Pertemuan 2

Dia,seorang pria yang sudah menolongku selalu mengganggu pikiran ini.Parasnya yang tampan dan tutur katanya yang sopan sangat menggangguku.Tidak tau bagaimana jadinya kalau ia tak membantuku saat itu.

Sudah lama aku tidak merasakan hal seperti ini lagi.Apa aku menyukainya?Aku berusaha menepis rasa ini.

"Sin,siang ini saya makan diluar,kalau ada klien yang ingin bertemu tolong diatur ke sore yah."

"Baik bu."

Aku Mulai bersiap - siap,memperbaiki riasan tipis- tipis ini.Tapi kenapa deg - degan ya? kok aneh ? ini kan hanya makan siang sebagai ucapan terima kasih saja,di warung soto lagi masa kencan sih?

Ra ! Ayolah ini hanya balas budi aja,dan ah... sudahlah.

Aku yang bertanya tapi aku pulalah yang menjawab.

"Saya jalan ya Sin,ingat pesan saya."

" Oke Bu !" jawab Sinta resepsionis klinik ku yang sudah lumayan lama bekerja.

Sebelumnya aku sudah meminta untuk diantarkan oleh Widia,aku gak mau ambil resiko kejadian seperti kemarin lagi.

Widia mengantarkan aku di persimpangan,hanya berjalan sedikit saja warung soto nya sudah kelihatan.

Aku mengitari meja pengunjung,untuk mencari sosok yang kukenal.

"Mbak !"

Aku mencari suara yang memanggil,dan aku menemukannya.

Dan Oh My God,kenapa penampilannya sangat berbeda?

menggunakan pakaian kasual dia terlihat semakin menarik.Kaos polo hitam dan jeans biru sangat cocok dengannya.Kelihatan segar seperti baru habis mandi.

"Sudah lama? Maaf tadi ada kerjaan yang nggak bisa ditinggal."Aku sedikit ber basa basi dengannya sekalian untuk menetralisir jantungku yang berdegup kencang.

"Silahkan duduk Mbak,jangan khawatir aku juga belum lama kok."

Dengan senyuman yang manis dia menjawab dan itu berhasil membuatku meleleh .

"Sudah pesan makanan? "

"Maaf sudah lancang tapi aku sudah pesan Soto paling spesial di warung ini.Aku yakin Mbak pasti menyukainya."

"Baiklah,semoga aku suka.Tapi please jangan panggil Mbak,kesannya aku tuh tua banget loh,panggil Rara aja."Ku akui kalau aku mulai suka bicara dengannya.

"Haha,oke deh"

"Permisi,pesanannya."

Seorang ibu tua datang menghampiri membawa dua mangkok soto yang pastinya masih panas,ditambah dua piring nasi putih dan kerupuk .Beliau meletakkan makanan dimeja kami.

"Silahkan dinikmati,"Ucapnya dengan ramah.

"Baik Bu,terima kasih."Aku pun menjawab tak kalah ramah.

Kami pun menyantapnya tanpa berbicara.

"Kamu benar,makanannya enak banget.Aku suka!"Ucapku sambil menyuap kuah soto kedalam mulutku.

Dia hanya tersenyum dan menikmati kembali makanan itu.

"Mbak..Eh Rara kerja dimana? kalau ditebak sepertinya di kantor?"

"Begitulah,disini memang area perkantoran bukan? dan Kamu?"

"Aku bekerja di showroom mobil tapi hanya sebagai mekanik,Showroom mobil ujung jalan ini."

"Oh."

Hanya itu yang terucap.Entah mengapa ada sedikit rasa kasihan,dan membayangkannya bekerja di sana tentu sangat melelahkan.

""Aku tak seperti orang lain yang bisa bekerja di kantoran.Aku tidak memiliki ijazah.Memperbaiki mobil atau sepeda motor adalah keahlianku,jadi aku bersyukur masih bisa diberi kesempatan itu."

"kenapa tidak mencoba melamar di kantor?"

"Hmm..Apa ada yang mau menerima yang hanya tamatan SMA?kurasa tidak."

Tak berasa pembicaraan ini terus berlanjut dan kami menghabiskan makanan yang sudah kami pesan.

" Walaupun pekerjaanku tak sehebat orang lain,tapi aku bangga bisa membahagiakan Ibuku."

"Ibu ? "

"Yah ,Ayahku sudah lama meninggal."

"Oh,maaf !"

Terasa manis bukan ? Seorang pria tampan yang sangat menyayangi ibunya.

Sedikit tau tentang dia semakin membuat perasaan ini campur aduk .Ada rasa simpati mendengar ia bercerita tentang perjuangannya namun ada rasa aneh yang membuatku gelisah.

setelah membayarkan tagihannya kami pun bergegas keluar.

"Mau aku antar? disini nggak ada angkutan umum loh," Tawarnya padaku

"Apa ? Tapi ."

"Ayolah Oia boleh minta nomor Telepon?"

" Boleh.."Aku meraih gawai yang sudah disodorkannya dan dengan cepat mengetik nomor pribadiku.

"Ayo ,naiklah."

Kami pun berboncengan menuju klinikku.Hanya sampai batas gerbang luar,aku gak mau kalau sampai ada yang melihat aku jalan dengan cowok,bisa - bisa jadi bahan gosip anak - anak.

"Maaf ya,aku gak enak kalau sampai depan ,disini saja."

"Jadi kamu kerja di klinik ini? Wow..pantes saja cantik" Celetuknya.

"Apa?"Aku mendengar dia mengatakan aku cantik dan jantungku kembali berdebar mendengarnya.

"Ah,tidak! baiklah aku pergi dulu,masuklah ,"

"Hem"

*****

"Bagaimana persiapan Acara lamarannya Bu? Apa ada yang kurang?"

"Tenang saja,semua sudah beres."Jawab Romlah sekenanya.

"Baguslah Bu,aku bangga pada Ibu."

"Danu,Rara kerja dimana sih? apa nanti setelah menikah bakalan tetap bekerja?"

Tanya Udin.

"Di Klinik kecantikan Mas,Pastinya mas,"

"Yah harus kerja lah,masa mau senangnya saja." Sahut Ibunya terdengar nyolot.

""Seperti istriku,yang selalu bekerja keras." Ujar Ahmad kakak pertama Danu sambil tersenyum bangga.

Mendengar ini Dina tersenyum bangga,

namun ada hati yang sedikit sakit mendengar nya.

"Nggak kaya istrimu Din,level rumahan alias pembokat" Nyinyir Romlah.

"Loh,dia kan pilihan ibu,kenapa sekarang seolah ibu gak suka?" Udin tidak terima jika ibunya selalu menyalahkan istrinya.

Romlah diam kalau sudah diberi jawaban seperti itu.

" Apa ibu mau menjaga Anto? Kalau mau ,aku yakin Mbak marini gak keberatan kerja diluar" kali ini Danu turun tangan.Ia merasa kasihan pada kakak iparnya yang selalu disalahkan,padahal Ia yakin kalau mbaknya itu pasti sangat lelah mengerjakan tugasnya di rumah.

Marini merasa tersentuh,Danu selalu saja membelanya dihadapan ibu mertuanya.Baginya Danu adalah laki - laki yang sangat pengertian.

"Bu,Aku mau kok kerja tapi bagaimana dengan Anto?dia masih menyusu,kalau aku tinggal tentu akan menambah biaya untuk membeli susu formula.Sementara ibu gak mungkin bisa menjaga kan?"Marini dengan tegas mengatakannya.

"Em,kita kembali ke topik lamaran Danu,kapan acaranya Bu?"Dina mengalihkan pembicaraan itu.

"Ibu sudah persiapkan semua barang seserahannya,besok kita kesana."

"Wah,makasih bu,aku akan kasih tau Rara agar dia dan keluarganya bersiap - siap ."

Danu kelihatan sangat bahagia,sebentar lagi dia akan menjadi suami Shira yang kaya.

Terlalu percaya diri sekali!

**

Tibalah acara lamaran yang sudah dinanti ,berbagai barang seserahan sudah dipersiapkan.Namun keluarga Baskara tidak menunjukkan aura bahagia sama sekali justru mereka bersedih hati melihat bagaimana putri semata wayangnya dipersunting dengan sangat sederhana.Bukan itu saja, perilaku keluarga besan yang terlihat aneh pun sangat disayangkan.Romlah terlihat tidak menyukai Shira.

Tapi melihat wajah sang putri yang selalu tersenyum bahagia,terpaksa mereka pun harus merelakannya.

Tak jauh berbeda dengan Danu,ia begitu terkejut dengan keadaan rumah calon mertuanya.Apa ada yang tidak ia ketahui?

Namun tidak mungkin mundur bukan?

"Kalau begitu kami pulang dulu.Acara sudah selesai,dan kita sudah sepakat untuk acara pernikahan nanti." ucap Romlah dengan ketusnya.

"Silahkan Bu besan." Ucap pak Baskara sambil mengantarkan tamunya ke pintu.

"Pakaian dan aksesoris sih oke tapi rumah kok nggak sesuai ya ,males lama- lama disini,gerah!"batin Romlah memandangi sekitar.

"Kami pulang dulu Pa,Ma,Ra..sampai ketemu minggu depan ya."

Danu menyalami calon mertuanya untuk berpamitan.Namun wajahnya terlihat sedikit tidak suka.

"Assalamualaikum. "

"Waalaikumsalam."

Romlah dan anak- anaknya segera pulang,mereka mengendarai mobil yang disewa milik tetangganya.Terlihat kalau wajahnya mencerminkan kekesalan,dia tak menyangka bahwa besannya adalah orang miskin,lebih susah dari keluarga Marini.

Apa yang mau diharapkan dari keluarga miskin itu? Oh anakku yang malang,satu-satunya harapanku untuk mendapatkan menantu kaya hancur sudah.Percuma wajah anakku yang tampan ini kalau hanya mendapatkan wanita miskin.

" Ibu kenapa kok kelihatan nggak bahagia?"

Tanya Ahmad yang penasaran sedari tadi.

"Bagaimana mau bahagia,melihat rumah calon mertuanya Danu rasanya nyesek.Ternyata lebih susah dari yang ibu pikirkan."

" Gak kecil - kecil amat kok bu,gak beda jauh dari rumah kita," Ucap Marini.

" Jadi dari tadi ibu memikirkan hal itu?"

Episodes
1 Mencintainya
2 Rahasia
3 khawatir
4 Pertemuan
5 Pertemuan 2
6 Bahagia
7 Benih masalah
8 Wajah asli
9 Hamil
10 Hamil 2
11 Harus kuat
12 Perasaan seorang Ibu
13 Mobil Baru
14 Satu kebenaran
15 Ambruk
16 Keguguran
17 Tidak punya hati
18 Pulang Ke Rumah
19 Memendam rasa
20 Terluka kembali
21 Fokus
22 Talak
23 Shira dan Marini
24 Gugatan Cerai
25 Kemarahan Mama
26 Apa?
27 Video
28 Video 2
29 Pernikahan
30 Kedatangan Ratmi
31 Akhir dari Dina
32 Pergi bersama barangku juga
33 Terkuak
34 Mengunjungi Besan
35 Geng Arisan
36 Malu
37 Kapan Menikah??
38 Manusia Sombong
39 Bad mood
40 Bucin?
41 kanebo kering
42 Menghasut
43 Makan siang
44 Menjodohkan
45 Bingung
46 Permintaan Citra
47 Rumah Mewah
48 Calon Mantu
49 Ibu mertua
50 Aneh!!
51 Dina dan kehidupan barunya
52 Bertingkah
53 Di Mall
54 Ngambek
55 Besan yang menyebalkan
56 Jago Di Ranjang?
57 Lamaran
58 Lamaran 2
59 Ada Apa Dengan Mu, Mbak?
60 Tidur diluar
61 Berselisih Paham
62 Hari Bahagia
63 Pakaian Aneh
64 Malam Pertama
65 kejutan Mama dan Ibu
66 Citra dan Dina
67 Debaran Jantung
68 Memangnya aku perduli!!
69 Mendapatkan Tanda Tangan
70 Ketagihan
71 Mau kemana?
72 Ibu mau pulang
73 Semua Karena Cinta
74 Bersyukur Lepas Darimu
75 Membuka Hati
76 Arisan
77 Impian Danu
78 Shopping
79 Penyesalan
80 Keributan
81 Diusir
82 Hamil?
83 Kebahagiaan
84 Romlah
85 Stroke
86 Stroke 2
87 Dina Bertobat
88 Firasat Sapto
89 Ancaman 1
90 Ancaman dua
91 Membantu
92 Rindu
93 Tertangkap
94 Anak kesayangan
95 Meminta maaf
96 Iri
97 Hari bahagia
98 Menyesal?
99 kedatangan Shira dan Sapto
100 Kepulangan Danu
101 Siuman
Episodes

Updated 101 Episodes

1
Mencintainya
2
Rahasia
3
khawatir
4
Pertemuan
5
Pertemuan 2
6
Bahagia
7
Benih masalah
8
Wajah asli
9
Hamil
10
Hamil 2
11
Harus kuat
12
Perasaan seorang Ibu
13
Mobil Baru
14
Satu kebenaran
15
Ambruk
16
Keguguran
17
Tidak punya hati
18
Pulang Ke Rumah
19
Memendam rasa
20
Terluka kembali
21
Fokus
22
Talak
23
Shira dan Marini
24
Gugatan Cerai
25
Kemarahan Mama
26
Apa?
27
Video
28
Video 2
29
Pernikahan
30
Kedatangan Ratmi
31
Akhir dari Dina
32
Pergi bersama barangku juga
33
Terkuak
34
Mengunjungi Besan
35
Geng Arisan
36
Malu
37
Kapan Menikah??
38
Manusia Sombong
39
Bad mood
40
Bucin?
41
kanebo kering
42
Menghasut
43
Makan siang
44
Menjodohkan
45
Bingung
46
Permintaan Citra
47
Rumah Mewah
48
Calon Mantu
49
Ibu mertua
50
Aneh!!
51
Dina dan kehidupan barunya
52
Bertingkah
53
Di Mall
54
Ngambek
55
Besan yang menyebalkan
56
Jago Di Ranjang?
57
Lamaran
58
Lamaran 2
59
Ada Apa Dengan Mu, Mbak?
60
Tidur diluar
61
Berselisih Paham
62
Hari Bahagia
63
Pakaian Aneh
64
Malam Pertama
65
kejutan Mama dan Ibu
66
Citra dan Dina
67
Debaran Jantung
68
Memangnya aku perduli!!
69
Mendapatkan Tanda Tangan
70
Ketagihan
71
Mau kemana?
72
Ibu mau pulang
73
Semua Karena Cinta
74
Bersyukur Lepas Darimu
75
Membuka Hati
76
Arisan
77
Impian Danu
78
Shopping
79
Penyesalan
80
Keributan
81
Diusir
82
Hamil?
83
Kebahagiaan
84
Romlah
85
Stroke
86
Stroke 2
87
Dina Bertobat
88
Firasat Sapto
89
Ancaman 1
90
Ancaman dua
91
Membantu
92
Rindu
93
Tertangkap
94
Anak kesayangan
95
Meminta maaf
96
Iri
97
Hari bahagia
98
Menyesal?
99
kedatangan Shira dan Sapto
100
Kepulangan Danu
101
Siuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!