Flashback.
“Udah gak pa-pa, Kak. Besok aku coba pinjem sama temen-temen aku, siapa tau mereka punya,” ucap Sesha pada Rafa.
“Kondisi keuangan temen-temen kamu juga pasti gak akan beda jauh sama kayak kita, mereka cuma buruh pabrik, mana punya uang sebanyak itu. Kecuali kalau punya warisan, tapi yakin mau pinjemin kita uang sebanyak itu sama kita yang cuma rakyat biasa ini?”
“Usaha dulu aja kan bisa, Kak,” ucap Sesha pasrah.
“Ya sudah terserah kamu, besok Kakak tetap akan coba pinjam sama atasan Kakak. Siapa tau dia mau kasih,” ucap Rafa.
Sesha memberikan anggukan pada Rafa, kemudian keduanya berjalan bersamaan ke ruang makan untuk mengisi perut.
Malam berlalu cepat, matahari sudah mulai menyinari bumi. Dengan setelan kemeja berwarna putih dan juga celana hitam panjang, Sesha berjalan sendirian ke pabrik. Biasanya dia selalu diantarkan oleh Rafa, tetapi hari ini Rafa tidak bisa mengantarkannya karena harus datang lebih pagi sebelum tuan muda di tempatnya bekerja pergi ke kantor. Jadi Sesha memaklumi jika sang kakak tak bisa mengantarkannya, toh untuknya juga.
Matanya lalu melihat ke arah seorang wanita, berparas lumayan cantik, putih bersih, rambut yang bergelombang rapi indah dilihat dan mukanya nampak sangat terawat. Dahi sesha mengernyit saat melihat wanita itu, dia adalah salah satu tukang jahit di line produksi yang berada di sebelahnya.
Bagian kerjanya sama dengannya, yaitu tukang jahit, tetapi gayanya begitu sangat mewah. Suatu hari saat salah satu teman mereka menikah dan mereka datang bersama-sama ke acara resepsi pernikahan itu. Gaya style nya begitu sangat mewah dan dia memakai barang-barang branded. Padahal gajinya pun pasti sama dengannya karena mereka berada di bagian yang sama.
Sesha begitu sangat penasaran, kenapa bisa wanita yang dia panggil Lita itu bisa memakai barang-barang semewah itu. Apa dari gaji pabrik? Jelas itu tidak mungkin, gaji yang mereka terima sama besarnya. Rasanya tidak mungkin dengan uang gaji perbulan dari pabrik bisa membeli barang-barang semewah itu dan juga perawatan.
“Apa dia punya pekerjaan lain?” gumam Sesha bertanya pada dirinya sendiri. Dia lalu berjalan cepat menghampiri Lita hendak memberanikan diri bertanya. “Lita?” panggil Sesha.
Yang dipanggil sontak langsung menoleh dan melihat ke arah Sesha yang tengah berjalan setengah berlari ke arahnya. “Sha? Kenapa?” tanya Lita saat Sesha sudah berdiri satu langkah di depannya.
“Aku lihat tiap hari gayamu makin oke saja, belum lagi saat datang ke pernikahan Rea Minggu lalu, kamu pakai baju bermerek dan tas mewah. Kamu punya pekerjaan lain, Lit? Gak mungkin kan kamu bisa beli barang-barang kayak begitu dari gaji kita yang hanya tukang jahit.”
“Hm? Mmmhhh ....” Lita tampak sangat kebingungan. Dia juga terlihat gugup dan bingung harus menjawab apa.
“Kamu kerja apa? Ikut dong,” ucap Sesha lagi.
“Hah? Yaa ... aku memang ada pekerjaan lain, setelah dari sini aku pulang sebentar ke kost-an terus ke tempat kerja yang lain, tapi belum ada lowongan, Sha. Dan kenapa aku bisa segaya ini, itu karena aku ... dapet dari pacar aku, pacarku kan anak orang kaya,” jawab Lita tersenyum tipis.
“Aahhh ...,” Sesha mengangguk paham, “BTW ... pacarmu orang kaya ya? Boleh gak kalau aku pinjem uang?”
“Pinjem uang? Berapa?” tanya Lita
“20 ... juta,” ucap Sesha sedikit ragu saat mengatakannya.
“Apa?” Mata Lita terbuka sempurna saat Sesha mengatakan jumlah nominal yang disebutkan, “Untuk apa kamu pinjam uang sebanyak itu?” tanya Lita masih dengan raut wajah kagetnya.
“Untuk bayar hutang ibu tiri aku,” jawab Sesha dengan nada suara yang lemah, “Dia minta uangnya malam ini, aku stres banget harus cari uang sebanyak itu kemana. Kalau enggak, juragan yang dia pinjami uang itu akan menikahi kakak tiri aku, tapi ibu tiri aku gak mau kalau anaknya dinikahi sama juragan Basri karena juragan Basri udah tua, terus gendut juga. Dia mau minta kakak tiri aku untuk kabur sementara waktu terus mengumpankan aku untuk menggantikan posisi kakak tiri aku,” jelas Sesha dengan raut wajah kesedihan.
“Ya ampun, gila ya ibu tiri kamu!” komentar Lita, “Aku pikir ibu tiri jahatnya cuma di sinetron doang. Ternyata realnya beneran ada? Gila! Kenapa kamu gak kabur aja sih, Sha? Ngapain tinggal sama orang kayak begitu?”
Sesha menjawab ucapan Lita dengan mengatakan jika ia ingin mempertahankan rumah yang sekarang menjadi milik ibu tirinya. Rumah itu adalah satu-satunya kenangan dari orang tuanya jadi dia enggan pergi sebelum berhasil mendapatkan rumah itu kembali.
Lita yang mendengar penjelasan Sesha itu cukup terenyuh, dia juga kasihan pada nasib malang Sesha.
“Tapi aku gak punya uang sebanyak itu, Sha. Pa–pacar aku juga kayaknya gak punya uang sebanyak itu. Apalagi ini kamu mintanya dalam waktu singkat, nanti malam uangnya harus ada, kan? Ya mana ada, coba kalau kamu ngomongnya dari bulan lalu, aku pasti bakalan coba usahain.”
“Ya udah gak pa-pa, aku ngerti kok,” jawab Sesha tersenyum tipis, “Ayo masuk, bentar lagi bel.” Sesha kembali berjalan lagi ke arah pabrik.
Berbeda dengan Lita yang masih berdiri di tempat, dia berpikir sebentar kemudian berjalan cepat menghampiri Sesha.
“Sha?”
“Hm?” Sesha menoleh menatap Lita yang kini sudah berdiri di sampingnya.
“Kamu ... masih virgin, kan?” tanya Lita.
Dahi Sesha mengernyit, kemudian mengangguk ragu.
“Kalau mau, aku ada pekerjaan untuk kamu.”
Dahi Sesha semakin mengernyit. “Pekerjaan apa?”
“Aku tidak tahu kamu bakalan mau atau enggak, tapi kamu bisa dapetin 20 juta itu malam ini juga tanpa harus dibayar. Jangankan 20 juta, 100 juta pun aku rasa bisa kamu dapatkan.”
“Hah?” Mata Sesha terbuka sempurna. “Se–seratus juta? Pekerjaan apa yang bisa menghasilkan uang sebanyak itu hanya dalam waktu singkat?”
Bersambung ....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 55 Episodes
Comments
IG: @sitisaidahofficial
lanjut kak seru
2023-06-02
4