" Bagaimana ,apa semua nya sudah kau temukan ?"
"Sudah Tuan."sembari memberikan sebuah map berwarna biru kearah orang yang dipanggil Tuan.
"Permisi,Pesanan nya." Pelayan restoran mengantarkan minuman yang sudah dipesan sebelumnya.
"Silahkan Tuan,jika ada yang kurang ,silahkan memanggil kami"
Ucap sang pelayan dan pergi meninggalkan meja tersebut,kedua pria itu hanya mengangguk.
"Bagus,terus pantau keluarga itu dan laporkan hasilnya.Aku tidak ingin kecolongan,Ini menyangkut hidup putriku satu - satunya."
"Baik pak,pasti akan saya lakukan."
"Minumlah, jangan terlalu kaku.Kalau perlu pesan makanan yang lain,tapi maaf saya harus segera pergi.Jadi tak apa saya tinggal?"
Baskara berdiri setelah meminum minuman dihadapannya.
"Silahkan tuan,tidak apa - apa."
Dengan tegapnya pria itu berdiri dan menunduk sebagai tanda penghormatan pada Tuannya seperti biasa ia lakukan.
Tuan Baskara menepuk punggung anak buahnya tersebut dan berlalu pergi dari restoran tersebut.
"Kita ke daerah Gandaria,The Queen Beauty and Spa ."
"Baik Tuan"
Supir pribadinya dengan cekatan mengendarai mobil mewah itu.
Di jam seperti ini ,macet tidaklah hal yang asing.memakan waktu hampir satu jam untuk sampai ketempat itu.
sebelum turun,Baskara mengeluarkan benda hitam pipih dari saku jasnya.
" Papa didepan"
"Masuk aja Pah..Rara lagi gak sibuk kok!"
"Baiklah."
Dengan penuh wibawa ia memasuki ruangan yang transparant itu,bagian depan bangunan itu di sengaja hanya menggunakan kaca transparan untuk memudahkan orang melihat kedalam.
"Selamat siang pak." Sinta menyambut Papa bos nya itu dengan sopan.
"Iya,saya langsung naik ya."
"Baik pak,Bu Shira sudah menunggu."
Baskara Menaiki tangga menuju ke ruangan putrinya.
"Sibuk ?"
Tanpa mengetuk pintu ,Baskara langsung main nyelonong masuk aja.
"Papa ! kebiasaan nggak ngetuk pintu dulu."
Shira memonyongkan bibirnya.
"Haha,maaf sayang,lagian kenapa kaget kan udah tau Papa bakalan masuk."
"Oke,serius ini Papa mau ngomongin apa? tumben rela main macet-macet datang kesini.Atau Papa mau marahin Shira ?"
Akhirnya mereka duduk di sofa yang dikhususkan untuk tamu Shira di ruangannya.
"Putri Papa udah dewasa,sukses dan cantik.Apa kau perlu bantuan? siapa tahu kau ingin melebarkan sayap bisnismu ini."
"Hmm,ayolah Pah,Shira belum sukses kali,Belum bisa ngalahin Papa,dan untuk dana pasti suatu saat Rara tagih haha"
mereka tertawa bersama.
"Apa yang membuatmu mencintai dia?"Tiba - tiba Baskara menunjukkan keseriusan nya.
Deg
"Mas Danu."
"Yah itu dia,bagaimana kau mencintainya?Mengapa tidak dengan laki - laki yang Papa jodohkan dulu?"
"Aku memang mencintainya tulus,dan dia juga begitu,Aku yakin Pah!Dan aku mencintainya mengalir begitu saja,setelah kami berkenalan."
"Keluarganya,Bagaimana dengan itu? apa sudah diperkenalkan?"
"Pernah sekali Pah,dan menurutku sih baik - baik aja.Memang mereka bukan orang yang berada seperti kita.Namun cukup baik menurutku,"Shira mengutarakan apa yang dilihatnya.
"Hmm..Papa hanya ingin yang terbaik buatmu.Kalau kau sudah merasa yakin silahkan saja.Ingatlah,apapun masalahmu kelak jangan lupakan bahwa kau masih memiliki kami,kau boleh kembali pulang ke rumah kapan saja."
"Terimakasih Pah,maafin Shira karena sudah membuat Papa marah."Shira memeluk pria yang telah menjadi cinta pertamanya itu.
Shira merasa bersalah pada Papa dan Mamanya,Seperti nya mereka sangat bersedih akan keputusannya kali ini.Tapi sekuat tenaga ia melawan rasa ini demi cintanya, laki-laki yang baru dikenalnya namun entah mengapa dia begitu mencintainya tanpa memandang status nya.
Perkenalan singkat itu sangat berkesan baginya,hingga ia merasa bahwa Danu masa depannya.
flashback on
"Clara,boleh pinjam motor kamu?"
"Boleh bu,tapi Ibu mau kemana naik motor?"
"Mau cari angin!"
"Butuh supir gak Bu ? masa Ibu pede bawa motor butut saya?" Clara menggaruk kepalanya yang tidak gatal sebenarnya .
"Nggak perlu,udah sini kuncinya."
Terpaksa Clara menyerahkan kunci motornya pada bu bosnya itu.
"Thanks.."Shira berucap sambil berlalu dari ruangan karyawannya yang terletak di bagian belakang klinik.
Hari ini pikirannya lagi mumet,banyak klien yang menurutnya merepotkan, memang sesekali Ia masih bisa menghandle para klien yang sedikit lebay.
"Muter - muter komplek cari jajanan enak kali ya,bosan juga makan yang itu - itu aja." motor di staternya dan mulai membawanya keliling komplek perumahan mewah itu.
"Lumayan segar juga udara sore disini,,"Sambil menikmati angin yang berhembus membuat rambut lurus gadis cantik itu terbang mengikuti kemana angin membawa,sengaja ia tak memakai helm.Benar - benar ingin menikmati sore yang damai.
Brak
Tiba - tiba ada sesuatu yang menabrak motornya dari arah belakang.Untung saja ia dengan cekatan menghentikan motor itu dengan selamat.
"Turun Lo"
"Cepat tinggalin dompet sama tu motor."Dua orang laki- laki yang mengendarai motor besar pun mengacungkan benda tajam pada Shira.
Tiba - tiba saja keadaan berganti menjadi sedikit menyeramkan.
"Apa ? siapa kalian?"Shira masih mode kebingungan,kenapa di sore hari begini ada begal berkeliaran.
"Eh,Ternyata cantik bro.Boleh nih!"
Temannya malah mengedipkan sebelah matanya kearah Shira.Mereka elah turun dari motornya.
"Kau bertanya kami siapa? Haha... kami akan membawamu pergi dari sini,kita akan bersenang - senang."Terlihat sangat menjijikkan bagi Shira.
Sialan, kenapa komplek sepi amat lagi.Kemana semua satpam - satpam di perumahan ini? Batin Shira.
"Ayo manis keluarin dompetmu dan berdiri disini."Bentak cowok bertato itu lagi.
Shira mengikuti kemauan perampok itu.Namun matanya tak diam,seperti ingin mencari celah.Jujur,ia merasa sedikit ketakutan.
"Cepat manis,atau pisau ini akan menghiasi wajahmu yang cantik ini." Ucap teman si tato.
"B - baik lah,ini tasnya,"Perlahan Shira menyerahkan Tas tangannya yang sebenarnya hanya berisikan beberapa lembar uang saja.Namun identitas diri,sim dan kartu Atm ada didalamnya.Tentu dia tidak ikhlas,bakal repot ngurus ulang semua itu .
Bug
Tiba - tiba saja Shira memukul dan berhasil mengenai tangan bertato,dan pria itu tersungkur,sehingga pisau itupun terlempar. Tak mau kalah temannya pun bertindak ingin menggoreskan pisau kecil yang sangat runcing ke wajah Shira .
Dengan sigap Shira menghindar,dan memasang kuda - kuda siap untuk melawan si cungkring.
Hit
Bab Bub
"Aduh,kurang aj*ar,cewek sialan."
"Rasakan ini"Sekali lagi Shira berhasil menendang .
Disaat Shira melawan yang satu,si tangan tato pun ingin menyerang balik namun tiba - tiba..
"Oi,beraninya ma cewek."Akhirnya ada juga yang menolongnya.
Hit Bug
"Rasakan ini!"
Tendangan demi tendangan diberikan pada perampok itu.Shira yang sudah kelelahan mulai merasa tenang karena ada yang menolongnya.
"A - ampun bang..ampun ,Sakit !"
"Masih mau jadi jagoan Lo?"
Pria itu memiting salah satu dari mereka.
"Ampun Bang!" Namun disaat ada kesempatan mereka melarikan diri.
"Woi,jangan kabur Lo pada."
Tiba - tiba pitingan itu terlepas,dan mereka berdua berhasil kabur dalam keadaan babak belur.
"Mbak nggak apa ? Tas dan barang berharga apa ada yang hilang?"
Shira malah diam menatap pria dihadapannya,sungguh tampan,
kenapa pria ini sangat mempesona? dan ya ampun,dia adalah penyelamatku!
" Halo Mbak?"Pria itu melambaikan tangan dihadapan Shira.
" Ah,Iya baik kok,semua baik - baik saja!"Ucap Shira sambil tersenyum.
" Syukurlah,disini memang rawan begal Mbak,soalnya ini daerah sepi dan kebanyakan rumah disini sering kosong."
"Terimakasih yah sudah nolongin,Aku juga baru pertama kali lewat sini.Sepertinya kamu tau betul daerah sini,dan benar bahwa ternyata disini banyak rumah kosong."
Shira melihat rumah disekitar yang memang sepertinya kosong.
"Baiklah,Em saya permisi dulu."Bergegas pria itu menuju motornya.
"Eh ,tunggu dulu!Kita belum kenalan.aku mau kita minum atau makan sebagai ucapan terima kasihku."
"Maaf tapi hari ini aku gak bisa,aku harus kembali bekerja."Tolak pria itu.
Shira memandangi pakaian dari pria itu,sepertinya dia mengenakan pakaian khas mekanik yang sudah bernoda .
"Kenalin namaku Shira,mungkin lain kali aku bisa traktir."memberikan tangan kanannya untuk bersalaman.
" Aku Danu,sebenarnya aku ikhlas membantu tapi kalau Mbaknya tidak keberatan ,gimana kalau besok saja kita makan siang di warung soto depan."Danu menyambut tangan Shira.
"Baiklah,jam makan siang Aku tunggu!"
"Kalau begitu aku permisi Mbak."
Shira hanya bisa melihat kepergian pria itu.Kemudian ia pun bergegas,tak mau kejadian tadi terulang kembali.
"Warung soto? nggak apalah yang penting aku bisa makan di sana,sepertinya enak. Nama nya Danu Hmm."
Dia pun berlalu dari jalanan komplek tersebut kembali menuju kliniknya tanpa ingin melanjutkan niatnya lagi.
Flashback off.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 101 Episodes
Comments