Part 3

Siapa Dia ? " ucap Rafael sambil terus menatap wanita yang tengah berusaha berdiri.

Wanita itu begitu berbeda dibandingkan dengan wanita lain nya, dia begitu cantik dan bersinar tanpa polesan make up satupun.

Rafael pun tersadar dari lamunan nya, dia pun segera membantu wanita itu untuk berdiri.

" Apa ada yang sakit, nona ? " Tanya Rafael tanpa mengucapkan kata maaf. Dia memang tak terbiasa mengucapkan kata maaf, kata maaf nya hanya bisa di ucapkan untuk kedua orang tua nya bukan ke orang lain apalagi dengan orang yang kedudukan nya lebih rendah.

" Tidak apa - apa. " Ucap Hani pelan sambil menunduk dia takut dengan tatapan pria itu yang terkesan tajam dan mengitimidasi.

" Ya sudah, kalau kamu ada apa - apa karena kecelakaan ini. Kamu bisa berbicara pada satpam perusahaan ini, mereka akan menghubungi ku dan mengganti biaya pengobatan luka mu. " Ucap Rafael sambil berlalu pergi.

Hani yang mendengar perkataan pria itu langsung terperanjat, berarti pria tadi adalah orang penting di Perusahaan ini. Karena Hani bisa menilai orang yang di hadapan nya adalah Pria kaya raya, apalagi setelah mencium aroma parfum mahal nya yang menambah kesan elegan.

Dia sangat kesal awal nya, baju yang dia kenakan jadi kusut dan lecek karena tadi dia terjatuh. Entah bagaimana cara nya dia akan di wawancara kerja di Perusahaan ini, kalau melihat penampilan nya seperti ini.

Apakah dia akan melewatkan kesempatan ini begitu saja, tapi bukan kah kesempatan tidak akan datang untuk kedua kali nya.

Akhirnya dia meneruskan wawancara hari ini, sambil menunggu giliran dia pun sejenak merapihkan kembali dandanan rambut nya.

" Hani Pramudita. " Ucap seorang pegawai pada Hani untuk segera masuk ke dalam untuk wawancara.

Di dalam ruangan itu, Hani sangat gugup dia duduk di antara 3 orang yang tengah menilai nya dari ujung rambut dan ujung kaki.

Akhirnya sesi tanya jawab pun dimulai, dan di lalui dengan lancar tanpa hambatan oleh Hani.

Dia pun akhir nya keluar dari ruangan wawancara dengan perasaan yang lega, dia pun memilih waktu istirahat sambil menunggu hasil pengumuman diterima atau tidak nya dia di Perusahaan itu.

Hani pun duduk di sebuah taman sambil melihat - lihat ponsel nya, dia sengaja tidak makan di kantin karena untuk mengirit uang saku yang diberikan oleh Ibu nya.

Dia membuka bekal yang dibawa nya dari rumah, yaitu 1 bungkus roti dan air minum untuk menghilangkan rasa lapar dan juga haus saat menunggu waktu wawancara.

Hani pun memakan nya dengan lahap, sambil sesekali dia melihat ponsel nya. Setelah kegiatan makan telah selesai, Hani kembali duduk di dalam ruangan sesi wawancara. Disana banyak juga yang menguji keberuntungan untuk melamar pekerjaan seperti Hani hari ini, namun Hani merasa penampilan mereka sangat sempurna di bandingkan diri nya yang tampil apa ada nya. Hani merasa tidak percaya diri, tapi dia harus cepat menyingkirkan rasa itu. Dia harus tetap yakin karena ini semua dia lakukan demi keluarga nya.

Detik demi detik di lalui oleh Hani sangat begitu lambat, dia ingin segera mengetahui hasil wawancara nya itu.

Seorang karyawati yang pakaian nya sangat seksi keluar dari ruangan tempat tes wawancara, dia membawa kertas yang berukuran besar yang akan di tempel di papan pengumuman.

Terdapat beberapa karyawan yang langsung mengerumuni papan pengumuman tersebut untuk melihat apakah dirinya diterima atau tidak di Perusahaan ini.

Hani pun ikut melihat di papan pengumuman, dia mencari - cari namanya yang belum dia temukan.

Akhir nya ada nama Hani Pramudita di bagian list terakhir...

Alhamdulilah .. akhirnya dia bisa diterima kerja di sebuah Perusahaan yang besar ini. Dia segera melangkah kan kaki nya keluar dari gedung perusahaan ini dan segera pulang untuk mengabarkan kepada kedua orang tua nya.

***

Sementara itu di tempat lain dan di dalam gedung itu, Rafael sedang mencari - cari keberadaan sang Ayah.

Dia sudah masuk ke dalam ruangan ayah nya tetapi tidak ada keberadaan ayah di dalam ruangan nya.

Akhirnya Rafael memutuskan untuk bertanya pada Sekretaris sang Ayah.

" Siska, kamu tahu ayah sedang berada dimana ? " Tanya Rafael pada seorang Sekretaris ayah nya yang memakai kerudung.

Rafael tak habis pikir dengan ayah nya yang menerima seorang Sekretaris yang tertutup seperti ini, tidak sedap di pandang mata menurut Rafael. Tapi menurut sang ayah, sekretaris itu hanya di lihat dari kinerja kerja nya bukan dari penampilan nya.

" Bapak sedang ada Rapat di luar kantor dengan seorang klien dari Amerika. Barusan beliau mengabari sedang dalam perjalanan arah ke kantor. " Ucap Siska dengan sopan.

" Saya tunggu di dalam ruangan ayah saja. " Ujar Rafael sambil bergegas masuk ke dalam ruangan ayah nya.

Siska hanya bisa mengangguk dan langsung kembali melanjutkan perkerjaan nya.

Di dalam ruangan ayah nya Rafael melihat - lihat apa saja yang ada di dalam ruangan ayah nya itu.

Ada sajadah dan sarung, Rafael heran sejak kapan ayah nya jadi rajin ibadah karena selama ini ayah nya jarang membicarakan tentang agama kepada diri nya.

Tak lama kemudian pintu ruangan pun terbuka, sosok gagah berperawakan tinggi dan sangat berwibawa masuk ke ruangan itu.

Dia langsung memeluk sang anak yang sudah lama menunggu nya.

" Tumben kamu datang ke sini ? " Ucap sang ayah sambil melepaskan pelukan pada anak semata wayang nya.

" Ayah pasti sudah tahu untuk apa aku datang kesini. " Ucap Rafael dengan tegas

" Oh .. kamu jauh - jauh kesini untuk permasalahan tentang pertunangan kamu dengan Jessika. " Ucap Pak Adi sambil melangkah duduk di atas meja kerja nya.

" Kenapa ayah mempercepat pertunangan ini, Ayah tahu aku tidak mencintai Jessika. Aku ingin pertunangan ini batal. " Ucap Rafael sambil setengah berteriak.

" Ayah sudah lelah dengan semua laporan tentang kamu di luaran sana, tentang sepak terjang mu dengan beberapa wanita. " Ucap Pak Adi dengan tatapan tajam.

" Aku hanya bersenang - senang dengan mereka, ayolah Yah... Aku ingin menikmati masa mudaku. " Ucap Rafael setengah memohon pada Ayah nya.

" Kamu sudah tidak lagi muda anakku, lihat lah semua teman mu sudah memiliki anak. Kapan kamu akan memberikan kami cucu sebagai penerus keluarga Adi Nugroho. " Ujar Pak Adi dengan wajah tegas.

" Tapi yah... Aku belum siap untuk menikah. " Timpal Rafael dengan putus asa.

" Sampai kapan kamu belum siap untuk menikah, sampai tunggu ayah mu ini meninggal ? " Ucap Pak Adi lagi.

" Bukan gitu maksudku yah .. " Rafael mencoba berkali - kali memberikan argumen nya agar pertunangan itu tidak akan terlaksana.

" Terserah kamu, tapi ingat aku akan mengambil semua fasilitas yang selama ini ada di kamu jika kamu tidak bertunangan dengan Jessika. " Ucapan Pak Adi kali ini memukul telak kekalahan Rafael berdebat dengan ayah nya.

Hingga dia langsung melangkah pergi dari Perusahaan itu, dia harus menemui sang Ibu.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!