khawatir

Bagaimana ini ? Pasti Papa tidak akan terima, bagaimana tanggapan mereka nanti ?aku juga gak mungkin paksain buat adakan resepsi pernikahan,bisa - bisa image ku jelek dimata keluarganya.

"Pagi sayang."

"Pagi Ma, Pah." Aku mencium Mama dan Papaku yang sudah duduk dimeja makan siap untuk sarapan pagi.

"Pagi sekali udah rapih,langsung berangkat kerja?" Tanya Mama sambil mengisi piring kosong di hadapanku.

"Iya nih Mah,Rara mau ke kota B buat meeting bulanan.Jadi harus berangkat pagi biar bisa pulang pergi."

"Kamu pake supir Papa aja Ra,lumayan jauh loh."

"Gak usah khawatir Pah,aku udah biasa kok." Sambil meminum susu buatan Mamanya.

"Ya jelas khawatir lah,kamu itu anak gadis ,masa mau dilepas gitu aja ."

"Pah tapi aku,

Aku berusaha mengelak,aku gak nyaman aja kalau ngerepotin supir Papa.Toh selama ini juga aku pergi kemana - mana sendirian.

"Shira!"

"Baiklah Pah.."Aku mengangkat kedua tanganku keatas tanda menyerah, Lebih baik mengalah dari pada bakal ribet jadinya.

Sambil menikmati sarapan pagi mereka mengobrol santai.

Nyonya Baskara ,Ratu memang selalu mengharuskan semua anggota keluarga untuk sarapan bersama di meja makan.

Bahkan Ia lah yang akan memasak sendiri makanan untuk keluarganya.

"Pah,Rara mau ngomong,"

Setelah menghabiskan sarapannya ,Shira ingin menyampaikan pada orang tuanya pesan dari kekasih hatinya.Ada rasa khawatir dan takut untuk mengutarakannya.

"Katakan nak."ucap Ratu.

"Pah,Mah,Rara mohon jangan berpikiran negative dulu ya,Em" Berhenti sejenak,menghabiskan minuman di gelasnya sampai habis.

"Itu Pah,Mas Danu minta gak usah adain resepsi pernikahan.Hanya Ijab Kobul aja karena menurut Ibunya ,akan menghemat jadi kami bisa menyimpan uang itu untuk masa depan kami Pah"

Ia tertunduk takut menghadapi tatapan orangtuanya.Ia tahu kalau itu akan bertentangan dengan orangtuanya.

Hening!

Tiba - Tiba Baskara meletakkan kasar sendok dan garpu ke piring yang masih berisi makanan.Kemudian Baskara menatap lekat putrinya.

"Pah,tolong jangan marah."Ratu menenangkan suaminya,Sang istri menggenggam tangan suaminya berusaha meredam kemarahan.

"Kamu bisa memilih di hotel mana kau menikah berapapun biayanya Papa sanggup,kau punya kesempatan untuk memilih gaun pernikahan terindah ,bahkan kau sendiri pun sanggup untuk membelinya.Kita bukan orang yang susah sehingga harus berhemat!"Ucap Baskara sedikit meninggikan nada bicaranya.

"Maaf Pah,Rara tau ini pasti gak sesuai dengan keinginan kita,tapi...

"Lakukan apa yang kau anggap benar.Dan itu pilihan hidupmu,Papa hanya bisa mendoakan kebahagiaanmu."

Pak Baskara menjawab sambil berdiri ingin meninggalkan tempat itu.Ia sudah sangat menahan emosi,namun ia tidak tega melihat wajah sedih putrinya.

Shira beralih menatap sang Mama,Baskara adalah pria yang lembut dan sangat jarang menunjukkan kemarahan.Wajar jika ia sedikit kaget.

"Pah.."

Shira berlari memeluk papanya..Shira masih ingin memohon.

Ditempat lain*

Terlihat Bu Romlah menghitung uang dengan sebuah catatan terletak dimeja .

"Biaya segini mau beli seserahan apa ya.Ah pokoknya gak boleh yang mahal - mahal"Romlah berbicara sendiri sambil melihat catatan daftar benda seserahan.

"Bu,lagi ngitungin apa?"Tiba - tiba Marini sudah duduk disebelahnya.

"Eh ,ngagetin aja kau Mar ! Ini Ibu mau buat daftar seserahan yang harus dibeli buat Rara."

Romlah kaget dengan kehadiran menantu perempuannya yang tiba-tiba.

"Jadi benar kalau Danu akan menikah? "

"Iya lah benar,ada apa,sepertinya kau tidak senang?"Romlah melihat wajah kurang senang menantunya itu.

'Akhirnya dia menikah juga,semakin tak mungkin untuk ku jangkau ,kenapa rasa ini sangat susah untuk dihilangkan? "

Batin Marini ,raut wajahnya terlihat murung.

"Kok bengong ?apa kau keberatan kalau Danu menikah?"

" Ah tidak bu!" Marini tertawa mencoba menutupi rasa gugupnya .Bisa gawat jika ia ketahuan.

" Mar..kau kenapa? Lihat itu anakmu dilantai sudah basah!" Marini sering kali membuat Romlah merasa jengkel.

"Ah,Iya Bu."

Segera Marini membersihkan lantai yang sudah kena ompol anaknya Anto yang masih berusia setahun.

Marini adalah istri dari Udin,Bu Romlah tidak begitu menyukai nya karena ia hanyalah ibu rumah tangga biasa yang menurutnya tidak perlu dihargai karena tidak menghasilkan uang.

Begitulah ,uang adalah penentu segalanya.

"Ayo sayang,Mama bersihkan sekalian kamu mandi ya."

"Am ma ma."Ocehan Anto yang membuatnya selalu tertawa.

Setelah selesai mengurus anaknya,Ia pun kembali duduk bersama Ibu mertuanya.

"Marini,dua hari lagi kita akan ke rumah besan ,dan nanti ibu akan belanja buat seserahan.Nanti kalau Danu menikah , kalian harus membantu biayanya ya." Dengan santainya mengucap.

"Baik Bu,"

Iyakan saja lah,ribet kalau bahas masalah uang dengan Ibu,toh juga mas Udin bakalan urus sendiri nanti.

"Apa Ibu sudah memberitahukan pada mbak Dina dan Mas Ahmad?"

"Sudah,pasti Dina akan bantu banyak."

"Bagaimana dengan resepsinya Bu? Ibu sudah pesan tenda,pelaminan,dan masak-masak?" Tanya Marini menunjukkan rasa perduli nya pada keluarga ini.

"Gak,itu semua gak perlu.Gak ada acara resepsi,cukup Ijab Kabul saja."

"Apa ? "

Tentu Marini kaget,'apa Shira mau tanpa resepsi?' batinnya.

"Kenapa ? kamu keberatan ? "

"Berarti kita gak usah nyumbang donk Bu,kalau resepsinya saja tidak diadakan."

Jawabnya keceplosan.

"Ya gak bisa gitu,tetap aja harus nyumbang.Uangnya kan bisa buat masa depan mereka atau buat ibu juga boleh."

Tok..Tok..

"Tiba - tiba terdengar suara ketukan dari arah luar.

Kiet

Pintu dibuka dari luar,

" Loh Dina? Kok jam segini udah pulang aja Din?"

"Dina lagi pusing Bu." Dina merebahkan dirinya di sofa sebelah Bu Romlah.

"Waduh,kamu sakit ? Mar,masakin daging dan bubur ya buat Dina ,kasihan dia lagi sakit."

Sungguh perlakuan yang berbeda ,tiba - tiba saja Romlah menunjukkan keramahan bahkan sangat khawatir pada sang menantu.

Dina menantu pertama Romlah,memang sering dipuji dan dibanggakan ,sudah pasti karena Dina bekerja di salah satu Bank swasta,itu sebabnya Romlah menyayanginya agar selalu dapat kucuran dana darinya.

"Tapi Bu,Anto sudah waktunya untuk tidur siang,"

"Ya kamu urus lah,Ibu juga dulu bisa kok masak sambil gendong anak,"

Dengan sewot Romlah menanggapinya.Sungguh Romlah tidak pernah menunjukkan kasih sayangnya pada cucunya itu

"Bu,Dina keatas aja ya.Kalau Marini gak mau gak usah dipaksa Bu,aku masih belum lapar."Ucap Dina lemah.

"Aku bukan gak mau mbak,Tapi "

"Tapi malas?" Romlah memotong ucapan Marini."Kau menantuku yang tidak berguna!"

Tanpa menunggu respon dari mereka Marini berlalu membawa anaknya ke lantai dua,yaitu dimana bagian dari rumah yang dikhususkan untuk kamar anak - anak Romlah.

"Hmm dasar ,mantu miskin malas lagi,ya sudah,kamu istirahat saja nanti Ibu yang masakin yah."Setelah mencibir Marini,Romlah pun menyuruh Dina untuk istirahat dikamar.

Dina naik menuju kamarnya,kepalanya terasa sakit sekali.

"Kau memang pantasnya jadi pembantu adik iparku,hem."Dina mencibir ke arah pintu kamar Marini yang tertutup.

Dengan santainya dia rebahan di kasur empuk miliknya,Dina adalah menantu yang sangat pandai mencari perhatian mertua.Berhubung karirnya bagus dan mertuanya adalah seorang mata duitan ,ia menggunakan uangnya untuk merebut hati seisi rumah.Kenapa mereka tidak mengontrak saja ? Karena ia tak ingin menambah pengeluaran,dan bisa memanfaatkan tenaga Marini,adik iparnya sendiri .

"Enak saja aku disuruh ini itu,emang siapa dia? kalau Ibu mau menjaga Anto,aku juga bakal kerja kok .Seenaknya saja,tapi kalau ibu ngadu ke mas Udin gimana ya? Aduh,bakal kena semprot nih"Ternyata Marini berontak didalam kamarnya.

Episodes
1 Mencintainya
2 Rahasia
3 khawatir
4 Pertemuan
5 Pertemuan 2
6 Bahagia
7 Benih masalah
8 Wajah asli
9 Hamil
10 Hamil 2
11 Harus kuat
12 Perasaan seorang Ibu
13 Mobil Baru
14 Satu kebenaran
15 Ambruk
16 Keguguran
17 Tidak punya hati
18 Pulang Ke Rumah
19 Memendam rasa
20 Terluka kembali
21 Fokus
22 Talak
23 Shira dan Marini
24 Gugatan Cerai
25 Kemarahan Mama
26 Apa?
27 Video
28 Video 2
29 Pernikahan
30 Kedatangan Ratmi
31 Akhir dari Dina
32 Pergi bersama barangku juga
33 Terkuak
34 Mengunjungi Besan
35 Geng Arisan
36 Malu
37 Kapan Menikah??
38 Manusia Sombong
39 Bad mood
40 Bucin?
41 kanebo kering
42 Menghasut
43 Makan siang
44 Menjodohkan
45 Bingung
46 Permintaan Citra
47 Rumah Mewah
48 Calon Mantu
49 Ibu mertua
50 Aneh!!
51 Dina dan kehidupan barunya
52 Bertingkah
53 Di Mall
54 Ngambek
55 Besan yang menyebalkan
56 Jago Di Ranjang?
57 Lamaran
58 Lamaran 2
59 Ada Apa Dengan Mu, Mbak?
60 Tidur diluar
61 Berselisih Paham
62 Hari Bahagia
63 Pakaian Aneh
64 Malam Pertama
65 kejutan Mama dan Ibu
66 Citra dan Dina
67 Debaran Jantung
68 Memangnya aku perduli!!
69 Mendapatkan Tanda Tangan
70 Ketagihan
71 Mau kemana?
72 Ibu mau pulang
73 Semua Karena Cinta
74 Bersyukur Lepas Darimu
75 Membuka Hati
76 Arisan
77 Impian Danu
78 Shopping
79 Penyesalan
80 Keributan
81 Diusir
82 Hamil?
83 Kebahagiaan
84 Romlah
85 Stroke
86 Stroke 2
87 Dina Bertobat
88 Firasat Sapto
89 Ancaman 1
90 Ancaman dua
91 Membantu
92 Rindu
93 Tertangkap
94 Anak kesayangan
95 Meminta maaf
96 Iri
97 Hari bahagia
98 Menyesal?
99 kedatangan Shira dan Sapto
100 Kepulangan Danu
101 Siuman
Episodes

Updated 101 Episodes

1
Mencintainya
2
Rahasia
3
khawatir
4
Pertemuan
5
Pertemuan 2
6
Bahagia
7
Benih masalah
8
Wajah asli
9
Hamil
10
Hamil 2
11
Harus kuat
12
Perasaan seorang Ibu
13
Mobil Baru
14
Satu kebenaran
15
Ambruk
16
Keguguran
17
Tidak punya hati
18
Pulang Ke Rumah
19
Memendam rasa
20
Terluka kembali
21
Fokus
22
Talak
23
Shira dan Marini
24
Gugatan Cerai
25
Kemarahan Mama
26
Apa?
27
Video
28
Video 2
29
Pernikahan
30
Kedatangan Ratmi
31
Akhir dari Dina
32
Pergi bersama barangku juga
33
Terkuak
34
Mengunjungi Besan
35
Geng Arisan
36
Malu
37
Kapan Menikah??
38
Manusia Sombong
39
Bad mood
40
Bucin?
41
kanebo kering
42
Menghasut
43
Makan siang
44
Menjodohkan
45
Bingung
46
Permintaan Citra
47
Rumah Mewah
48
Calon Mantu
49
Ibu mertua
50
Aneh!!
51
Dina dan kehidupan barunya
52
Bertingkah
53
Di Mall
54
Ngambek
55
Besan yang menyebalkan
56
Jago Di Ranjang?
57
Lamaran
58
Lamaran 2
59
Ada Apa Dengan Mu, Mbak?
60
Tidur diluar
61
Berselisih Paham
62
Hari Bahagia
63
Pakaian Aneh
64
Malam Pertama
65
kejutan Mama dan Ibu
66
Citra dan Dina
67
Debaran Jantung
68
Memangnya aku perduli!!
69
Mendapatkan Tanda Tangan
70
Ketagihan
71
Mau kemana?
72
Ibu mau pulang
73
Semua Karena Cinta
74
Bersyukur Lepas Darimu
75
Membuka Hati
76
Arisan
77
Impian Danu
78
Shopping
79
Penyesalan
80
Keributan
81
Diusir
82
Hamil?
83
Kebahagiaan
84
Romlah
85
Stroke
86
Stroke 2
87
Dina Bertobat
88
Firasat Sapto
89
Ancaman 1
90
Ancaman dua
91
Membantu
92
Rindu
93
Tertangkap
94
Anak kesayangan
95
Meminta maaf
96
Iri
97
Hari bahagia
98
Menyesal?
99
kedatangan Shira dan Sapto
100
Kepulangan Danu
101
Siuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!