Rafael kali ini mendatangi Ibu nya, untuk membantu nya membatalkkan pertunangan nya dengan Jessika. Dia pun segera melajukan mobil nya secapat kilat ke rumah nya.
Sesampai nya dia di rumah yang sangat mewah berlantai tiga, satpam segera membuka kan pintu gerbang dan memencet tombol untuk membuat garasi bawah tanah. Rumah ini terdapat garasi bawah tanah yang di huni oleh banyak mobil mewah koleksi dari sang Ayah.
Rafael juga lebih nyaman tinggal dengan ke dua orang tua nya, meskipun dia sudah memiliki manshion mewah di pusat kota.
Dia pun segera melesat ke lantai yang terdapat sang ibu sedang beristirahat dengan menggunakan lift yang terhubung langsung dari garasi menuju lantai yang di huni oleh ibu nya.
Sesampai nya di Pintu kamar sang Ibu, rafael segera menelepon sang Ibu.
Tringgg...
“ Halo sayang... kamu apa kabar ? “ Ucap Bu Helena sesaat setelah Rafael menelpon nya.
“ Mam, tolong buka pintu nya, aku ada di depan kamar mami. “ ucap Rafael singkat.
“ Oke tunggu sebentar. “ ujar Helena sambil menutup telepon nya.
Sekitar lima menit Rafael menunggu pintu sang Ibu terbuka,.
Ceklek....
Seorang wanita paruh baya yang masih sangat cantik membuka pintu.
Biarpun usia nya tak lagi muda, tetapi tak ada satu pun keriput yang menghiasai wajah nya karena dia rajin untuk melakukan perawatan yang sangat mahal.
Wanita itu pun langsung memeluk sang anak dan memberikan ciuman ke dua pipinya.
Mendapat perlakuan itu membuat rafael sangat risih, dia heran mengapa sang Mami masih memperlakukan nya seperti anak kecil biarpun usia rafael sekarang sudah kepala tiga.
“ Sudahlah Mam, aku ini sudah besar jangan di ciumin seperti ini. “ Ucap sang anak kesal, dia malu diperlakukan seperti ini, bagaimana jika semua orang tau pria kasar seperti dirinya masih dianggap anak kecil oleh ibu nya.
" Buat Mami kamu masih tetap bayi kecil sayang... " ucap sang mami sambil mencubit gemas pipi Rafael
" Mam, aku ingin bicara... tolong jangan becanda terus. " ucap Rafael sambil menepis tangan sang Ibu yang hendak pipi nya sekali lagi.
" Memang nya ada masalah apa sayang ? " ucap Bu Helena menarik anak nya untuk duduk di tepi ranjang.
" Mami tolonglah batalkan pertunangan aku dengan Jessika, Mami tahu aku ini tidak mencintai nya... " Mohon Rafael sambil mengenggam tangan sang Ibu.
" Cobalah dulu kenal lebih dekat dengan nya. Kamu kan belum terlalu mengenal nya. " ucap Sang Mami sambil mengelus pucuk kepala sang anak.
" Susah Mam. Tolong bujuk Ayah agar membatalkan ini. " ucap Rafael manja pada sang Mami.
" Oke akan Mami coba. Tetapi kalau Ayahmu meminta calon istri dari kamu, bagaimana ? timpal Ibu Helena pada anak nya.
" Maksud nya ? " tanya Rafael bingung.
" Misal ayah mu meminta kamu mencari sendiri calon istri mu bagaimana. Karena lihatlah umur mu semakin menua. " ucap Sang mami sendu pada Rafael.
" Mami juga sudah tua, aku yang masih muda. " timpal Rafael tak terima di sebut tua.
" He...he...he kalau kamu tua, Mami juga lebih tua. Mami ingin segera menimang cucu. Kamu tahu sendiri Mami sangat kesepian. " ucap Sang Mami sambil menitikkan air mata.
" Mami jangan bersedih dong, aku kesini untuk minta bantuan Mami untuk membatalkan perjodohan ku dengan Jessika. " Rafael sambil mengusap wajah nya kasar, dia bingung harus bagaimana.
" Kamu turuti lah keinginan kami kali ini... sayang, " pinta sang Mami sambil memegang jambang halus di wajah sang anak.
" Oke akan aku coba, tapi jangan harap aku akan mencintai nya. " timpal Rafael terpaksa menerima.
Helena hanya tersenyum tipis melihat tingkah laku anak nya yang terlihat manja bila bersama diri nya, sedangkan dia akan bersikap arogan dan kasar bila bersama orang lain.
Helena juga merasa lega akhirnya Rafael mau menerima perjodohan nya dengan Helena, karena dia sudah tidak sabar untuk mendapatkan pewaris yang akan meneruskan bisnis keluarga Adi Nugroho yang sangat berlimpah.
****
Sementara itu di waktu dan tempat berbeda, seorang gadis sedang tersenyum di atas Bus umum. Dia sudah tidak sabar ingin memberikan kabar gembira nya untuk sang Ibu. Dia ingin membahagiakan kedua orang tua nya yang harus bersusah payah untuk mencukupi kebutuhan rumah tangga, belum lagi kebutuhan Sekolah sang adik.
Setelah Bus itu telah sampai di persimpangan jalan, dia memutuskan untuk turun dan melanjut kan perjalanan nya dengan berjalan kaki karena jarak rumah nya sudah tidak terlalu jauh.
Sepanjang jalan dia selalu tersenyum, dia sudah bisa membayangkan wajah bahagia Ibu nya, yang selalu mengharapkan Hani untuk membantu nya mencukupi kebutuhan rumah tangga.
sesampai nya di depan rumah, dia segera masuk kedalam dan mencari keberadaan sang Ibu yang sedang berada di halaman belakang untuk menjemur baju. Sungguh pemandangan yang membuat hati Hani menangis, sang Ibu mencuci pakaian dengan cara sederhana dan itu pasti membuat nya sangat lelah. Hani berjanji pada dirinya sendiri akan membelikan mesin cuci untuk meringankan pekerjaan sang Ibu.
" Ibu... biar Hani saja yang menjemur pakaian nya. Ibu istirahata saja dulu. " ucap Hani sambil meraih ember pakaian yang masih basah dan akan di jemur.
" Lho Nak, kamu sudah pulang rupa nya. Bagaimana tadi hasil nya. " ujar Bu Sekar kaget dengan kedatangan anak nya yang tiba - tiba.
" Nanti Hani akan ceritakan setelah selesai menjemur pakaian, Ibu sekarang masuk saja ke kamar. Pasti Ibu lelah seharian mengerjakan semua pekerjaan rumah. " pinta Hani pada ibu nya yang terlihat kelelahan.
" Biar Ibu saja Nak, kamu pasti capek habis dari tes melamar kerja. " bantah sang Ibu pada Hani.
" Sudah... Hani tidak capek Bu, sekarang ibu istirahat saja. Setelah Hani bersih - bersih akan Hani ceritakan semua nya pada Ibu. " ucap Hani sambil mulai menjemur pakaian semua anggota keluarga.
Akhirnya sang Ibu masuk ke dalam kamar nya, dia sangat bersyukur memiliki anak seperti Hani yang sangat mengerti kondisi keluarga nya. Dia bahkan berkorban tidak melanjutkan kuliah nya untuk mencari pekerjaan.
Hani telah selesai menjemur pakaian, dan dia mulai membersihkan diri nya dan mengerjakan ibadah shalat.
Setelah mengerjakan semua nya, Hani segera keluar dari kamar menuju kamar sang Ibu.
" Assalamualaikum, Bu... Hani boleh masuk tidak ? " ucap Hani di depan kamar sang ibu.\
" walaikumsalam, masuk saja sayang... " ucap sang Ibu lirih.
Lalu, dibukanya pintu kamar sang Ibu, Bu Sekar sedang terbaring di atas kasur nya.
" Sini nak, kamu belum beritahu Ibu, bagaimana tadi hasilnya ? apapun hasilnya ibu tidak akan marah. " ucap sang Ibu pelan.
" Ibu alhamdulilah Hani diterima kerja, jadi Ibu bisa beli apa aja yang Ibu mau. " ucap Hani dengan tersenyum lebar.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments