3 Mengadu Nasib

Seminggu kemudian Sari datang untuk menjemput Nabila dan Siti. Sari juga akan menjelaskan pekerjaan apa yang akan mereka lakukan sebelum berangkat ke kota.

Nabila sangat senang saat melihat kedatangan Sari, berharap hidupnya akan lebih baik setelah ini dan tidak akan merepotkan orang lain.

"Mbak Sari, sudah lama sampai?"

"Baru saja, kalian dari mana?" tanya Sari saat melihat Nabila dan Bu Sumi ibunya baru pulang.

"Dari tempat Bu RT Mbak, tadi beliau minta tolong Bu Sumi untuk cuci piring, terus aku ikut," jawab Nabila.

"Ibu kangen sama kamu, Nak," ucap Bu Sumi sambil memeluk putrinya.

"Maaf ya Bu, Sari agak sibuk jadi tidak bisa sering-sering pulang," ucap Sari.

"Iya nggak apa-apa, yang penting kamu sehat"

"Ibu juga sehat, kan?"

"Alhamdulillah sehat ,ayo masuk dulu."

Lalu mereka bertiga masuk ke dalam rumah Bu Sumi. Dan Bu Sumi langsung masuk ke dapur, sedangkan Nabila dan Sari duduk di ruang tamu.

"Nabila, Mbak turut berduka ya atas musibah yang kamu alami. Kamu yang sabar, yakinlah akan ada hari yang lebih baik setelah ini," ucap Sari sambil memegang tangan Nabila.

Sari sudah menganggap Nabila seperti adiknya sendiri.

"Iya Mbak, terimakasih. Aku sudah mulai mengikhlaskan semuanya. Mungkin ini yang terbaik untuk orang tua ku," ucap Nabila, mengingat jasad orangtuanya yang tidak utuh lagi.

"Sudah ngobrolnya disambung nanti, sekarang makan dulu. Kebetulan tadi dikasih semur ayam sama Bu RT," Ucap Bu Sumi.

Lalu mereka bergegas untuk makan dulu. Setelah selesai makan Nabila mencuci piring bekas mereka makan.

"Biar Nabila saja Bu, ibu istirahat saja," ucap Nabila saat Bu Sumi akan kebersihan meja makan.

Setelah selesai, Nabila bergabung bersama Bu Sumi dan Sari untuk menanyakan masalah pekerjaan. Sebenarnya dia sudah tidak sabar untuk menanyakan pekerjaan apa yang akan diberikan oleh Sari.

"Gimana Mbak pekerjaan yang mbak katakan waktu itu?"

"Ada beberapa pilihan pekerjaan, ada yang di restoran, kafe, dan swalayan. Tapi kalo saran Mbak lebih baik di restoran, karena ada mes nya jadi kamu gak perlu bayar kos," jelas Sari.

"Em,gimana ya Mbak? Kalau di restoran kerjanya apa aja?"

"Kalo pagi bersih-bersih, terus melayani pelanggan dan kalau sudah tutup bersih-bersih lagi. Jam kerjanya mulai jam 7 pagi sampai jam 10 malam, kalau restoran nya buka mulai jam 9 pagi."

Nabila masih ragu karena dia belum mempunyai pengalaman kerja. Tapi tidak ada pilihan lain, dia harus mengambil pekerjaan itu.

"Iya deh Mbak aku mau, kapan kita berangkat?"

"Lusa kita berangkat, kamu tenang aja selama dua hari akan ada yang mengajari kamu sampai bisa, jadi tidak langsung bekerja."

"Bukan Mbak Sari yang ngajarin aku?"

"Mbak kerja di tempat yang berbeda, kalau di tempat mbak gak ada lowongan. Jadi Mbak tanya-tanya sama teman Mbak. Nanti di sana ada teman Mbak kok. Oh iya Siti jadi ikut nggak?"

"Katanya sih jadi Mbak, coba nanti aku tanya lagi biar aku ada temannya," ucap Nabila.

"Tapi kalian nggak bisa bareng kalau kerja. Mungkin salah satu dari kalian di tempatkan di restoran cabang yang ada di kota lain."

"Jadi aku nanti sendiri dong Mbak"

"Nggak apa-apa, nanti kan kamu dapat teman baru. Di sana kan ada teman Mbak juga."

"Em.... Ya udah deh," dengan berat hati Nabila menerima pekerjaan itu. Karena tidak enek sama Sari yang sudah mencarikan pekerjaan dan juga menjemputnya bahkan ongkos pun ditanggung Sari.

Setelah itu Nabila pamit pulang karena hari sudah sore.

Setelah magrib, seperti biasa Siti datang ke rumahnya untuk menemani Nabila.

"Siti, kamu jadi nggak ikut kerja di kota?"

"Jadi lah, aku udah dapat izin dari emak kok. Tapi pekerjaannya ada kan?"

"Ada, tadi mbak Sari juga udah pulang, Katanya lusa kita berangkat"

"Jadi kerjaannya apa, Bil?

"Kerja di restoran, tapi kita di pisah gak jadi satu."

"Yah....Kok di pisah sih. Emang nggak ada ya kerjaan biar kita bareng!"

"Nggak ada kata mbak Sari."

"Terus, rencana kamu gimana?"

"Gimana lagi, ya jalanin aja dulu lah lagian nggak enak sama mbak Sari yang udah jemput kita."

"Ya udah deh, aku ikut aja. Aku juga mau bantuin emak sama bapak."

Tak terasa hari sudah malam, lalu mereka tidur berdua. Biasanya ada Bu Sumi bersama mereka, tapi karena ada anaknya Bu Sumi tidak ikut menginap.

Tiba di hari keberangkatan mereka bertiga menuju kota. Mereka berangkat sore hari agar sampai di tempat tujuan saat pagi hari.

Sari tidak mungkin membawa mereka menginap di tempat kost nya, karena Sari tinggal bersama 2 teman-tamannya di tempat kost.

Setelah menempuh perjalanan lebih dari 12 jam akhirnya mereka sampai di kota jam 5 pagi. Dan mereka langsung menuju ke tempat kost Sari.

"Kalian istirahat di sini dulu ya, Mbak harus kerja hari ini. Nanti pas jam istirahat m

Mbak antar kalian ke restoran."

"Mbak nggak capek langsung kerja hari ini?" tanya Siti.

"Ya capek, tapi mbak kemarin cuma cuti 2 hari, jadi hari ini harus kerja. Mbak berangkat jam delapan kok, jadi masih ada waktu sebentar untuk istirahat."

Nabila semakin tidak enak karena begitu banyak dia merepotkan Sari, begitu juga dengan Siti. Mereka hanya saling pandang saat Sari merebahkan tubuhnya di atas karpet tipis.

"Kalian sarapan dulu ya, nih Mbak udah beliin nasi uduk. Mbak mau berangkat dulu nanti jam 12 Mbak jemput."

"Mbak Sari nggak sarapan dulu?" tanya Nabila.

"Mbak sarapan di tempat kerja aja, takut terlambat. Mbak pergi dulu ya."

"Iya Mbak, hati-hati."

"Siti,aku jadi gak enak sama mbak Sari. Ternyata kehidupannya di sini juga pas-pasan, tapi dia masih mau repot-repot bantu kita."

"Iya Bil, aku juga gitu. Setelah ini apapun yang terjadi jangan ngrepotin mbak Sari lagi ya. Kalau bisa nanti setelah kita kerja kita ganti ongkos buat kita berangkat ke sini."

"Iya, ya udah yuk sarapan, terus istirahat bentar. Badanku rasanya pegal-pegal kerana semalaman tidur di dalam bus," ucap Nabila

"Iya aku juga"

Sesuai jam yang dijanjikan, Sari mengantar Nabila dan Siti ke restoran yang akan jadi tempat kerja mereka. Lalu teman Sari yang bernama Ana menyambut mereka di depan restoran yang sedang ramai karena jam makan siang.

"Ana ini kenalin Nabila dan Siti. Maaf ya aku gak bisa lama-lama, tolong kamu bantu mereka. Terimakasih sebelumnya," ucap Sari.

"Iya kamu tenang aja. Aku bakal bantu mereka kok," lalu Sari bergegas pergi ke tempat kerjanya.

"Ya udah ayo langsung ke mes aja, besok kalian baru diajari cara kerja di sini," ucap Ana lalu berjalan ke arah samping restoran dan diikuti oleh Nabila dan Siti.

"Kalian istirahat aja dulu, nanti malam setelah aku selesai bekerja aku akan jelaskan apa saja pekerjaan disini. Aku tinggal dulu ya."

"Iya mbak, terimakasih."

Lalu Nabila dan Siti masuk kamar mes yang masih kosong. Hanya ada karpet tipis di dalam ruangan itu.

"Bil, aku lapar. Kok kita nggak di tawarin makan ya?" keluh Siti.

"Aku juga lapar, tapi mau bagaimana lagi?"

"Kita keluar dulu aja yuk cari makan, nggak tahan aku lapar banget," ucap Siti.

"Kamu punya uang?"

"Ada, kemarin di kasih emak 50ribu."

"Ua udah yuk."

Akhirnya mereka berdua mencari makan di sekitar restoran. Lalu tak jauh mereka melihat penjual siomay.

Lalu mereka memesan dua porsi tanpa bertanya harganya terlebih dahulu.

"Berapa Mang?" tanya Nabila setelah menghabiskan makanannya.

"15ribu Neng," jawab sang penjual.

"Hah, nggak salah Mang?" tanya Siti yang terkejut karena di kampung satu porsi somay hanya 5ribu.

"Ini sudah paling murah, Neng. Kalau di tempat lain ada yang 20ribu."

"Hah...." Nabila dan Siti langsung melongo...

Terpopuler

Comments

Nona Bucin 18294

Nona Bucin 18294

mari saling mendukung,,,

2023-06-08

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!