Kamu Bukan Angkara

Happy reading

"Hei ngelamun lagi sih kenapa?" tanya Alena memberikan jus jeruk pada Angkara.

"Emm ini tanggal berapa ya, Al?" tanya Angkara dengan raut masih belum percaya. Kemudian Alena mengambil ponselnya dan memperlihatkan tanggal saat ini.

"Selasa, 29 Maret 2022."

Berarti ini adalah 4 tahun anniversary hubungannya dengan Alena selama 4 tahun. Dan datangnya Naura dalam hidupnya.

"Jadi benar aku bertransmigrasi, tapi kenapa seperti mimpi. Aku belum percaya ini," gumamnya dengan pelan.

"Kamu ngomong apa?" tanya Alena yang tak mendengarkan apa yang dibicarakan oleh Angkara.

Angkara yang melihat Alena itu langsung menggeleng kemudian memeluk lagi tubuh Alena dengan erat. Ia tak akan membiarkan pelukan ini hilang seperti sebelumnya, ia sudah berjanji untuk tetap percaya pada Alena. Tak peduli yang ia rasakan itu mimpi atau memang benar transmigrasi.

"Jangan tinggalin aku ya, Al."

"Iya enggak, kamu ini kenapa sih sayang? Aku gak akan ninggalin kamu kalau kamu gak berbuat kesalahan yang fatal," jawab Alea mengelus rambut Angkara.

Alena tak tahu apa yang ada dipikiran Angkara, ia juga bingung dengan perubahan yang ditunjukkan sang pacar. Angkara adalah tipe cowok yang selalu berbicara dengan to the poin. Tak pernah Angkara seperti ini, apa memang pas tidur Angkara terbentur sesuatu hingga membuat otaknya sedikit geser.

"Aku gerah nih, lepasin ya."

"Nanti kamu ninggalin aku," ucap Angkara dengan pelukan yang makin erat.

"Enggak sayang, udah ya aku mau mandi udah hampir malam nih. Nanti aku masuk angin lagi."

"Aku ikut mandi."

Alena yang mendengar itu langsung melotot menatap Angkara dengan tatapan tak percaya.

"Kamu bukan Angkara kan?" tanya Alena melepaskan pelukan itu dengan paksa.

Deg

Jantung antara bercadar kencang kala mendengar pertanyaan dari Alena. Apa Alena tahu jika dirinya ini bukan Angkara yang dulu melainkan Angkara dari masa depan? Alena langsung berdiri dan menatap Angkara dari atas sampai bawah.

"Aku Angkara Alena," jawab Angkara dengan jujur.

Memang benar kan dia adalah Angkara Arsenio Galvin.

"Kalau kamu Angkara kenapa kamu mau ikut aku mandi, aku malu tahu lihatin kalau mandi dan kamu tahu akan hal itu. Kenapa kamu masih mau ikut mandi?"

Dengan tatapan tak percaya akhirnya Angkara tahu apa yang membuat gadis itu berpikir ia bukan Angkara. Yah karena selama ini Alena adalah orang pemalu jika tentang barang barang pribadinya apalagi mandi. Yang otomatis barang pribadinya itu terlihat.

"Aku gak akan lihat kok, Alena."

"Stop!!! Kalau kamu Angkara kenapa kamu panggil aku nama. Biasanya kamu gak panggil aku dengan nama. Kamu bukan Angkara kan, jawab!!!"

Alena menatap wajah Angkara yang ada di depannya, apa mungkin Angkara diculik dan digantikan laki laki yang mirip Angkara ini. Kemana pacarnya kalau begitu? Tapi tak mungkin kan Angkara punya kembaran? Wong Angkara anak tunggal.

"Ayo jujur kamu siapa?" tanya Alena dengan tangan yang sudah memegang kemoceng yang entah itu tadi dapat dimana.

Antisipasi ya say, siapa tahu yang di depannya ini bukan Angkara. Entah kenapa sejak bangun Angkara berbeda di mata Alena. Tidak ada Angkara si dingin dan cuek. Kenapa Angkara yang ini sangat gemar nyerocos. Dan juga Angkara akan memeluknya disaat saat tertentu saja. Lah ini tadi malah langsung memeluk saja sejak bangun.

"Al sayang, aku Angkara. Pacar kamu, hubungan kita sudah memasuki tahun ke 4, kamu gak lupa kan jika tanggal 27 kemarin kita merayakan anniversary kita yang ke 4?" tanya Angkara yang kini mulai ingat dengan anniversary mereka yang ke 4 tapi ia lupa jika pernah tidur di kamar sang pacar sampai 2 hari.

Alena memicingkan matanya dengan tatapan mengintimidasi gadis itu langsung mengarahkan tangannya untuk membuka kancing baju Angkara.

"Kamu mau ngapain?" tanya Alena pada Angkara yang ada didepannya.

"Kalau kamu Angkara yang asli, kamu pasti mempunyai tato ular di atas dada kamu," ucap Alena pada Angkara.

Akhirnya dengan pasrah Angkara membiarkan Alena untuk membuka bajunya. Ternyata meyakinkan Alena tak semudah yang ia kita, hingga akhirnya bajunya terbuka dan terlihatlah sebuah tato ular kobra yang tak terlalu besar di atas dada Angkara.

Angkara menikmati wajah cantik sang pacar, kemudian menarik pinggul Alena hingga mereka kembali berbaring di tempat tidur itu. Dengan posisi Alena di atas tubuhnya.

"Yank, dada kamu empuk banget. Pengen ngere*es," bisiknya yang membuat Alena langsung menonyor kepala Angkara.

"MES*MMMMMM!!!!"

Tawa Angkara menggelegar di kamar itu melihat wajah Alena tadi. Lihatlah gadis itu yang langsung melarikan diri ke kamar mandi hingga lupa jika belum membawa pakaian gantinya.

Angkara hanya ingin menikmati wajah yang sudah ia sia siakan selama ini. Angkara akui selama ini ia sangat cuek dengan hubungannya dengan Alena. Bahkan Angkara tak mencari tahu siapa saja keluarga Alena hingga membuat kesalahpahaman itu terjadi.

"Maafkan aku Alena, aku salah. Dan aku akan melindungi kamu dan selalu mempercayai kamu. Akan ku balaskan dendamku pada Naura dan Nezi dari masa ini. Karena aku sudah kalian bunuh di masa depan," gumamnya dengan tangan terkepal.

Sungguh sampai saat ini masih teringat jelas tentang apa yang dilakukan Naura dan Nezi di apartemen miliknya sendiri yang belum ia ganti kepemilikannya.

"Argghhh sialan memang mereka," umpat Angkara yang kini mulai melemparkan bajunya ke lantai.

"Sayang, tolong ambilkan baju aku ya. Di lemari," teriak Alena dari dalam kamar mandi.

Angkara yang mendengar itu langsung mengambilkan pakaian paling se*si milik Alena. Senyum jahil itu terbit di bibirnya, ini sangat bukan Angkara. Tapi ya sudahlah mungkin otaknya rasa geser.

Hingga pandangannya jatuh pada sebuah tank top putih dan juga hotspan abu abu berbahan empuk itu. Tak lupa CD milik Alena ikut serta tapi tidak dengan bra. Karena Angkara ingin melihat sang kekasih memakai pakaian ini.

"Pasti sangat cantik," gumamnya menatap pakaian yang dipilihnya.

Kemudian ia berjalan ke arah pintu kamar mandi.

"Sayang nih baju kamu," ucap Angkara yang langsung dibuka sedikit pintu itu oleh Alena.

Tangan putih gadis itu mulai mencari dimana pakaiannya, setalah dapat Alena kembali menarik tangannya.

"1.. 2.. 3.."

"Arkana ini baju apa!!!"

Teriakan Alena membuat Angkara tertawa dengan pelan.

"Sayang aku mau kamu pakai itu," balas Angkara dengan senyumnya.

"Enggak."

"Ya sudah sekalian gak usah pakai baju," ucap Angkara dengan entengnya malah membuat Alena yang berada di kamar mandi itu langsung getar getir.

Sebenarnya tak ada yang aneh dengan pakaiannya, karena jika ia sendiri di rumah ini ia juga akan memakai pakaian minim karena nyaman. Tapi sekarang ada Angkara disini tak mungkin Alena memamerkan tubuhnya pada laki laki yang belum menjadi suaminya. Nanti suaminya dapat bekas laki laki lain dong.

Tapi ia sudah tak ada baju lagi, bajunya tadi juga sudah basah di bak cucian.

Bersambung

Terpopuler

Comments

Wanda Wanda i

Wanda Wanda i

mampir thor

2023-06-23

0

Yunia Afida

Yunia Afida

semangat terus

2023-05-31

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!