Bab 5. Tidak Ada Solusi Lain

Tangan Sesha terkepal kuat saat Lita berucap, dia duduk bersandar pasrah dan membuang napas. Begitu sangat bingung harus bagaimana.

“Bonus jika kamu menikah dengan juragan tua itu, maybe kamu bisa ambil rumah kamu lagi. Tapi ini maybe yaa ... mungkin!”

Sesha mengusap wajahnya begitu sangat frustasi. Lita yang melihat raut wajah Sesha terlihat mengkhawatirkan itu meraih telapak tangan Sesha menggenggam.

Sesha yang tangannya digenggam sontak kembali menatap Lita lagi.

“Aku rasa menerima tawaran dari aku gak ada salahnya, Sha,” ucap Lita, matanya menatap lurus ke arah mata Sesha dengan serius, “Dengarkan aku baik-baik. Memuaskan seorang pria ini hanya sekian jam, tidak akan semalaman penuh. Setelahnya kamu bisa melupakan apa yang terjadi dan jalani kehidupan kamu seperti biasa. Kamu juga bisa menggunakan sisa uangnya untuk mencari pengacara dan juga notaris untuk mengambil alih rumah kamu yang diambil alih oleh ibu tiri kamu. Terserah setelah itu mau kamu apa kan ibu tiri kamu, di usir atau tetap bertahan di rumah itu asal tidak terus menjajah kamu. Kamu bisa melawan ibu tiri kamu dan bisa hidup bebas, Sesha! Tanpa harus takut diancam akan di usir.”

Sesha yang mendengar ucapan Lita dengan sangat serius itu hatinya mulai goyah. Apalagi saat Lita mengatakan dia bisa hidup bebas tanpa harus pasrah di apa-apa kan oleh ibu tirinya. Tidak harus takut juga diusir dari rumah milik ayah dan ibunya yang kini atas nama sang ibu tiri.

Mendengar ucapan Lita yang seperti itu, membuatnya semakin goyah untuk mempertahankan kehormatannya sebagai seorang wanita. Karena jujur saja, dia cukup lelah terus dijadikan pembantu oleh ibu tirinya, lelah dijadikan budak oleh ibu tirinya. Dia juga ingin menikmati hasil uang kerja kerasnya selama bekerja. Selama ini, gajinya selalu diambil oleh sang ibu dan dia tidak bisa menikmati hasil kerja kerasnya sendiri.

“Sedangkan kalau menjadi istri juragan itu, kamu akan hidup dengan dia selamanya, sehidup semati! Sehidup semati dengan orang yang tidak kita inginkan itu lama, Sesha.” lanjut Lita lagi. “Jadi pikirkan baik-baik, aku tidak tau solusi yang lain, hanya ini solusi yang aku punya.”

Sesha berpikir sebentar, dia lalu menatap Lita dengan tatapan penuh telisik dan curiga. “Apa jangan-jangan ... pekerjaan kamu yang lain itu ... ini?’” tanya Sesha penasaran.

“Ha–hah?” Mendengar pertanyaan dari Sesha, membuat Lita terperanjat kaget. Dia begitu gugup dan bingung harus menjawab apa.

Melihat tingkah Lita yang terlihat salah tingkah dan juga raut wajah yang terlihat kaget, membuat Sesha semakin yakin dengan pikirannya. Dia yakin pekerjaan lain yang Lita maksud adalah memang menjual diri.

“Sudahlah, tidak usah dijawab, muka kamu yang gugup kayak begitu udah jawab rasa penasaran aku,” sahut Sesha.

“Aku tidak punya pilihan lain, orang tuaku di kampung selalu minta uang banyak untuk biaya sekolah adekku dan juga untuk biaya hidup sehari-hari. Hanya mengandalkan gaji dari pabrik saja tidak akan cukup untuk memenuhi semua kebutuhan aku, Sha. Uang gaji sepenuhnya aku berikan pada orang tuaku di kampung. Sedangkan untuk biaya hidup di sini mulai dari bayar kost-kostan dan juga makan ya aku pakai dari uang haram itu. Aku tidak mungkin memberikan uang haram pada orang tuaku di kampung,” jelas Lita.

Sesha mengerucutkan bibir, dia pikir hidupnya yang paling susah dan mengenaskan karena hidup bersama dengan ibu tiri. Ternyata hidup Lita juga tak jauh mengenaskan dari hidupnya.

“Terserah kamu mau ambil atau tidak solusi dari aku. Sekali pun kamu ambil, kamu tidak harus terus menjalaninya seperti aku kok. Kalau saja aku punya pilihan lain, aku juga ingin berhenti, Sha. Sayang, aku tidak punya pilihan lain. Jadi mau tidak mau aku tetap melakukannya.”

Sesha diam sebentar berpikir, kemudian tak lama berucap, “Beneran bisa hanya sekali saja?” tanya Sesha.

Lita mengangguk. “Tenang saja, karena kita tidak terikat dengan mami-mami seperti di film-film. Aku punya teman yang bisa mengenalkan kita dengan pria hidung belang, paling dia hanya minta ongkos saja.”

Sesha menengadahkan kepalanya, ia membuang napas dengan sangat kasar seraya terus berpikir harus bagaimana. Sesha rasa yang Lita katakan ada benarnya.

Pilihannya hanya ada 2. Pasrah dan menikah dengan Juragan Basri, kemudian hidup selamanya dengan pria tua itu. Atau ... menjadi pemuas nafsu pria hidung belang sekian jam.

Daripada menjadi istri pria tua seumur hidup, Sesha akhirnya berpikir jika lebih baik dia menjadi puas nafsu seorang pria saja. Setidaknya hanya sekian jam, bukan seumur hidup.

Sesha akhirnya menatap Lita lagi. “Ya sudah kalau begitu, aku mau.”

Lita tersenyum tipis saat mendengar jawaban Sesha.

Flashback end.

Bersambung ....

Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!