Happy Reading Everyone 💜
Deja duduk di tepi ranjang nya, Ia sudah rapi dengan setelan kemeja putih, celana hitam dan sepatu hitam nya hanya hati dan jiwa nya yang jauh dari kata siap.
"Kenapa bisa jadi gini sih? Jelas gue gak cinta kenapa semakin rumit gini" erang Deja karena menahan kesal.
Deja berjalan ke meja belajar nya Ia membuka laci belajar nya dan merogoh sesuatu, hingga tangan kanan nya itu memegang sebuah foto, "Nate kamu apa kabar? Apa kamu gak mau kembali ke sini Nate?" lirih Deja.
Deja meringkuh di dekat meja belajar nya sambil memegangi foto diri nya dan Natalie dulu, "Gue gak mau kaya gini" lirih Deja.
Arsen dan Yasmine mendengar lirihan Deja di sebalik pintu, "Ini gimana Mas? Anak kita kaya nya tertekan banget" ucap Yasmine.
"Kita lakuin ini demi masa depan anak kita juga Ma, apa kamu mau punya menantu si Natalie?" tanya Arsen.
"Kamu tahu sendiri kan Natalie kaya apa? Kalau memang dia benar sayang dan cinta sama Deja gak mungkin dia pergi gitu aja" ujar Arsen.
Yasmine mengangguki ucapan Arsen, "Percaya sama aku semua akan baik - baik aja, cepat atau lambat Deja bisa menerima keberadaan Mei" Arsen memeluk Yasmine.
"Deja Papa sama Mama masuk ya" seru Arsen, mendengar suara Papa nya Deja segera mengembalikan foto itu ke dalam laci belajar nya dan merapikan pakaian nya.
"Masuk aja Pa" jawab Deja.
Arsen dan Yasmine masuk ke dalam, "Udah siap kan Ja? Ayo ini udah mau mulai" ujar Yasmine.
Deja hanya mengangguk pelan dan mengikuti kedua orangtua nya dari belakang. Mereka tengah siap untuk pergi ke rumah calon tunangan Deja, Mei Han.
~
Mereka sampai di kediaman Han, rumah itu mewah itu nampak sangat elegan. Di pintu masuk nya sudah di hiasi mawar putih, mereka masuk ke dalam rumah mewah itu dan menuju halaman belakang tempat dimana acara pertunangan itu akan di laksanakan.
Dekorasi yang bernuansa serba putih itu sangat indah dan elegan. Mata Deja sempat takjub akan dekorasi indah itu mulai dari mawar putih, balon - balon berwarna putih dan pita berwarna putih ikut menghiasi halaman rumah itu.
"Selamat datang Tuan Arsen" Raymond beserta Karina menyambut kedatangan Arsen dan keluarga.
Arsen membungkukan badan nya, "Dekorasi nya sangat indah Tuan Han, kalau boleh tahu siapa yang punya ide seperti ini?" Arsen benar - benar takjub akan dekorasi itu.
Raymond ikut melihat ke sisi dekorasi, "Ini semua adalah pilihan Mei sendiri".
Arsen dan Yasmine tersenyum mendengar hal itu namun tidak dengan Deja Ia hanya diam tanpa berekspresi apa pun, "Saya tidak ada melihat Mei dimana dia?" tanya Yasmine.
"Mei sedang di ruang make up Nyonya Yasmine" jawab Karina.
"Deja...!" seru Elgra yang sedang berkumpul dengan teman - teman nya, Deja menoleh pada teman - teman nya itu.
"Saya permisi dulu Om, Tante" Deja menunduk dan berlari ke arah teman - teman nya.
"Wih yang bakal tunangan gugup gak lo Ja?" tanya Adriano.
Deja memutar mata nya dengan malas, " Jangan badmood gitu lah Ja gak enak di depan Papa Mama nya si Mei" ujar Elgra.
Di lain sisi Melisa tengah menemani Mei yang berada di ruang make up , "Lo kenapa Mei? Nervous ?" Melisa menatap Mei yang tengan memegangi kedua tangan nya.
Cewek berambut pendek itu mengangguk pelan, "Gue takut sama Deja" lirih nya sambil menunduk.
Melisa mengerutkan dahi nya, "Lo gak boleh takut sama dia Mei, dia kan tunangan lo nanti nya" ujar Melisa.
Mei masih menunduk di depan Melisa tangan Melisa mengenggam tangan Mei, "Ayo ke bawah mereka semua pasti udah tunggu lo" Melisa menarik tangan Mei.
Mei berdiri di tengah Raymond dan Karina begitupun Deja berdiri di tengah Arsen dan Yasmine.
"Selamat malam para tamu undangan semua nya di kesempatan kali ini saya akan mengumumkan pertunangan anak kami Mei Han dengan Radeja Atmanegara dari keluarga Tuan Arsen dan Nyonya Yasmine" ucap Raymond.
"Di sini kami ucapkan terima kasih kepada semua tamu undangan yang sudah menyempatkan diri untuk datang dan kami mohon doa untuk hubungan anak kami ke depan nya" tambah Raymond.
"Silahkan Deja kamu pasangkan cincin di jari Mei" ujar Raymond.
Deja mengambil sebuah kotak yang berisikan cincin permata, Deja mengeluarkan cincin tersebut dan akan memakaikan nya pada Mei, "Gue gak bisa " batin Deja.
Deja terdiam dan hanya memandangi cincin permata itu, Mei hanya diam memandangi Deja, "Aku tahu kamu gak bisa lakuin ini Deja " batin Mei.
"Deja... " Raymond menyentuh bahu Deja.
"Deja!" seru Arsen dengan suara yang kecil.
Deja terkejut dan segera sadar akan lamunan nya tanpa ba bi bu Deja langsung memakaikan cincin permata itu di jari Mei dengan paksa, "Shhhhttt... " Mei meringis kesakitan.
"Selanjutnya kamu Mei" ujar Arsen memegang bahu Mei.
Mei juga melakukan hal yang sama seperti Deja namun Mei melakukan nya dengan perasaan Ia memakaikan cincin itu pada Deja dengan pelan tanpa mau menyakiti jari Deja namun Deja langsung menarik tangan nya dari Mei.
Seluruh tamu undangan bertepuk tangan atas lancar nya acara pertunangan antara Deja dan Mei, "Deja masih kesel kaya nya" Adriano masih bertepuk tangan.
"Di depan orangtua Mei pun Deja masih kaya gitu" balas Elgra.
"Segitu gak suka nya si Bos sama Mei" timpal Javid yang ikut memperhatikan Deja dan Mei.
"Tapi gue lihat si Mei itu tulus sama Deja" sambung Rega.
Saga hanya diam tanpa mau berkomentar apapun tentang acara pertunangan ini, "Lo diem aja sih Ga!" sungut Adriano, entah mengapa Adriano sangat sensi dengan Saga.
"Gue sependapat sama lo Re" balas Elgra.
Melisa berdiri di dekat teman - teman Deja, " Apa yang bakal lo lakuin Deja? " batin Melisa.
Setelah acara pemasangan cincin kepada dua belah pihak mereka pun kembali seperti semula menikmati hidangan yang di sediakan tuan rumah.
Jimmy dan Sandra menghampiri Arsen dan Yasmine di susul oleh Ervan dan Amel begitupun Kenan dan Selena, "Selamat ya buat keluarga lo Sen" Jimmy memeluk Arsen.
"Gue gak sangka anak lo udah duluan aja daripada Adriano ya gak sayang?" Ervan menoleh pada Amel.
"Iya Yas kok buru - buru banget" tanya Amel.
"Sebenernya kita udah lama rencanain ini bahkan dari mereka kecil" jawab Yasmine.
"Tapi gue lihat anak lo kaya nya agak gimana gitu" ujar Kenan yang memperhatikan raut wajah Deja sejak tadi.
"Dia memang gak mau sebenernya, gue yakin Mei bisa rubah Deja" jawab Arsen.
"Gue gak mau anak gue terus tertekan gara - gara masa lalu nya" Arsen melonggarkan dasi kemeja nya.
"Apapun yang di lakuin oleh orangtua itu demi kebaikan anak nya" ujar Kenan.
"Sekali lagi selamat ya Sen, Yas" Kenan bergantian berpelukan dengan Arsen dan Yasmine.
Kini Deja ikut bergabung dengan teman - teman nya pada sebuah meja, "Selamat ya Ja" Elgra berselamat dengan Deja.
"Selamat ya sahabat gue" Adriano memeluk Deja.
"Jaga baik - baik si Mei, dia cewek baik kasihan kalo dia jadi pelampiasan lo Ja" ujar Rega.
Deja hanya dian tanpa mau menjawab hingga kini giliran Saga, " Gefeliciteerd met jullie verloving " (Selamat atas pertunangan mu) Saga memeluk Deja.
" Bedankt vriend " (Terima kasih teman) Deja membalas pelukan Saga, Deja cukup dekat dengan Saga di banding yang lain nya karena karakter Deja sama dengan Saga.
Miller dan Diana menghampiri Deja, "Selamat ya untuk keponakan Om" ucap Miller.
"Selamat ya sayang" Diana memeluk Deja.
"Makasih ya Om, Tante" balas Deja.
"Lisa kamu udah ucapin selamat untuk adek sepupu kamu ?" tanya Diana.
Melisa mendekati Deja sambil mencengkram tangan Deja, "Selamat Brother " Melisa menatap tajam pada Deja namun Deja hanya mengacuhkan pandangan Melisa.
Karena sudah larut malam mereka memutuskan untuk pulang, "Kalau begitu kami permisi Tuan dan Nyonya Han" ujar Arsen.
"Baiklah dan terima kasih semoga Tuhan selalu melindungi tali silahturahmi keluarga kita" balas Raymond.
Arsen dan keluarganya berbalik badan namun mereka di tahan oleh Karina, "Tunggu sebentar" ujar Karina.
"Ada apa Nyonya Karina?" tanya Yasmine.
"Mama mau minta tolong sama kamu Ja bisa?" tanya Karina pada Deja.
"Bantu apa ya Ma?" Deja sedikit bingung dan ragu.
"Besok pagi kami harus terbang ke Singapura untuk perjalanan bisnis, apa kamu bisa menjemput Mei untuk besok karena mungkin saja kami bisa terlambat ke bandara belum lagi kena macet" ujar Karina.
"Benar kata istri saya apa bisa kamu jemput Mei" Raymond memegang bahu Mei.
Deja terlihat ragu sebenrnya Ia sangat malas untuk menjemput tunangan nya itu namun jika menolak apa kata orangtua Mei? Brengsek bukan?.
Arsen melirik ke Deja, "Deja bisa jemput Mei kok Pa Ma" jawab nya dengan terbata - bata.
Arsen memejamkan mata nya, Raymond dan Karina tersenyum, "Terima kasih ya Deja".
Deja hanya tersenyum begitu pun Mei gadis itu ikut tersenyum walau jawaban Deja itu hanya untuk menyenangkan hati kedua orangtua itu.
LIKE , VOTE , and COMMENT'S 💚💛💜
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 46 Episodes
Comments