Happy reading....
saat Amanda akan membuka pintu kerja suaminya, tiba-tiba namanya dipanggil oleh seseorang, yang tak lain adalah ibu mertuanya sendiri.
"Amanda?" panggil Tante Dina.
"Iya Mah."
"Besok anterin Mamah yuk ke mall. Kebetulan sahabat Mama itu ulang tahun, jadi Mama mau ke sana buat makan-makan. Kamu temenin Mama ya!" pinta tante Dina dengan penuh harap.
"Iya Mah, nanti Amanda temani. Kalau gitu Amanda mau masuk dulu ya ke dalam."
Tante Dina pun mengangguk, kemudian dia pergi meninggalkan Amanda. Setelah itu wanita tersebut masuk ke dalam dan melihat Darius sedang mengerjakan pekerjaannya melalui laptop.
Tatapan Amanda meneliti setiap sudut ruangan, namun dia tidak melihat adanya seorang perempuan di sana. Tapi Amanda yakin, jika dia mendengar sangat jelas ada suara wanita yang sedang mengobrol dengan suaminya.
"Sayang?" panggil Darius. "Kamu kenapa melamun di situ? Ada apa, kok kamu ke sini?" tanyanya saat melihat Amanda hanya bengong sambil menatap ke arah seluruh ruangan.
"Ah, tidak apa-apa Mas. Sebenarnya aku ke sini ada yang mau aku bicarakan sama kamu."
Soal apa itu?" dahi Darius mengkerut heran.
Kemudian Darius berdiri menyandarkan tubuhnya di meja, dia melihat Amanda berjalan mendekat ke arahnya sambil menatapnya dengan dalam.
"Mas, tadi sebelum aku masuk ke sini, aku mendengar ada seorang perempuan. Tapi kok nggak ada ya?" tanya Amanda sambil mengangkat satu alisnya dengan tersenyum miring.
"Suara perempuan? Kamu salah dengar kali sayang. Mana ada perempuan di sini? Kamu kan lihat sendiri tuh, ada nggak? Kamu ini kayaknya terlalu banyak nonton film Indosiram deh. Jangan berpikiran yang tidak tidak sayang, aku tuh tadi lagi teleponan sama Sekretaris aku si Kim, dan suaranya aku lospek, makanya mungkin tadi kedengeran sampe luar. Kamu ngiranya di sini ada perempuan, buktinya mana? Nggak ada kan?" Darius memegang kedua bahu Amanda lalu menatapnya dengan lekat.
"Kamu jangan terlalu kebanyakan nonton televisi, mending kamu mencari kegiatan yang lebih positif. Emangnya kamu udah nggak kebutik lagi? Atau kamu mungkin butuh liburan ke rumah orang tua kamu, sayang? Rasanya akhir-akhir ini kamu sering sekali bernegatif thinking loh sama aku," ujar Darius.
Mendengar ucapan suaminya Amanda merasa bersalah. Memang benar apa yang diucapkan oleh Darius, beberapa hari ini Amanda tidak ke butik, bahkan dia sering menonton sinetron yang mungkin pada akhirnya berdampak buruk pada pikiran Amanda.
"Maaf ya Mas, aku hanya takut aja kalau kamu bermain api di belakang aku. Jujur, aku sangat mencintai kamu Mas, aku tidak mau kamu selingkuh. Walaupun kita memang belum mempunyai anak, tapi kan kita tidak mandul, hanya memang belum dikasih aja. Dan itu kenapa pikiran aku selalu takut akan kehilangan kamu, Mas." Amanda memeluk tubuh suaminya, menyandarkan kepalanya di dada bidang pria tersebut.
"Iya, tidak apa-apa, Mas ngerti kok." Darius mengusap punggung dan juga kepala Amanda, kemudian mengecup kening wanita itu.
Amanda teringat jika tujuannya ke sana untuk menanyakan sapu tangan yang dia temukan di tas milik suaminya, dan saat tangannya merogoh saku baju tidur, tiba-tiba pintu kerja milik Darius terbuka.
"Ups! Sorry kalau aku ganggu," ucap Haris.
"No problem! Ada apa Dek?" tanya Darius kepada sang adik.
"Ini Kak, ada yang mau aku bicarain soal kerjaan."
Amanda yang mendengar penuturan Haris pun berpamitan kepada suaminya. "Ya udah Mas, kalau gitu aku kamar duluan ya. Aku tidur duluan nggak papa kan? Ngantuk banget soalnya."
"Iya, nggak papa sayang, nanti aku nyusul ya kalau kerjaannya udah beres." Amanda mengangguk, kemudian dia keluar dari ruangan suaminya.
Dia melewati Hariz begitu saja, sementara pria itu mendekat ke arah Darius sambil membawa sebuah proposal.
"Kita bicara di balkon aja yuk!" ajak Darius dan Haris hanya menatapnya dengan heran.
"Tumbenan banget, Kak?"
"Biar ada udara, nggak sesak-sesak banget buat bicarain kerjaan. Dmang otak nggak mumet tiap hari disuguhi berkas-berkas terus?" kekeh Darius sambil menggelengkan kepalanya.
Haris yang mendengar itu pun ikut terkekeh, kemudian mereka berjalan ke arah balkon, lalu membicarakan pekerjaan.
Namun, saat mereka sedang membicarakan pekerjaan, tiba-tiba Haris melihat sekelebat bayangan yang keluar dari ruangan kakaknya.
"Kenapa?" tanya Darius sambil melirik ke arah tatapan yang dilihat oleh Haris.
"Nggak papa Kak. Tadi kayak ada sekelebat bayangan aja yang keluar dari ruangan Kakak, apa itu Mbak Amanda ya?"
"Jangan aneh-aneh. Amanda kan udah keluar dari tadi, itu hanya perasaan kamu aja. Udah yuk, kita kerjain lagi pekerjaannya!" Haris pun menggangguk, kemudian mereka kembali mengerjakan dan juga berdiskusi soal pekerjaan.
.
.
Tepat jam 02.00 dini hari, Amanda terbangun karena tenggorokannya begitu kering. Dia mengambil gelas yang ada di samping tempat tidur, namun ternyata gelas itu kozong.
"Hoooam! Rasanya malas sekali turun ke lantai bawah, tapi tenggorokanku kering banget," gumam Amanda dengan suara yang serak.
Kemudian dia berjalan dengan sedikit gontai, mengucek matanya yang terasa begitu mengantuk, berjalan menuruni tangga untuk lantai bawah. Namun dia baru sadar jika tadi di kamar Amanda tidak menemukan adanya Darius.
"Apa Mas Darius masih ada di ruang kerjanya ya? Coba deh aku cek," gumam Amanda sambil berjalan ke arah ruang kerja milik suaminya.
Namun saat sampai di sana, dia tidak menemukan keberadaan Darius. Wanita itu pun merasa heran, "Ke mana ya Mas Darius? Kok nggak ada di sini?"
Akan tetapi, seketika tenggorokan Amanda semakin kering. Dia pun memutuskan untuk ke dapur mengambil minuman dulu baru akan mencari suaminya.
Setelah selesai membasahi tenggorokan, Amanda kembali ke kamar siapa tahu Darius sudah ada di sana. Namun ternyata tidak ada, wanita itu pun merasa heran kemana Darius pergi.
Saat dia melewati kamar tamu, tiba-tiba terdengar suara orang yang sedang memadu kasih. Jantung wanita itu berdetak dengan kencang, karena dia mengenali suara tersebut yang tak lain adalah adiknya Fitri.
"Masa Fitri main kuda-kudaan di kamar tamu sih sama Harris? Mereka kan ada kamarnya sendiri?" gumam Amanda dengan bingung.
Kemudian dia hendak membukakan pintu tersebut, namun seketika wanita itu menggeleng. Dia merasa tidak sopan jika harus memergoki seseorang yang sedang memadu kasih.
"Biar sajalah, toh mereka sudah menikah ini. Mau main kuda-kudaan di manapun itu bukan urusanku, yang ada bisa teriak satu rumah dibangunin." Wanita itu pun melanjutkan kembali untuk mencari Darius.
Namun sudah 30 menit dia tidak menemukannya. "Aduh! Mas Darius ke mana sih? Nggak tau deh, aku tidur aja. Besok pagi kalau dia kembali baru aku tanyain habis dari mana."
Amanda pun memutuskan untuk naik kembali ke lantai atas di mana kamarnya berada, sebab matanya benar-benar sudah mengantuk. Dan rencananya, dia akan bertanya saat Darius sudah kembali, karena entah Ia pun tidak tahu kemana pria itu pergi.
BERSAMBUNG.....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 269 Episodes
Comments
Osie
inilah kenapa setelah menikah dilarang tinggal sejumlah dgn mertua n ipar..efeknya parah cuuuii
2024-06-06
1
Alpha
wow, fitri lagi digenjot ya sama Darius
2023-10-22
3
himawatidewi satyawira
biar fitri bisa kluar dr ruang kerja ya yus?
2023-10-20
1