Julia melihat bayangan dirinya di dalam cermin, perutnya yang buncit sudah mulai agak turun karena memang usia kandungannya sudah sembilan bulan, sudah waktunya melahirkan hanya tinggal menunggu kontraksi saja.
Julia memeriksakan kandunganya di Rumah sakit dekat dengan rumah orang tuanya, bukan di tempat pertama kali dia memeriksakan kandungannya. karena dokter dan suster di sana mengenal Arya Kusuma akan kacau nanti kalau dia melahirkan di sana bisa-bisa nanti Arya mengambil bayi laki-lakinya.
Kontraksi sudah mulai terasa dengan di temani kedua orang tuanya, Julia pergi ke rumah sakit bersalin.
Seorang bayi laki-laki tampan lahir, Julia memperhatikan wajah bayinya itu “astaga mengapa wajahnya mirip dengan mas Arya sih?” gerutunya dalam hati.
Melihat anaknya melahirkan bayi laki-laki kedua orang tua Julia bingung “Loh...nak kata kamu hasil USG nya bayinya perempuan kok jadi laki-laki?”
“Hmmmm.....mungkin pas di USG kemarin tugu monasnya ngumpet ma, jadi gak kelihatan.” Julia berbohong.
Apapun jenis kelamin bayi ini keluarga Kurniawan tetap mencintainya. Beruntung julia berasal dari keluarga yang berkecukupan sehingga mampu membayar Asisten Rumah Tangga untuk melakukan pekerjaan rumah sementara Julia dan mamanya fokus merawat Dina dan Bima.
Setelah tiga bulan dari waktu melahirkan, Julia mulai mempersiapkan semua berkas yang diperlukan untuk melamar pekerjaan.
Julia mengutarakan keinginannya kepada kedua orang tuanya untuk kembali bekerja di kantor lamanya. Kedua orang tuanya tidak mempermasalahkan hal itu asalkan Julia tidak merasa kelelahan.
Dengan mengendarai sepeda motor lamanya Julia melaju menuju kantor PT. Healthy Food. Perusahaan ini memproduksi makanan suplemen Gizi yang biasa dikonsumsi oleh orang yang sedang menjalani kemoterapi atau orang yang sedang masa pemulihan setelah sakit parah atau operasi besar.
Dahulu Julia bekerja dibagian Quality Control , tetapi kali ini Julia akan menerima apapun posisi yang sedang dibutuhkan di perusahaan ini. Julia sangat senang bekerja di perusahaan ini karena lingkungan kerjanya sangat baik dan gajinya diatas UMR.
Suasana di kantor HRD masih lengang karena memang masih pagi tetapi Julia tau pimpinan HRD sudah datang.
TOK......TOK......TOK .....
“Selamat pagi Pak Arman.”
Orang yang bernama Arman segera membalas salam tamunya dengan mata tetap memandang layar komputernya “Ya, selamat pagi juga.”
“Udah sibuk aja man pagi-pagi.”
Merasa sapaan tamunya terlalu mengakrabkan diri Arman mengalihkan pandangannya dari komputer kepada tamunya.
“Masih ingat gue gak man?” tanya Julia.
Arman mengkeryitkan kedua matanya berusaha mengingat sosok di hadapannya, tentu saja Arman sedikit lupa karena sebelum menikah tubuh Julia kurus seperti triplek tetapi setelah menikah dia agak berisi. Setelah beberapa detik dengan ragu-ragu dia berkata “Julia? Benar ini Julia?.”
“Wah.....seneng loe masih ingat gue.” Tanpa di persilahkan masuk Julia segera berlari kecil masuk kedalam ruangan pimpinan HRD itu dan memeluknya.
“Gue di ceraiin sama Arya, man. Makannya gue kesini mau ngelamar kerjaan, ada lowongan gak buat gue.”
“Oh..... begitu, ada sih lowongan tapi medrep mau gak? Soalnya posisi loe dulu dah diisi orang lain. Eh....dia janda juga loh sama kayak loe.” Jelas Arman.
Julia menerima lowongan pekerjaan itu bagi dia bekerja sebagai apapun tidak jadi masalah yang penting ada penghasilan. Lagipula tidak ada salahnya mencoba menjadi Medrep justru dia bisa mencuri waktu pulang kerumah untuk sekedar menyapa kedua buah hatinya.
Julia memberikan berkas surat lamarannya kepada Arman.
“Loe langsung gue terima. Minggu depan ada pelatihan produk Knowledge, loe harus dateng karena ini adalah produk baru dari perusahaan kita.” Ucap Arman tegas.
Julia bersedia mengikuti pelatihan untuk membekali dirinya saat menawarkan produk tersebut kepada dokter. Julia adalah wanita yang cerdas dengan cepat dia sudah menguasai kelebihan produk tersebut.
Selama pelatihan tersebut Julia mendapat nilai tertinggi sehingga dia di tempatkan di wilayah yang terkenal dengan dokter yang sulit untuk di dekati.
Hari masih gelap matahari belum juga menampakan wajahnya tetapi Julia sudah bangun dari tidurnya.
Hari ini adalah hari pertama kali dia bekerja sebagai Medrep jadi dia mempersiapkan segala keperluan Dina dan Bima dengan baik, karena dia tidak ingin merepotkan kedua orang tuanya.
Julia berencana datang lebih awal karena dia ingin bertemu dengan wanita yang mengantikan posisinya di Quality Control, menurut cerita Arman wanita itu juga seorang janda.
Julia memang terkenal supel dan gampang bergaul, bahkan saat dia sudah meninggalkan perusahaan ini selama dua tahun hampir semua karyawan yang pernah berhubungan dengannya masih mengenalinya.
Julia memasuki ruang bagian produksi, seseorang menyapanya dengan ramah.
“Welcome back Julia.”
“Hei Rubi.”
Julia berbisik di telinga Rubi “ Bi, kata Arman ada karyawan baru di Quality Control janda sama kayak gue, yang mana orangnya gue mau kenalan.”
“Loe dah janda? Cepet amat?”
“Ntar gue ceritain, sekarang anterin gue ke karyawan baru itu.”
Rubi mengantarkan Julia ke ruangan Quality Control “Mir, ada yang mau kenalan sama loe. ”
Setelah berbicara seperti itu Rubi segera meninggalkan mereka berdua memberi ruang kepada mereka untuk berbincang-bincang.
Mira menjabat tangan Julia “ hei....gue Mira Wijaya.”
“Julia Kurniawan.”
“Oh.....Rubi sering cerita tentang loe, katanya loe nikah sama Arya Kusuma pengusaha kosmetik terbesar di Jakarta itu ya?."
“Iya bener gue sempet nikah sama dia kurang lebih dua tahun terus gue di cerein sekarang gue janda, katanya loe juga janda ya? Kita bisa dong jadi teman sharing.”
“Hahaaa......hhhhaa......” tiba-tiba saja Mira tertawa terbahak-bahak, suaranya sampai terdengar ke meja Rubi.
“Serius loe di cerein Arya? Kenapa, karena gak hamil-hamil?.”
Wuahaaaa......hhaaaaaa.......hhhaaaa...
Julia merasa tersinggung dengan sikap Mira yang terkesan mengejeknya padahal mereka sama-sama seorang janda.
“Sorry.....sorry bukan maksud gue ngejek loe ya, Cuma lucu aja gitu bisa ketemuan sama sesama mantan istri mas Arya.”
“Hah!! Maksudnya? Loe juga....”
“Iya....gue juga mantan istri Arya.”
“Wuahaaa.......hhhhaaaaaa......” dan mereka berduapun tertawa bersama-sama.
Karena penasaran Rubi sampai menghampiri kedua wanita itu mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi. Rubi juga tidak dapat menahan tawanya setelah mendengar ceritanya.
“Eh....Jul di bagian keuangan juga ada karyawan baru, janda juga kalau gak salah.” Ucap Rubi.
Tidak heran kalau Rubi mengetahui hal itu karena Rubi adalah ratu gosip.
Julia dan Mira bertukar nomer HP supaya dapat mempermudah komunikasi, mereka pun berencana akan bertemu nanti sore.
Tanpa menunggu waktu lama Julia segera pergi ke bagian keuangan, dia sana dia bertemu dengan Ita teman lamanya “Hei....nyonya Kusuma, mau bagi-bagi uang ya bos.” Ita tidak tahu kalau Julia telah bercerai.
“Apaan sih loe, gue dan cerai tau. Gue kesini karena sekarang gue kerja di sini. Eh Ta, kata Rubi ada karyawan baru di sini janda juga sama kayaknya gue, yang mana orangnya?.”
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 37 Episodes
Comments