Pagi ini semua karyawan diminta untuk datang lebih awal karena pemilik restoran akan datang hari ini.
Nabila yang kelelahan dan tidur larut malam sedikit terlambat, hingga membuat semua memandang ke arahnya saat semua sedang berkumpul untuk diberi arahan.
"Heh, anak baru lihat nggak sekarang jam berapa? Harusnya kamu itu berangkat lebih pagi," ucap Nita ketus.
"Maaf kak, aku kan baru terlambat 5 menit, lagian belum mulai kerja kan?" jawab Nabila.
"Eh berani jawab lagi, sudah tau salah malah ngelawan sama senior," gerutu Nita.
"Ada apa ini?" tanya Aditya yang baru saja datang.
"Ini Mas, anak baru datang terlambat tapi di tegur malah marah," ucap Nita mencari perhatian Aditya.
"Maaf Mas, saya terlambat baru 5 menit dan pekerjaan juga belum dimulai kan?" ucap Nabila membela diri. Dia merasa lelah karena terus menerus ditindas oleh Nita.
"Oh, iya tidak apa-apa, lagian kemarin kamu pulang paling akhir kan?" ucap Aditya sambil mengulas senyum pada Nabila.
"Ya sudah, sekarang kalian mulai bekerja karena tepat jam 12 nanti pemilik restoran akan datang," Aditya memang sengaja tidak memberitahu siapapun kalau dia adalah anak dari pemilik restoran tersebut.
Nita sangat kesal saat Aditya lebih membela Nabila, karena sebenarnya Nita tertarik pada Aditya. Dia akan melakukan apapun agar dia bisa dekat dengan atasannya itu.
Saat semua sibuk melakukan pekerjaan masing-masing, Nita dengan sengaja menjegal langkah Nabila, dan tanpa di sangka Aditya baru keluar dari dapur untuk mengecek pekerjaan para koki.
Tubuh Nabila yang limbung langsung ditangkap oleh Aditya. Sejenak tatapan mereka bertemu, lalu Nabila segera melepaskan diri dari Aditya. Keduanya sangat gugup apalagi Nabila yang belum pernah dekat dengan lawan jenis, jantungnya terasa berdetak tak karuan.
"Kamu gak apa-apa?"
"Nggak apa-apa Mas, terimakasih," jawab Nabila langsung pergi meninggalkan Aditya.
"Manis sekali," gumam Aditya sambil tersenyum.
Nita yang melihat kejadian itu bertambah geram karena rencananya berantakan.
"Awas kamu Nabila. Aditya hanya boleh jadi milikku," geram Nita.
Tepat jam 12 siang pemilik restoran tiba. Mereka langsung menuju sebuah ruangan yang khusus digunakan oleh pemilik restoran.
"Bil, dengar-dengar pemilik restoran ini anaknya ganteng-ganteng loh," ucap Rima yang sedang berada di dapur.
"Masa sih?" tanya Nabila
"Iya, aku jadi penasaran sama anaknya pemilik restoran. Emang kamu gak penasaran? Siapa tau nanti ada yang naksir sama kamu, kamu kan cantik."
"Enggak lah Rima, emang aku ini siapa? Aku tau diri kalau aku ini yatim piatu dan juga miskin, siapa yang mau sama aku?"
"Yang namanya jodoh kita gak tau Bil, jadi jangan pesimis dulu," ucap Rima.
Sedangkan Nita yang mendengar obrolan mereka hanya tersenyum sinis.
"Oh ternyata hanya anak yaitu piatu? Jadi emang seharusnya kamu itu tau diri," ucap Nita.
Sedangkan Nabila hanya diam saja walaupun hatinya memang sakit mendengar kata-kata Nita. Tapi mau bagaimana lagi memang itu kenyataannya.
Sedangkan di ruangan lain. Pemilih restoran dan rekan bisnisnya sedang makan siang dan mereka juga berencana akan menjodohkan anak-anak mereka.
"Bagaimana kabar Vina pak Handoko?" tanya Laksmana, pemilik restoran.
"Vina baik, mungkin bulan depan dia kembali ke sini," jawab pak Handoko.
"Gimana rencana kita tentang perjodohan anak-anak kita jeng?" tanya Meri istri pemilik restoran.
"Ma..." protes Aditya yang sudah tau siapa yang mereka bicarakan.
"Adi...Vina gadis yang baik dan berpendidikan, dia adalah pilihan yang tepat untuk kamu," ucap mamanya sambil menggenggam tangan Aditya di bawah meja,tanda menyuruhnya untuk diam.
Lalu obrolan mereka berlanjut, sedangkan Aditya sudah malas berada di sana. Sekarang dia hanya ingin melihat Nabila.
Setelah acara makan siang selesai, Aditya segera kembali ke ruangannya yang ada di lantai dua. Dia segera melakukan panggilan untuk meminta di bawakan minuman ke ruangannya, dan dia ingin Nabila yang mengantarkannya.
"Nabila, pak bos minta diantarkan minuman ke ruangannya," ucap Dino.
"Oh iya kak."
"Sini biar aku yang antar," serobot Nita.
"Eh...Pak bos minta Nabila yang ngantar, bukan kamu," ucap Dino.
Nita mendengus karena rencananya kali ini juga gagal.
Sedangkan Nabila di depan ruangan bosnya itu mengetuk pintu sebelum masuk. Setelah di persilahkan masuk di baru masuk.
"Ini Mas minumannya."
"Iya terimakasih, silahkan duduk dulu."
"Tapi Mas, saya harus melanjutkan pekerjaan saya."
"Memang siapa bos nya disini?"
"Eh iya, Mas," lalu Nabila duduk,sedangkan Aditya meminum minumannya lalu melanjutkan pekerjaannya kembali. Sesekali melirik ke arah Nabila.
Nabila merasa bingung, untuk apa dia di sini sedangkan bosnya hanya diam saja dan sibuk dengan pekerjaannya.
"Maaf Mas, saya harus apa disini?" tanya Nabila setelah lebih dari 15 menit dia hanya duduk diam di sana.
"Nemenin aku kerja, emang mau apa lagi?" ucapnya santai.
"Hah...Tapi kalau ada yang nanyain saya gimana, saya gak mau dianggap makan gaji buta." ucap Nabila
Lalu Aditya menyambungkan panggilan ke lantai bawah.
"Nabila saya minta membereskan ruangan saya, jadi suruh yang lain untuk menggantikan pekerjaannya," tanpa menunggu jawaban Aditya langsung mengakhiri panggilan.
"Beres kan?" lalu Aditya melanjutkan pekerjaannya, sedangkan Nabila hanya terbengong melihat apa yang dilakukan bosnya itu.
"Kamu sudah makan siang?"
"Sudah Mas. Maaf Mas saya kembali kebawah saja ya."
"Tetap duduk diam disitu, ini perintah!"
"Tapi saya bosan bila harus berdiam diri di sini."
Aditya menghela nafas dan menghentikan pekerjaannya lalu berjalan mendekati Nabila. lalu Aditya berdiri di depan Nabila sambil menundukkan sedikit badannya dan menatap lekat mata Nabila.
"Lalu kamu maunya gimana?"
"Em...saya...saya...ma-mau kembali bekerja saja," lalu Nabila beranjak dan ingin segera berlari karena jantungnya terasa ingin melompat dari tempatnya.
Tapi sayangnya tangannya langsung di tahan oleh Aditya.
"Mau kemana Hem? saya belum selesai bicara."
"Maaf Mas biarkan saya pergi."
"Oke, kamu boleh pergi dengan satu syarat."
"A-apa?" tanya Nabila.
"Nanti malam kamu harus pergi makan malam bersamaku."
"Tapi Mas, nanti malam saya masih bekerja disini."
"Oke, besok kamu libur kan? Besok aku jemput jam 11 siang, kita makan siang bersama."
"Tapi Mas."
"Tidak ada penolakan, atau kamu harus tetep di sini sampai pekerjaan saya selesai?"
"I-iya Mas."
"Iya apa? Kamu mau disini sampai nanti malam?"
"Bukan Mas, besok kita makan siang bersama. Tapi sekarang biarkan saya pergi."
"Baiklah, kamu boleh pergi, tapi jangan lupa besok. Oke?"
"Iya m Mas," lalu Nabila segera berlari keluar dan mengatur nafasnya yang terasa sesak saat bersama Aditya.
Sedangkan Aditya tersenyum melihat tingkah lucu Nabila.
Tapi Nita menatap sinis kearah Nabila yang baru datang.
"Enak ya makan gaji buta, sedangkan kita disini kerja keras," sindir Nita.
"Apaan sih Nit, Nabila tadi diminta pak bos untuk membereskan ruangannya, iya Bil?" tanya Dino.
"Iya kak," jawab Nabila
"Dino, aku perhatikan kamu sering sekali membela Nabila, apa jangan-jangan kamu naksir sama cewek miskin dan yatim piatu ini?" tanya Nita.
Lalu Nabila segera pergi ke toilet dengan air mata berlinang mendengar cibiran dari Nita.
"Kamu apaan sin Nit, kalo bicara itu disaring dulu," tegur Dino.
"Ya biarin aja emang kenyataannya kayak gitu, atau kamu beneran naksir sama dia?"
"Bukan urusan kamu," ucap Dino lalu pergi meninggalkan Nita.
Aditya yang sedang lewat tak sengaja mendengar obrolan mereka.
"Aku janji akan jagain kamu, Nabila," gumam Aditya dalam hati.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 54 Episodes
Comments