Sebelas tahun kemudian
"Maafkan Ayah dan Ibu Nak. Kami terpaksa menikahkan Kamu dengan Bunga" Ibu memeluk tubuh Adzriel sambil menangis, sementara Ayah hanya bisa memandang Adzrie yang sudah rapi mengenakan jas pengantin tampak tersenyum seraya mengusap lembut punggung Ibu.
"Tidak apa-apa Ayah, Ibu. Mungkin Bunga memang sudah jodoh nya Ziel"
Ibu menggelengkan kepala nya lalu menangkup wajah Ziel dengan kedua telapak tangan nya.
"Kalau saja Zar tidak sombrono dengan Pak Darmizal, tentu pernikahan ini tidak adak terjadi Nak!" Ucap Ibu menahan kesal nya kepada anak sulung nya tersebut.
"Lho kenapa Ibu jadi menyalahkan Zar?. Mana Zar tau kalau Zidan kabur membawa uang proyek" Ucap Zar tak terima di salahkan oleh Ibu nya.
"Bang" Dina memanggil Zar dengan lembut, namun Zar justru membantak istri nya itu.
"Diam Kamu!"
"Ayah!" Zar berdecak kesal mendengar suara putri nya mendengar kalau Zar tengah membentak Dina.
"Kenapa?. Mau ngadu sama Kakung kalau Ayah bentak Ibu?" Gadis kecil menggelengkan kepala nya.
"Mbah Uti, Mbah Kung" Gadis kecil itu menyapa kedua kakek dan nenek nya lalu melihat kepada Adzriel yang tengah tersenyum kepada nya.
"Wah siapa ini?" Adzriel berpura-pura bertanya kepada gadis kecil nan cantik mirip seperti kakak ipar nya.
Gadis itu menghampiri Adzriel lalu mencium punggung tangan kanan Ziel dengan takzim.
"Alia makin cantik ya" Pujian Ziel membuat gadis itu tersenyum hingga menampakkan dua buah lesung pipi yang menghiasi kedua pipi nya.
"Udah kelas berapa cantik?" Tanya Ziel.
"Mau masuk SMP uncle" Alina Azalia biasa di panggil Alin oleh keluarga nya dan Aza oleh teman-teman sekolah juga teman main nya.
Hanya Adzriel saja yang memanggil Alin dengan panggilan Alia, kata nya Ziel supaya beda memanggil nama keponakan yang jarang ditemui nya.
Bukan tak ingin di temui nya, namun Abang nya sangat melarang Ziel untuk dekat dengan putri semata wayang nya dengan Dina tersebut.
"Alin" Zar memanggil putri nya dengan nada tinggi membuat gadis kecil itu menghela nafas pelan lalu menjauh dari Ziel yang sempat mengusap lembut surai Alina yang panjang sebatas pinggang.
Adzriel mengambil nafas dalam sebelum mengucapkan akad untuk seorang wanita yang sedang duduk dengan wajah bahagia di samping nya.
Hati Adzriel terasa nyeri saat kata sah terucap dari para saksi, yang menandakan kalau status wanita yang berada di sisi nya itu kini sudah berubah.
Senyum kecil Adzriel terukir saat wanita yang sudah sah menjadi istri nya itu mencium punggung tangan nya dengan takzim.
Adzriel bahkan tak meninggalkan kecupan di kening sang istri. Dia hanya menempelkan hidung nya di tiara yang di kenakan sang istri.
Bahkan selama resepsi berlangsung Adzriel hanya menyunggingkan senyuman tipis ketika menyambut para tamu yang memberikan ucapan selamat kepada kedua mempelai.
Namun begitu keluarga wanita sangat terlihat bahagia karena sang putri akhir nya bisa bersanding dengan pria pujaan nya walaupun harus melalui drama memaksa mempelai pria menikahi putri mereka sebagai bentuk pertanggungjawaban atas ulah Abang sang mempelai pria.
Adzriel merupakan pria yang cerdas di usia nya yang baru menginjak 26 tahun sudah sukses menyambet gelas magister ekonomi dan juga menjadi pemilik sebuah ekspedisi paket yang sedang naik daun.
Karena itulah pihak mempelai wanita sangat ingin menjadikan Adzriel sebagai bagian dari keluarga mereka, namun Adzriel menolak permintaan mereka karena mengetahui siapa sebenarnya mempelai wanita yang kini sudah sah menjadi istri nya tersebut.
Bunga Darmizal, wanita cantik berusia 24 tahun itu merupakan seorang foto model, tak jarang Bunga pun menjadi seorang model untuk majalah dewasa
Pergaulan bebas sudah menjadi keseharian yang Bunga jalani, hal itulah yang membuat Adzriel enggan menjadikan Bunga sebagai pasangan hidup nya.
Namun kelalaian Abang nya yang bekerja sama dengan Ayah Bunga membuat dana proyek sebesar 2 miliar itu di bawa kabur oleh sahabat Abizar membuat Ayah Bunga pun meminta kompensasi, yang sayang nya tak bisa Abizar penuhi.
Karena selain meminta ganti dana proyek 2 miliar, Abizar pun terkena penalti proyek yang tak jalan dan harus membayar 50 persen dari total proyek yang sudah di tanda tangani oleh nya dan juga Ayah Bunga.
Tak bisa mengembalikan dana dan juga denda penalti maka Abizar pun memaksa Adzriel untuk menerima pinangan keluarga Bunga, jika tidak mereka mengancam akan memasukkan kedua orang tua Adzriel kedalam penjara.
Karena itulah Adzriel pun terpaksa menerima permintaan keluarga Bunga, agar kedua orang tua nya bisa terbebas dari tuntutan keluara Bunga.
Resepsi pun berakhir tepat pukul 18:00. Adzriel pun pamit untuk melaksanakan sholat maghrib sekaligus beristirahat.
Ceklek
Adzriel memasuki kamar yang sudah di siapkan oleh keluarga Bunga, untuk sementara waktu mereka akan tinggal di kediaman Bunga.
Tak ada Bunga di dalam kamar membuat Adzriel pun menghela nafas senang. Namun kedua alis nya langsung mengernyit ketika mendengar suara wanita yang tengah meringis dari dalam kamar mandi.
Uek ... Uek ...
"Si Alan!" Adzriel melangkah tanpa suara menuju kamar mandi dan mendapati Bunga yang tengah berdiri di depan wastefel yang berada di dalam kamar mandi dengan wajah yang basah.
"Kenapa bisa hamil!"
Adzriel hanya bisa menggelengkan kepala nya mendengar umpatan Bunga yang menatap tajam cermin yang menampakkan wajah nya.
Tak ingin ambil pusing Adzriel pun segera meninggalkan kamar mandi dan duduk di atas ranjang.
"Mas Ziel" Bunga terkejut saat melihat Ziel sudah duduk di atas kasur sambil melipat lengan baju kemeja putih nya.
Pria itu tak mengalihkan pandangan nya kearah Bunga yang semakin mendekati nya.
"Kapan Mas masuk?" Tanya Bunga.
"Saat Kamu muntah dan mengeluarkan serapah!" Ziel menjawab dengan nada tegas.
"Jadi?"
"Entah siapa Ayah janin yang tengah Kamu kandung, tapi Saya berharap Kamu bisa mempertanggung jawabkan nya tanpa melibatkan Saya di dalam nya" Ucap Ziel dingin lalu berjalan menuju kamar mandi dengan membawa baju ganti.
Bunga menunggu Adzriel yang tengah melaksanakan sholat maghrib dengan was was, wanita cantik itu memutar bola mata nya dengan malas saat Adzriel lebih memilih melanjutkan ibadah nya dibandingkan menghampiri nya yanv tengah duduk mengenakan pakaian haram kaum istri.
Adzriel menundukkan pandangannya dari Bunga. Pria itu merasa jengah menggunakan kedua mata nya untuk menatap Bunga yang mengenakan baju berwarna maroon yang sangat menantang.
"Mas Ziel" Bunga memanggil Adzriel dengan nada menggoda.
Adzriel memundurkan tubuh nya saat Bunga akan menyentuh nya hingga Bunga pun berdecak kesal karena penolakan Adzriel.
"Mas menolak Aku?" Bentakan Bunga membuat Adzriel menyunggingkan senyuman tipis.
"Haram bagi Saya menyentuh wanita yang sedang hamil dari pria lain!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 39 Episodes
Comments
Anita noer
ya allah beli 1 dpetx 2....kek beli baju d mall....sabar y dziel.....
2023-07-07
2