Prasangka buruk terhadap Arya juga menghantui Mira. Hal inilah yang membuat Mira memutuskan untuk resign dari kantor dan akan fokus pada bisnis kosmetik.
“loe yakin Mir mau resign?” Tanya Febi.
“Ya, gue yakin banget. Gue mau fokus ke bisnis ini, gue lihat prospeknya bagus. Gue mau tunjukin ke Arya kalau wanita juga bisa bersaing dengan pria.” Ucap Mira penuh keyakinan.
“Ya sudah kalau loe memang sudah yakin sama keputusan loe, tapi gue masih mau kerja jadi Medrep dulu sekalian jadi marketing produk King HWA.” Ucap Julia.
“Gue juga masih mau kerja dulu.” Ucap Febi.
Mira menghargai keputusan kedua sahabatnya. Mira segera mengurus surat pengunduran dirinya.
Julia segera mencari pabrik maklon lainnya untuk berjaga-jaga kalau hal buruk terjadi.
Hal yang sama juga di rasakan oleh mantan suami mereka Arya Kusuma. Setelah dari pabrik tempat maklon dia langsung menuju kantornya.
Sampai dia kantor dia langsung meminta laporan dari divisi penjualan. Dari sana terlihat dengan jelas kalau ada penurunan penjualan di produk hand body, lipstik dan bedak.
Menurut karyawan pabrik tadi, PT. Putri Kraton melakukan maklon hand body, lipstik dan bedak dengan merek KING HWA. “Jangan.....jangan....” Arya segera memanggil semua Area Manager.
Seluruh Area Manager memberikan laporan, kalau mereka mendapat laporan di lapangan bahwa belakangan ini Hand Body,bedak dan lipstik dengan merek KING HWA sedang laris manis menggeser merek Beauty.
“Ternyata dia benar-benar serius menantangku, kita lihat saja seberapa besar kekuatanmu.” Ucapnya lirih.
Arya tidak mengetahui bahwa ketiga mantan istrinya lah yang menantangnya bukan hanya Mira.
Arya segera mengadakan rapat dadakan untuk mendongkrak penjualan. Dengan usul dari semua pihak Arya memutuskan untuk mengadakan promosi dengan cara membuat paket kecantikan dengan harga murah di dalam paket itu berisi : Bedak Compact powder, Foundation, lipstik, lips balm. Paket ke dua untuk badan terdiri dari : Hand body, body Scrub, Body Wash dan Parfum, Sampo, Conditioner, serum rambut.
Dengan adanya promo paket ini otomatis harga perpaket lebih murah bila membeli satuan, dalam sekejap penjualan produk Beauty dari PT. Mutiara Ayu melejit, kaum hawa banyak memburu promo tersebut.
Dengan nafas terengah-engah Julia pergi ke kantor PT. Putri Kraton untuk melaporkan hal itu kepada Mira.
“Mir, Arya melakukan perlawanan dia sedang promo besar-besaran.” Ucap Julia kuatir.
“Tenang aja Jul, itu hanya sementara aja kok, memangnya mau sampai kapan dia bikin promo seperti itu nanti juga pelanggan setia kita akan balik lagi.” Mira berkata dengan penuh keyakinan.
Mendengar ucapan Mira hati Julia menjadi agak lebih tenang. Julia dan Mira sama-sama berpikir mereka tidak mungkin bersaing dengan Arya soal promo produk karena mereka baru menghasilkan sedikit produk.
“Jul, loe dah dapet pabrik maklon lain yang menyediakan pelayanan yang sama kayak pabrik yang sekarang?”
“Belum dapet Mir.”
“ Ya sudah kalau begitu nanti sore ke rumah gue ya, kita rapat.” Ucap Mira.
“Mir, hari ini gue gak bisa ada janji sama dokter Jaya. Apapun keputusan kalian nanti gue terima.”
“Oke kalau begitu gue tanya ke loe sekarang aja, lebih baik kita membuat body scrub atau tetap lanjut produksi lipstik dwi warna kita?”
Mira menanyakan hal itu karena dana yang ada saat ini hanya cukup untuk memproduksi satu produk saja.
Julia tidak langsung menjawab pertanyaan Mira dia memikirkan hal itu matang-matang.
“Menurut gue sih mending produksi lipstik Dwi warna, karena belum ada lipstik yang seperti itu pasti nanti akan booming.”
Mira menampung jawaban Julia dia hanya perlu mendengar jawaban dari Febi nanti sore.
Sore hari Febi datang ke rumah Mira. Mira mengajukan pertanyaan yang sama kepada Febi, namun jawaban Febi di luar dugaan.
“Mir, menurut gue kita produksi lipstik Dwi warna dan juga body scrub kita bisa membuat paket hand body dan body scrub. Masalah dana nanti gue ajuin pinjaman di bank, gimana menurut loe?”
Mira berpikir sejenak dia meminta laporan keuangan, laporan keuangan mereka bagus.
“Gue setuju Feb, kalau begitu kita harus beritahu Julia juga.”
Mereka bertiga sepakat untuk mengajukan pinjaman ke bank. Setelah melalui prosedur akhirnya pinjaman dari bank keluar.
Dugaan mereka benar lipstik Dwi warna booming di pasar, paket body scrub dan hand body juga laris manis di pasar.
Sedangkan paket promo dari merek Beauty mulai tergeser. Mengetahui hal itu Arya Kusuma menjadi geram “perempuan mandul itu ternyata tidak main-main.”
Arya Kusuma memikirkan hal busuk alih-alih bersaing dengan sehat. Arya segera menghubungi pemilik Pabrik tersebut yang kebetulan masih kerabat jauhnya.
“Wah....Arya sorry banget gue gak bisa batalin kerjasama dengan klien begitu saja,” ucap Seno.
Itulah jawaban yang Arya terima saat dia meminta bantuan kerabatnya, Seno untuk memutuskan kerjasama dengan PT. Putri Kraton.
“Oke, baiklah kalau kalian tidak bisa melakukan hal itu, bagaimana kalau kalian mengganti bahan baku premium mereka dengan bahan baku yang biasa saja,” Arya memberikan pilihan kedua.
Seno menarik nafas panjang dan berkata “ Ya ampun Arya apalagi itu bisa-bisa nanti mereka nuntut gue, karena di dalam kontrak tertulis bahan premium.”
“Kalau begitu lebih mudah melakukan yang pertama bukan? Loe pilih Perusahaan gue maklon di tempat loe atau perusahaan Mira?.”
“Memangnya kenapa sih loe ngotot banget gitu?.”
“Asal loe tahu aja, Mira itu mantan istri gue, gue cereiin dia karena dia mandul. Terus sekarang dia mau nantangin gue. Gue gak boleh kalah dari dia!.”
“Ya, kalau begitu loe bersaing secara sehat dong ya,” ucap Seno.
“Udah.....jangan kebanyakan cing-cong!.”
Arya segera menutup panggilan teleponnya. Seno sangat tidak menyukai cara Arya bersaing dengan Mira. Seno memutuskan untuk berbicara langsung dengan Mira.
Mira datang ke pabrik setelah mendapat pemberitahuan melalui email. Sekretaris Pak Seno mengantarkan Mira ke ruangan Seno.
“Ibu Mira, saya adalah Seno pemilik pabrik ini.” Seno mengulurkan tangannya ke arah Mira.
Mira menyambut uluran tangan Seno seraya berkata “ saya Mira, direktur PT. Putri Kraton. Kalau boleh tahu mengapa pemilik pabrik ini ingin bicara dengan saya?.”
Seno mengatakan yang sejujurnya kepada Mira, karena dia sama sekali tidak ingin terjadi kesalahpahaman.
Mira mengangguk kan kepalanya “Ya.....ya.....saya sudah menduga hal ini akan terjadi. Benar-benar tidak profesional.”
Tetapi Seno memberikan solusi, dia mempunyai seorang teman yang bergerak di bidang yang sama, hanya saja di sana tidak lengkap tidak semua jenis kosmetik dapat di produksi di sana.
“Bagaimana Ibu Mira kalau untuk produk King Hwa yang sekarang semua masih bisa di cover, tetapi nanti kalau perusahaan ibu ingin memproduksi produk seperti PT. Mutiara Ayu, saya bisa membantu tetapi tetap melalui PT. Maklon kosmetik jadi tidak secara langsung.”
Mira menyetujui tawaran Seno daripada dia harus mencari lagi pabrik maklon yang sesuai dengan produknya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 37 Episodes
Comments