"Sebaiknya kita langsung bawa saja kerumah sakit, Hanum. Cepat kamu telpon Ibumu agar menyedikan surat keterangan dari kelurahan dan meminta surat rujukan dari puskesmas agar Ayahmu mendapat penangan dengan cepat!" Ucap Pemilik toko. Pasalnya tidak ada kartu keselamatan kerja dari tempatnya itu mengingat toko miliknya tidaklah terlalu besar. Karyawannya saja hanya ada beberapa biji. Tapi pemilik toko akan berusaha membantu sebisanya untuk meringankan biaya pengobatan Ayah Farhan.
"Tidak usah, Pak. Tolong bawa saja saya ke orang pintar. Agar di lakukan sangkal putung. Sebab keterangan miskin tidak akan terlalu bermanfaat untuk hal itu. Biaya yang di keluarkan juga pasti akan sangat besar untuk menebus obat dan lain hal sebagainya," mohon Ayah Farhan.
"Tapi Yah, luka ini sangat parah. Apa Ayah yakin akan melakukan tindakan itu?" Tanya Hanum, meyakinkan. Sambil menyeka buliran bening yang mengalir di kedua pipi tembennya.
Ayah Farhan mengangguk dan berusaha untuk tetap tersenyum di depan Hanum. Ia tidak ingin kejadian itu kelak akan menyulitkan keluarganya. Apa lagi Hanum. Ia sangat menyayangi putri satu-satunya itu hadiah terahir dari mendiang istrinya Bening. Wanita yang sudah lima tahun sangat setia menemaninya.
"Iya Nak, ini adalah yang terbaik!"
Tak bisa memaksa keinginan Ayah Farhan, pemilik toko dan beberapa bepekerja pun langsung membopong Ayah Farhan ke dalam bak mobil. Mereka akan membawa Beliau ke ahli tukang pijat yang tak jauh tempatnya dari toko di tepi jalan itu.
Setibanya disana, Hanum tak bisa membendung air matanya. Hatinya perih saat melihat Ayah Farhan menjerit-jerit ketika orang pintar itu melakukan pemijatan di area yang terluka sambil menarik-nariknya sedikit lalu membubuhi dedaunan pada kaki Ayah Farhan dan mengikatnya dengan kain kering. Entah daun apa itu, tapi yang pasti luka di kaki Ayah Farhan memang cukup serius. Jadi wajar saja kalau Ayah Farhan meraung ketika kakinya di sentuh oleh orang pintar itu.
"Bagaimana dengan kaki Ayah saya, Pak?" Tanya Hanum pada Pak Mudir. Seorang tabib ahli tulang dan saraf. Beliau juga bisa mengobati berbagai macam jenis penyakit tapi sekali terapi orang yang datang kesana harus memberi aplop berisi uang yang sudah di terapkan yaitu sekitar seratus lima puluh ribu. Sedangkan gajih Ayah Farhan saat nguli hanya delapan puluh ribu perhari. Untuk makan saja masih sangat kurang. Apalagi beberapa hari yang lalu Ayah Farhan baru saja selesai membayar biaya sekolah ketiga Anak-anaknya dan juga membayar kasbon warung, jadi Ayah Farhan tak punya pegangan lagi sekarang dan baru mulai bekerja lagi hari ini.
"Lukanya cukup serius, Neng. sebagian tulangnya hancur jadi tak cukup sekali dua kali untuk menjalani terapi. Butuh waktu lama sampai tulang-belulang yang hancur bisa menyatu lagi. Jadi untuk saat ini, Saya sarankan Pak Farhan istirahat dulu di rumah sampai kakinya pulih kembali!"
Hanum menganggukkan kepala, Ia sangat berterima kasih pada pemilik toko saat Beliau menyerahkan amplop pada Pak Mudir. karena hari ini beliau lah yang ikhlas membayar biayanya.
"Terima kasih ya, Pak. Sudah mau membantu biaya Ayah."
"Sama-sama, Num. Untuk tiga kali terapi biar saya yang membayarnya tapi mohon maaf untuk selanjutnya Hanum harus cari uang sendiri ya. Hanum tahu sendirikan? Tokok Bapak masih belum lama ini merintis. Jadi pendapatannya belum stabil sebab masih memakai modal pokoknya!"
"Iya Pak, saya paham. Bapak sudah mau perduli dengan Ayah Farhan itu sudah sangat cukup untuk Hanum!"
Usai berbincang-bincang singkat, Pemilik toko pun mengantarkan Ayah Farhan dan Hanum pulang kerumah tapi seperti biasa, kedatangan keduanya langsung di sambut makian oleh Ibu Lusy.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 45 Episodes
Comments
🏠⃟ᵐᵒᵐરuyzz🤎𝐀⃝🥀ˢ⍣⃟ₛ🍁🥑⃟❣️
ehhh 🏃♀️🏃♀️🏃♀️🏃♀️maki??? pasti jahat nih
2023-12-09
0
🏠⃟ᵐᵒᵐરuyzz🤎𝐀⃝🥀ˢ⍣⃟ₛ🍁🥑⃟❣️
ngeri sih thor
2023-12-09
0
Paulina H. Alamsyah Asir
Baru bab 2 bacanya, masih 20 bab lg🤣😍🙏
Semangat Thor💪😍🙏
2023-06-12
1