Aku sangat bosan dengan kehidupanku, di tambah lagi aku harus mengurus usaha keluarga yang ada di Indonesia sementara Biru mengurus usaha keluarga di Paris. Di pagi hari aku bekerja dan di sore hari aku sudah tiba di rumah, aku tidak mempunyai teman karena aku tipe pendiam dan juga jutek, cuek pada keadaan sekitar yang membuatku di jauhkan oleh orang-orang.
Aku mendesis saat membaca pesan singkat yang di kirimkan oleh bocah tengil itu, entah siapa namanya yang berani mengganggu waktu istirahatku.
Aku tak membalas pesannya, ku biarkan ponsel tergeletak di atas ranjang. Aku memutuskan untuk membersihkan diri terlebih dahulu, tak peduli waktu yang sudah malam.
Aku berendam dengan air hangat, membuat pikiran ku semakin tenang. Aku menghirup nafas dalam dan mengeluarkannya secara perlahan, lilin aromaterapi semakin membuat hatiku semakin tenang.
Aku teringat pada ibuku yang masih di rumah sakit, karena kesalahan dari ayah dan juga istri keduanya membuat ibuku berada di rumah sakit jiwa. Marah? Ya, aku sangat marah pada wanita itu tapi dia sudah tiada, jadi untuk apa aku menyimpan dendam ini. Kesalahan ayahku membuatku trauma menjalin hubungan dengan orang lain, terutama seorang laki-laki. Aku takut di permainkan, takut di khianati, takut akan segala hal yang bahkan belum terjadi.
Setelah tiga puluh menit usai, aku memutuskan untuk selesai dan mengenakan kembali pakaian tidurku. Inilah salah satu caraku selama ini bisa tidur dengan nyenyak, karena saat melihat langsung ayahku membawa seorang wanita hamil dan memperkenalkan sebagai istri barunya saat usiaku masih kecil menimbulkan trauma mendalam, karena dia memintaku untuk memanggil wanita itu dengan sebutan ibu. Anak mana yang rela memanggil wanita lain selain ibunya sebagai seorang ibu? Tidak akan sanggup melakukannya.
Kulihat ponsel yang sedari tadi bergetar, menandakan notifikasi pesan masuk. Aku melihat siapa yang menghubungiku, dan sialnya itu adalah si bocah tengil yang merusak suasana indahku.
Aku menelponnya untuk memberikan peringatan, ini sungguh keterlaluan.
"Halo, tante cantik."
"Eh, bocah. Jam segini masih aja ganggu orang, tidur sana!"
"Apa sih tan, galak amat. Aku kan mau kenalan, tante kan belum tahu namaku."
"Eleh, gak perlu."
"Ya, perlu dong tante. Tante harus tanggung jawab, benjol nih kepala aku."
"Itu sih masalahmu, bukan aku. Udah ahh, jangan ganggu aku!"
"Cie, tante pasti terpesona sama ketampanan aku kan."
"Dih, percaya diri banget kamu."
"Itu buktinya."
"Dih, gak penting."
Baru saja aku menutup ponselnya, si bocah tengil kembali menghubungiku. Aku yang sangat kesal langsung memblokir nomor ponselnya, meladeninya semakin membuatku gila.
Akhirnya aku bisa bernafas dengan lega, aku mencoba untuk memicingkan mata dan beristirahat dari kelelahan dunia yang dikejar.
Di pagi hari yang indah, aku memutuskan untuk berolahraga terlebih dahulu berkeliling taman dengan cara marathon.
"Pertemuan kedua menandakan kalau kita jodoh."
Ucapan dari seseorang membuatku menoleh ke belakang, melihat seorang pria muda yang tinggi seperti tiang listrik tengah tersenyum ke arahku.
"dasar penguntit." umpat ku kesal, dan memutuskan untuk berlari menghindari bocah itu tapi sialnya dia malah mengikutiku. "Berhenti mengikutiku!"
"Hai, namaku Ariel."
Aku melirik tangannya yang terulur ke depan, senyuman manis di wajahnya menambah suasana. Aku tak menggubrisnya, dan memilih pergi tapi dia tetap mengikuti ku, entah apa yang dia inginkan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 57 Episodes
Comments
Dwi Winarni Wina
saya suka novel thor ini sangat bagus baru mampir kayaknya menarik jln cerita,,,lanjut thor n sukses sll💪
2023-07-15
1
💠🌺Suez shahril🌺💠
hadir
#support
moga terus bkrya yg bgus..
2023-07-11
0
gaby
Aq baru gabung thor & kayanya seru nih
2023-07-03
0