membuat Antonius bernafas lega. Apalagi setelah Amor memberitahu kalau saat ini Dora sudah tertidur pulas.
Bersambung.....
hai hai redears dukung terus karya author agar outhor lebih semangat untuk berkarya trimakasih 🙏💓🙏
JANGAN LUPA TEKAN, FAVORIT, LIKE, COMMENT, VOTE, DAN HADIAHNYA YA TRIMAKASIH 🙏💓
JANGAN LUPA MAMPIR KE KARYA EMAK YANG LAIN
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 253 Episodes
Comments
Dy
sampai sini dlu ya thor, yuk saling dukung
2023-06-16
1
mama Al
Firasat seorang ibu tidak pernah meleset
2023-06-03
0