Happy Reading Everyone and I hope you like my story 💜
Deja turun dari kamar nya dengan berlari kecil Ia langsung pergi sambil mengambil kunci motor nya yang ada di ruang tamu. Yasmine dan Arsen sedang duduk di meja makan untuk menunggu Deja.
"Sarapan dulu Ja" Yasmine menuangkan susu ke dalam gelas.
Deja hanya melirik Mama nya dengan sekilas dan langsung pergi meninggalkan orangtua nya, "Deja...!" seru Yasmine, Arsen ikut melihat ke arah Deja yang keluar dari pintu rumah nya.
"Biarin aja Ma jangan terlalu di manja" Arsen kembali fokus dengan koran yang Ia pegang dan Yasmine hanya diam tanpa menjawab ucapan Arsen.
Selama di perjalanan Deja terus saja menahan amarah nya dengan terus menggertakan rahang nya, permasalah nya tidak berhenti melainkan semakin berlanjut Arsen berkata pada nya agar pertunangan antara diri nya dan gadis itu besok malam.
Deja sampai di parkiran motor dan melepas helm fullface nya dengan kasar, "Argghhh... " erang Deja dengan nada kesal.
"Kenapa lo teriak - teriak gitu?" Melisa bersandar pada dinding kelas di dekat parkiran itu, Deja hanya diam dan menatap sinis pada Melisa.
"Gue denger dari Tante Yasmine lo di jodohin sama Mei?!" desis Melisa tatapan mata nya bak Miller ketika marah.
'Bukan urusan lo!" Deja turun dari motor nya sambil berjalan ke arah Melisa.
Melisa menahan bahu Deja dengan cengkraman tangan nya yang kuat, "Lo memang sepupu gue, tapi Mei juga sahabat gue! Awas lo macem - macem sama Mei!" Melisa membalikan badan nya dan langsung pergi meninggalkan Deja.
Deja menghela nafas nya dengan kasar sungguh hari ini Ia benar - benar sangat kesal pada orangtuanya dan terutama gadis berambut pendek itu, "Sial! Semua jadi berantakan gini!" gumam nya.
~
Di dalam kelas pun Deja hanya memilih diam tanpa mau ikut mengobrol bersama teman - teman nya, mereka juga bingung kenapa Deja hanya diam saja sejak tadi pagi.
"Ja lo ngapa sih diem aja?" Elgra menepuk bahu Deja.
Deja masih memilih diam tanpa mau menjawab pertanyaan Elgra, "Ja cerita lah sama kita kalo ada masalah".
Deja memejamkan mata nya, "Gue mau tunangan" suara Deja mulai memberat karena masih menahan amarah.
Hal itu membuat mereka melirii satu sama lain, tentu saja wajah mereka penuh tanya dan selidik, "Lo bercanda ya Ja?" tanya Adriano sambil melirik ke arah teman - teman nya.
Deja menatap datar pada sahabat nya, "Apa muka gue kelihatan bercanda?".
Adriano menggeleng cepat pada Deja takut jika Deja akan marah pada diri nya, "Lo serius Ja?" tanya Elgra.
"Iya serius" Deja kembali memejamkan mata nya.
"Calon tunangan lo siapa? Gak mungkin kan si - " Rega tidak melanjutkan ucapan nya.
"Gak! Calon gue cewek yang kemaren!" ketus Deja.
"Cewek kemaren? Siapa?" tanya Adriano.
"Maksud lo Mei? Sahabat nya si Melisa?" tanha Elgra sekali lagi.
Deja hanya diam tanpa menjawab sedangkan teman - teman nya masih bingung dengan apa yang terjadi Saga hanya terlihat begitu tenang dengan buku yang Ia baca.
"Ga! Lo kok diem aja sih?" sentak Adriano.
Saga menutup buku nya dengan kuat, "Lo semua berisik!" Saga beranjak dan pergi keluar, mereka hanya diam saat Saga pergi.
"Terus kok lo bisa sama dia sih?" Rega berpindah tempat duduk di sebelah Deja.
"Papa gue sahabatan sama Papa nya dia maka nya mereka punya rencana kaya gini".
"Kelihatan nya lo gak suka sama rencana ini Ja?" terka Elgra.
"Gue gak kenal sama dia gimana gue mau cinta sama dia!" bentak Deja.
"Jangan bilang lo masih berharap - " Kembali Rega terdiam.
"Gak tahu! Gue gak tahu sama perasaan gue sendiri" Deja menidurkan kepala nya di atas meja belajar nya.
"Terima aja lah Ja lagian si Mei itu pinter terus baik lagi" ujar Adriano.
Deja mengangkat kepala nya dan berdecak kesal, "Orang kalo gak suka gak bisa lah di paksain" dengus Deja.
"Lo mau ngelawan omongan Papa Arsen?" tanya Elgra.
"Lo bertiga bukan setahun dua tahun temenan sama gue! Lo tahu kan gue gak suka di paksa gue bakal lakuin apa yang gue mau!" desis Deja.
Rega menghela nafas nya dengan kasar, " Lo tenangin diri lo dulu Ja lo gak bisa terus - terusan marah dan kesal kaya gini" Rega memberi kode pada Elgra dan Adriano untuk meninggalkan Deja sendirian.
~
Saat jam istirahat mereka semua berjalan melewati koridor kelas, Deja masih menahan amarah nya dengan memasang raut wajah yang kesal.
Dari arah berlawanan mereka bertemu dengan Mei dan Melisa. Deja menghentikan langkah nya saat bertemu dengan Mei, Deja menatap tajam pada Mei dan membuat semakin menunduk ketakutan dan akhirnya Mei memilih pergi duluan.
Melisa menatap sinis pada Deja, "Lo apaan sih?! Kenapa lo kaya gitu sama Mei?!" tanya Melisa sambil bersedekap tangan.
"Bukan urusan lo!" jawab Deja, teman - teman Deja hanya diam tanpa mau ikut berbicara. Jika Melisa sudah berseteru dengan Deja maka lenyap sudah untuk menang dari nya.
"Segitu benci nya lo sama Mei?" Melisa kembali menatap tajam pada Deja.
"Gue gak peduli siapa dia! Gue gak suka sama dia" jawab Deja.
Melisa menatap seolah tak percaya pada sepupu nya itu, "Jangan bilang lo masih berharap sama dia?".
"Buka mata lo Deja! Dia udah ninggalin lo gitu aja sementara ada orang yang bakal jadi tunangan lo besok!" ucap Melisa dengan penuh penekanan.
Elgra menahan Deja dan Melisa, "Udahlah Mel Ja".
Melisa meliik ke Elgra, "Bilangin sama sahabat lo jangan jadi orang yang egois. Gue udah males nasehatin adek sepupu kaya lo" Melisa menunjuk Deja dengan jari telunjuk nya dan memilih pergi.
Teman - teman Deja ikut menyaksikan kepergian Melisa, "Bener yang di bilang Melisa Ja coba buka hati lo Ja" ujar Rega.
"Mau sampai kapan lo berharap sama dia?" tanya Elgra.
"Tahun semakin berganti dan lo masih berharap sama orang yang tinggalin lo Ja" Adriano mengusap kasar bahu Deja.
"Gue tahu lo butuh waktu untuk semua ini Bos" Javid merangkul Deja, Saga hanya diam tanpa ikut berbicara sedikit pun.
"Tenang aja kita semua bakal datang di acara pertunangan lo besok malem" ujar Elgra.
Deja hanya diam tanpa mau merespon ucapan sahabat nya rasa nya hati nya masih panas pikiran nya pun kacau, "Gue mau balik" Deja meninggalkan sahabat - sahabat nya yang masih berdiri di koridor kelas.
Di lain sisi Melisa duduk di sebelah Mei, "Lo gapapa Mei?".
"Gapapa kok Mel" Mei tersenyum pada Melisa.
"Maafin sepupu gue ya" ujar Melisa, Mei mengangguk pelan pada Melisa.
" Segitu benci nya Deja sama Gue " batin Mei.
LIKE , VOTE , and COMMENT'S 💚💛💜
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 46 Episodes
Comments
irna salut
ntar udah bucin tau rasa loch!!!
2020-06-27
1
Try AngeLs
benci ma cinta beda tipis deja.. ati2 tar malah cinta mati😆😆😆.. buat authorny trus smangat y
2020-06-27
1