Bab 5 Berangkat

Setelah para tamu sudah berpamitan pulang. Bu Lusy buru-buru meminta uang yang ada di saku baju milik Pak Farhan. Ia ingin tahu berapa jumlah uang yang di dapat oleh suaminya itu. Hasil dari pemberian para tetangga yang iba teehadap keadaannya.

"Yah, siniin uangnya. Ada berapa jumlah uang itu?"

"Iya Bu." Dengan pasrah Pak Farhan memberikan semua uang tersebut, "Jangan lupa kasih uang untuk Hanum, Bu. Apa lagi dia baru kali ini pergi ke kota. Takutnya ada apa-apakah Hanum bisa beli makanan disana!"

"Iya, iya, kita lihat dulu uangnya."

Bu Lusy pun mengeluarkan satu persatu seluruh isi amplop yang diterima oleh Ayah Farhan tadi. Keduanya sangat terkejut. Ternyata uang yang di peroleh dari rasa iba para warga lumayan banyak. Hampir berkisar dua juta rupiah.

"Wah, lumayan ni buat makan sebulan. Hanum kasih dua ratus ribu aja lah Pak, toh kita juga butuh pegangan buat terapi Bapak nanti. Jangan lupa bawa beberapa bungkus roti itu Hanum. Biar kamu bisa ngirit di jalan besok!" Ucap Bu Lusy. Sembari menyerahkan uang dua ratus ribu ke tangan Hanum.

"Ini juga uang pinjaman dari aku, Hanum. Jangan lupa ya balikin dua kali lipatnya," imbuh Marsya juga yang turut memberikan uang dari sakunya.

"Iya Bu, Mbak, doain aja Hanum langsung dapet Bos yang baik nanti ya?"

"Iya, iya, mau jadi babu aja lagaknya mintak ampun," dengkus Marsya lagi. Ia melengos membuang muka lalu masuk kedalam kamarnya. Begitu juga Hanum. Ia harus istirahat karena besok mereka akan berangkat pagi-pagi sekali.

Keesokan harinya, waktu berlalu begitu cepat. Hanum sudah bangun dari pukul empat subuh. Ia harus membantu memasak lebih dulu supaya bisa membawa bekal untuk makan siang. Bu Lusy juga memasukkan dua bungkus roti ke dalam tas Hanum. Supaya nanti Hanum tak perlu lagi membeli makan. Tentu saja air kemasan juga seharga lima ratus rupiah. Kasihankan jika Hanum tidak minum.

Setelah suasana nampak terang, sahabatnya datang juga bersama rombongan para gadia baik dari satu desa maupun tetangga sebelah. satu travel itu full. Mereka semua sudah di bawa seseorang yang nantinya sudah di janjikan akan di bagikan ke beberapa Bos yang memesan mereka lewat orang yang membawa para gadis itu sesampainya di kota.

"Hanum, udah siap belum?" Teriak Devi dari luar.

"Udah, Dev. Tunggu sebentar ya!"

Hanum merapikan tas dan penampilannya lalu menatap Pak Farhan yang tengah meneteskan air mata lebih dulu. Jujur Pak Farhan sangat berat melepaskan kepergian Hanum. Tapi mau bagaimana lagi. Hanum harus mencari uang. Ia pasti punya cita-cita yang kelak ingin di gapainya.

"Ayah...!" Hanum menyempatkan diri memeluk sang Ayah sangat lama. Juga mencium punggung tangan sang Ayah seakan perpisahan itu begitu menyesakkan.

"Doain Hanum ya, Yah. Semoga Hanum mendapatkan Bos yang baik disana nanti!"

"Iya, Nak..Berjanjilah sama Ayah. Kalau kamu akan menjaga diri kamu baik-baik sampai nanti ada lelaki yang datang meminang kamu!"

"Iya Ayah, maaf kalau Hanum harus pergi disaat Ayah sakit seperti ini!"

Hanum kembali memeluk sang Ayah lalu menguatkan hati meninggalkan tempat itu karena Ia harus buru-buru.

"Hanum pergi, Mbak, Bu!"

"Iya, betah-betahin aja di Jakarta. Jangan lupa kirim uang yang banyak untuk kami!"

Hanum mengangguk, lalu naik ke dalam travel dimana mobil itu mulai bergerak meninggalkan pelataran rumah Pak Farhan.

Terpopuler

Comments

vote dl ah takut lupa🤭
baca otw abis bc komik

2023-06-05

1

buk e irul

buk e irul

emang itu mak tiri ye kok sadis men

2023-06-04

3

Safari Safari

Safari Safari

kadang masih banyak orang baik daripada yang jahat

2023-06-03

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!