Sementara itu di Suatu tempat yang berbeda Jessika sedang menunggu Rafael di ruangan Kantor nya, dia yakin sang pria pasti akan datang lagi ke kantor nya. Dia berdandan sangat cantik kali ini untuk menarik perhatian sang pria.
Terdengar suara orang melangkah ke dalam ruangan Rafael.
Ceklek....
Terbuka lah pintu ruangan, dan seorang pria yang sangat tampan masuk ke dalam ruangan nya. Dan dia langsung terkaget melihat seorang wanita yang ingin dia hindari ada di ruangan nya.
" Mau apa lagi dia di sini. " ucap Rafael dari dalam hati.
" Halo.... sayang, aku rindu sekali sama kamu... kamu dari mana saja ? Kata asisten kamu tadi kamu pergi tanpa memberi tahu di mana tempat nya. " ucap Jessika sambil berhambur ke dalam pelukan sang pria.
Rafael tak membalas pelukan Jessika, dia langsung melepaskan pelukan sang gadis.
" Ini kantor Jes, tidak enak kalah di lihat kita seperti ini. " ujar Rafael merasa jengah atas perlakuan sang wanita.
" Oke, bagaimana kalau kita lanjutkan ke hotel. " timpal Jessika sambil tersenyum nakal.
" Sudah lah kamu sekarang pulang saja ke rumah. Aku sedang banyak pekerjaan. " ucap Rafael sambil duduk di meja kerja nya.
" Sayang, tolong jangan sibuk kerja terus. Aku ingin kita fokus ke acara pertunangan kita, kita harus fitting baju untuk acara ini, soalnya Papi ku ingin acara nya di selenggarakan sangat mewah. " Jessika memberi kan pengertian pada Rafael sambil tersenyum lebar.
" Kamu yang ingin pertunangan ini di laksanakan, kamu yang atur sendiri acaranya. Kenapa melibatkan aku ? " ucap Rafael dengan nada tinggi.
Sang wanita mendengar bentakan dari sang pria langsung cemberut, dia harus berhasil membujuk sang pria untuk menemani nya shopping untuk keperluan acara pertunangan nya.
" Kalau kamu tidak mau menemaniku fitting baju acara tunangan kita, aku akan menelepon ayahmu. " Ancam Jessika sambil mengambil ponsel dari dalam tas nya.
" Oke - oke aku akan menemanimu, tetapi aku tidak mau kalau lebih dari dua jam. Karena aku bosan menunggu mu berbelanja. " ucap Rafael menyerah dia tidak ingin Jessika menelepon ayah nya karena bisa panjang urusan nya pikir Rafael.
" Ayo cepat, sayang... " ucap Jessika tersenyum lebar penuh kemenangan.
Rafael pun dengan terpaksa mengantarkan jessika untuk memilih baju acara pertunangan mereka. Rafael sebenarnya sudah bosan melajang, tetapi dia tidak ingin mempunyai seorang calon istri seperti Jessika terlebih dia sudah tidak perawan saat pertama kali Rafael dan dia melakukan hubungan suami istri di salah satu Apartemen Rafael, itu yang membuat Rafael tidak menyukai Jessika, dia sama dengan wanita di luar sana yang suka mengumbar tubuh nya dengan pria lain. Dan itu membuat Rafael jijik membayangkan nya.
Akhirnya Rafael telah selesai menemani Jessika memilih baju untuk pertunangan, namun sang wanita memaksa untuk minta di temani makan malam. Dan, untuk kesekian kali Rafael tak bisa berbuat banyak.
Merekapun menepikan mobil Rafael di sebuah Restoran yang sangat mewah, dan tentu saja makanan yang di sajikan sangat mahal - mahal.
" Sayang kamu mau makan apa ? " ucap Jessika sambil melihat menu - menu masakan di atas meja.
" Aku steak aja, yang medium. Aku mau pergi ke toilet dulu. " ucap Rafael sambil melangkah kan kakinya ke arah toilet.
Sesampai nya dia di dalam toilet, Rafael tidak benar - benar ingin ke toilet. Dia hanya ingin menelepon seseorang untuk meminta bantuan asisten nya Rio agar terlepas dari Jessika.
Tuttttt..... Rafael menelepon Rio.
" Halo Bos, tumben malam - malam telepon. Ada perlu apa nih. " ucap sang Asisten dari seberang sana.
" Aku lagi butuh bantuan mu, bisa kamu datang sekarang ke Restoran Prancis yang di jalan Pemuda ? " pinta Rafael tanpa panjang lebar.
" Memang nya kenapa, kamu meminta aku datang ke sana ? " tanya Rio pada Rafael merasa heran.
" Aku sedang makan malam bersama Jessika, kamu sekarang datang jangan lama - lama. Bilang malam ini ada klien yang minta bertemu dengan ku. " ucap Rafael tegas.
" Oke... oke, tapi ini gak gratis. " ucap sang asisten sambil tertawa.
" Aku akan transfer uang ke kamu 10 juta kalau kamu berhasil mengeluarkan aku dari sini. Deal. " ucap Rafael sambil menutup telepon nya.
Setelah selesai menelepon Rio, dia kembali ke tempat duduk yang dia tempati bersama Jessika. Di sana sang pelayan sedang mengantarkan menu pesanan mereka.
" Sayang cepat kesini, makanan kita sudah sampai. Cepat kamu habiskan makanan nya karena aku ingin kamu terlihat berisi di hari pertunangan kita. " ujar Jessika sambil menyodorkan piring yang berisi steak pesanan Rafael.
Rafael segera memakan makanan nya tanpa ada perbincangan dengan Jessika, setelah menunggu Rio beberapa menit akhirnya dia pun datang.
" Halo Bos... ternyata anda ada disini, aku sudah mencari - cari ke ujung dunia. " ucap Rio sambil menepuk pundak Rafael.
Rafael langsung memutar bola mata malas, melihat tingkah laku sang sahabat nya yang meledek nya.
" Kamu kok bawa dia kesini sih sayang ? " ucap Jessika tak terima.
" Nona manis, bukan Pak Rafael yang mengundangku ke sini. Tadi aku menelepon nya untuk menanyakan keberadaan dia ada di mana, karena ada klien dari Jerman yang ingin bertemu dengan nya sekarang ? " ucap Rio sambil melihat ke arah makanan yang tersaji di atas meja.
" Kenapa malam - malam begini, tidak ada hari yang lain. Menganggu saja... " ujar Jessika merasa kesal, kesenangan nya bersama Rafael terganggu.
" Namanya klien dari luar negeri, kalau buat janji bertemu tidak melihat waktu. Kapan saja harus siap. " timpal Rafael sambil berbohong, mencoba menyakinkan seorang Jessika yang selalu manja. Apapun yang dia inginkan harus semua nya terpenuhi.
" Aku pergi dulu Jes, mungkin lain kali aku akan menemanimu lagi. " ucap Rafael sambil mengelap mulut nya dengan tissu.
" Ya sudah aku juga ingin pulang, kamu harus antarkan aku. " pinta Jessika sambil menarik tangan Rafael.
" Maaf Jes, aku terburu - buru. Takutnya sang klien marah sudah menunggu lama, kalau begitu aku duluan dulu. " ucap Rafael sambil melenggang pergi sambil sebelum nya mengelus bahu Jessika.
Jessika yang melihat sang kekasih hati telah pergi langsung cemberut, gara - gara sang asisten yang memberi tahu ada klien yang harus di temui kencan dengan Rafael akhirnya batal.
" Aku pulang dulu. " ucap Jessika sambil menyambar tas nya, dia memilih pulang dengan taksi.
" Lho non Jessika ini makanan nya bagaimana ? " ucap Rio sambil bingung melihat banyak makanan yang tersaji di meja nya.
" Kamu saja yang makan makanan itu, aku sudah membayar nya kok. " timpal Jessika sambil pergi begitu saja.
Rio langsung tersenyum riang, dia baru kali ini melihat makanan sebanyak ini. Dia pun langsung menghabiskan makanan yang tersaji di atas meja.
Tringggg....
" Aku sudah transfer ke rekening mu sepuluh juta. Thanks. " bunyi pesan Rafael menghentikan aktifitas nya sejenak yang sedang menikmati makanan.
" Alhamdulilah, dapat duit juga dapat makanan gratis pula... " ucap Rio dengan riang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments