4 Berusaha Tegar

"Loh, kalian dari mana?" tanya Ana sambil membawa makanan dan minuman di tangannya.

"Mmm...Kami...Dari depan Mbak," jawab Nabila.

"Oh,ini makan dulu, maaf ya tadi mbak sibuk banget jadi belum sempat kasih makan untuk kalian," ucap Ana sambil menyodorkan nampan berisi makanan.

"Iya Mbak terimakasih," ucap Nabila.

"Ya udah, Mba balik kerja dulu ya, kalian jangan kemana-mana istirahat aja."

Lalu Nabila dan Siti langsung masuk ke dalam mes.

"Huh.... Tau gitu tadi kita tunggu aja. Udah terlanjur beli siomay mahal banget lagi," gerutu Siti.

"Udah, mungkin memang mbak Ana lagi sibuk. Kan tadi kita lihat sendiri restoran lagi rame banget," ucap Nabila.

Lalu mereka memutuskan untuk tidur saja karena mereka masih kenyang. Baru nanti setelah tidur mereka akan makan.

Keesokan harinya Nabila dan Siti sudah bersiap untuk mulai bekerja hari ini. Sebenarnya belum bekerja beneran sih, tapi masih tahap belajar selama 2 hari. Setelah itu salah satu dari mereka akan di kirim ke restoran cabang di luar kota.

Mereka berdua masih terlihat kaku dalam melayani pelanggan, beruntung mereka masih didampingi senior mereka. Untuk membawa pesanan mereka masih belum di bolehkan karena takut terjadi kesalahan yang tidak diinginkan.

Setelah 2 hari berlalu akhirnya Nabila yang di kirim ke luar kota. Dengan berat hati Nabila harus berpisah dari Siti, walaupun jarak mereka hanya memerlukan 1 jam perjalanan tapi mereka tidak bisa bebas bertemu.

Sesampainya Nabila tiba di kota B dia langsung menuju mes yang sudah di sediakan. Dia harus segera istirahat karena besok dia akan mulai bekerja yang sesungguhnya.

Di dalam mes ternyata dia tak sendiri, sudah ada penghuni sebelumnya bernama Rima.

"Hai, kenalin nama aku Rima, mulai sekarang kita akan tinggal bersama," ucapnya ramah.

"Aku Nabila, mohon bimbingannya ya aku baru bekerja di restoran ini."

"Iya, aku juga baru 2 bulan disini. YA udah aku tidur dulu ya, aku ngantuk banget ini."

"Iya," jawab Nabila. Lalu dia sendiri juga langsung istirahat.

Keesokan harinya sebelum jam kerja dimulai, Nabila diminta untuk memperkenalkan diri pada semua pekerja. Lalu mereka segera mengerjakan pekerjaan masing-masing sebelum restoran dibuka.

Nabila bernafas lega karena hari pertamanya bekerja berjalan dengan lancar. Saat malam harinya sebelum restoran tutup mereka masih harus membereskan restoran sebelum pulang.

"Nabila, nanti tolong buang sampah ke depan ya, aku capek banget mau istirahat dulu," ucap Nita langsung meninggalkan Nabila.

"Kok aku sih? Bukanya itu pekerjaan dia," gumam Nabila. Lalu bergegas ke dapur mengambil sampah yang harus dibuang.

"Loh, Nita mana kok kamu yang buang sampah?" tanya Dino.

"Nggak tau kak, katanya kak Nita capek jadi nyuruh aku yang buang sampah," jawab Nabila.

"Kebiasaan si Nita, nggak pernah tanggung jawab sama pekerjaan," gerutu Dino. " Ya udah yuk aku bantu," ucapnya lagi.

"Iya kak, terimakasih."

Setelah selesai, Nabila langsung kembali ke mes untuk segera istirahat, karena dia merasa kelelahan setelah seharian bekerja.

"Kenapa kamu baru balik, Bil?" tanya Rima yang baru keluar dari kamar mandi.

"Iya, tadi aku harus buang sampah dulu."

"Loh, itu kan bukan kerjaan kamu!"

"Iya, kak Nita yang nyuruh."

"Mulai besok kalau ada yang nyuruh-nyuruh kamu lagi kamu tolak aja, kita udah dapat kerjaan masing-masing," ucap Rima.

"Iya." lalu Nabila bergegas mandi dan ingin segera tidur.

Hari-hari Nabila terasa begitu berat karena Nita selalu menyuruhnya ini dan itu. Nabila tidak boleh menolak dengan alasan Nita senior di sana.

Tak terasa sudah satu bulan Nabila bekerja. Hari ini untuk pertama kali dia menerima gaji. Walaupun tidak begitu besar, setidaknya dia punya penghasilan mulai saat ini.

Saat melihat uang yang ada di tangannya Nabila menangis mengingat kedua orangtuanya. Seandainya mereka masih ada, pasti uang itu akan dia berikan kepada mereka.

"Nabila,nkenapa kamu menangis?" tanya Rima.

"Aku ingat orang tuaku," ucap Nabila sambil menyeka air matanya.

"Kenapa kamu gak telpon kalau kangen?" ucap Rima yang tidak tau kalau orang tua Nabila sudah tidak ada.

"Mereka sudah gak ada, Rim."

"Maksud kamu? Maaf ya aku gak tau," ucap Rima langsung memeluk Nabila yang menangis sesenggukan.

"Sudah, pasti mereka bangga sama kamu karena kamu bisa mandiri, dan Insyaallah kamu akan jadi orang sukses di masa mendatang," hibur Rima.

Keesokan harinya, para pekerja di minta berbaris di depan pintu masuk restoran, karena akan ada manager baru yang akan memimpin restoran tersebut.

Tak lama datang seorang lelaki berjas hitam yang terlihat masih muda memasuki restoran. Lalu manager yang lama segera menyambutnya dengan ramah. Dan sang manajer baru diminta untuk memperkenalkan diri.

"Selamat pagi semuanya, perkenalan saya Aditya Laksmana manager baru di sini menggantikan pak Arif. Mohon kerjasamanya untuk rekan-rekan semuanya."

"Siap pak...." jawab mereka serempak.

"Em...Satu lagi, jangan panggil saya pak, saya belum setua itu," ucapnya dengan senyum yang ramah.

"Lalu kami harus panggil apa?" tanya Nita dengan centilnya.

"Panggil mas saja, biar kita lebih akrab. Oke semuanya selamat bekerja, saya tinggal ke ruangan dulu."

Tak sengaja pandangan Aditya bertemu dengan Nabila. Lalu Nabila segera menundukkan pandangannya karena malu kedapatan memandangi manager baru itu.

"Manis," gumam Aditya sambil tersenyum, lalu dia pergi ke ruangannya di lantai atas. Dan semua pekerja kembali pada pekerjaan masing-masing.

"Duh... Manager baru kita ganteng banget ya, ramah juga," ujar para wanita yang tampak heboh kecuali Nabila dan Rima.

"Kerja woi...Jangan ngerumpi mulu," tegur Dino.

"Apaan sih? Sirik banget."

Sedangkan Aditya di dalam ruangannya membaca data para karyawan. Tujuannya adalah mencari tau tentang siapa gadis manis yang telah mencuri hatinya.

Saat jam kerja sudah selesai, lagi-lagi Nabila harus mengerjakan pekerjaan yang seharusnya di kerjakan Nita.

"Loh...Kamu belum pulang?" tanya Aditya.

Suara itu membuat Nabila terkejut dan segera berbalik badan.

"Be-belum Pak, eh Mas," jawab Nabila gugup.

"Kenapa belum pulang? Yang lainnya sudah pada pulang kan?"

"Iya, ini juga mau pulang."

"Nama kamu siapa?" tanya Aditya basa basi walaupun sebenarnya sudah tau.

"Saya Nabila Pak eh Mas," membuat Aditya tersenyum gemas karena melihat gadis di depannya yang terlihat gugup.

"Mau saya antar?"

"Ti-tidak usah mas, saya tinggal di mes yang ada di sebelah restoran."

"Oh....Ya sudah, aku duluan ya kamu cepat pulang dan segera istirahat," ucapnya Aditya lalu pergi dengan senyum yang mengembang.

Lalu Nabila pun segera pulang karena dirinya sangat lelah. Setelah Nabila pergi, restoran pun di kunci oleh satpam.

Lain halnya dengan Siti, yang merasa tidak betah bekerja karena dia juga mengalami nasib serupa dengan Nabila. Siti telpon Nabila saat sudah sampai di mes.

"Bil, aku mau pulang aja deh, aku nggak betah disini," ucap Siti saat telpon sudah tersambung.

"Kenapa gak betah, Siti? katanya mau berjuang dan bantu orangtua kamu?" tanya Nabila.

"Aku nyerah aja deh, lebih baik aku bantu emak sama bapak di sawah."

"Ya udah, nanti kamu telpon mbak Sari aja minta tolong di antar pulang."

Lalu panggilan berakhir. Sebenarnya Nabila juga tidak betah, tapi mau bagaimana lagi dia tidak mau merepotkan orang lain lagi. Dia akan berusaha untuk mandiri.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!