Angkara Aneh

Happy reading!

"Awas aja kalau dia nakal, aku diami baru tahu rasa dia," gumam Alena dengan cepat langsung memakai pakaian yang diberikan Angkara tadi.

Setelah selesai memakai pakaian itu, Alena kembali membuka pintu kamar mandi dan keluar. Ternyata Angkara juga masih ada disana, menunggu Alena dengan bersandar di dinding dekat pintu kamar mandi

"So seksi baby," bisiknya dengan jahil. Kemudian laki laki itu masuk ke dalam kamar mandi meninggalkan Alena yang masih mematung di depan pintu kamar mandi.

"Aneh, dia gak pernah bilang seperti ini. Bener nih pacar gue habis kejedot kayaknya," ucap Alena menggelengkan kepalanya kemudian berjalan keluar dari kamar menuju dapur untuk membuat makan.

Tadi ia memang belum sempat makan, setelah membuat makanan untuk Angkara tadi. Ia belum sempat makan.

Gadis itu mengambil pancil dan merebus air, malam malam gini kalau makan mie instan dan minum kopi kan paling mantab.

****

Angkara keluar dari kamar mandi hanya memakai celana pendek hingga membuat tubuh kekarnya itu terekspos jelas.

"Sayang kamu dimana?"

Tidak ada jawaban dari Alena hingga membuat Angkara langsung tahu dimana kekasihnya itu berada.

Angkara langsung keluar dari kamar itu menuju dapur, Angkara menatap sekeliling rumah minimalis ini. Tak besar tapi cukup nyaman untuk ditempati.

Rumah ini adalah hadiah anniversary pertama yang diberikan oleh Angkara pada Alena.

Bukan tanpa sebab, dulu Angkara ingin membelikan penthouse untuk Alena tapi gadis itu menolak karena Alena tak suka bangunan yang tinggi. Bisa dibilang Alena memiliki trauma mendalam tentang bangunan bertingkat seperti apartemen. Karena dulu ibunya meninggal karena bunuh diri di gedung apartemen mereka dulu.

Ibu Alena depresi setelah di tinggal mati oleh suaminya yang sangat dicintainya. Hingga membuat ibu Alena memutuskan untuk menyusul sang suami dengan cara melompat dari gedung apartemen lantai 17.

Hancur hidup Alena saat itu, ia tak memiliki keluarga lagi selain ayah dan ibunya. Hingga hanya meninggalkan Alena sendiri yang saat itu masih berusia 17 tahun.

Akhirnya rumah ini yang menjadi pilihan Angkara daripada Alena harus ngekost. Lebih baik membelikan rumah sederhana ini yang tak lain juga pilihan Alena.

Bayangan dimana ia mengusir Alena dari rumah yang sudah atas nama Alena itu membuat hatinya kembali berdenyut sakit. Tapi tunggu, jika Alena sudah menjadi sebatang kara siapa laki laki yang kata Naura adalah Kakak Alena itu. Apa selama ini Alena masih memiliki keluarga?

Betapa bodohnya ia membuang berlian demi batu kali, dimana Alena selalu menjadi tempat ternyaman baginya memilih jurang kematian.

Tangannya mulai terulur untuk mengambil pigura yang fotonya masih bagus walau sudah termakan waktu.

Foto keluarga Alena saat gadis itu masih kecil, menggunakan gaun berwarna pink dengan rambut yang di ikat dua. Ditambah senyum yang tampak tulus dan juga bahagia.

"Aku akan terus membuat senyummu selalu terbit dari bibirmu sayang. Aku janji," ucap Angkara pada dirinya sendiri. Itulah janjinya pada dirinya sendiri.

Setalah itu ia meletakkan kembali foto itu dan berjalan menuju dapur. Tempat favorit Alena jika di rumah adalah dapur. Bahkan kekasihnya itu sangat tidak betah di kamar.

Entah bagaimana jika nanti mereka menikah, mungkin nanti mereka akan membuat kamar di dapur itu. (Eh kok kata nanti kalau mereka menikah, emang sampai menikah atau malah kandas di tengah jalan?)

Sampainya di dapur Angkara melihat Alena yang sedang memasak air dan Angkara tahu apa yang akan di masak oleh Alena. Yaitu mie instan dan juga kopi. Padahal malam, tapi jika sudah menyiapkan kopi bisa dipastikan Alena akan bergadang.

Dengan langkah pelan, Angkara berjalan ke arah Alena yang sedang menunggu air masak. Tangannya mulai melingkar di pinggang ramping itu. Alena yang merasa tangan kekar melingkar di pinggangnya itu sontak langsung menatap tangan yang ada di perutnya itu.

Kaget? Tentu saja, Alena tak yakin jika itu adalah tangan kekar milik Angkara tapi melihat jari jari itu membuat ia yakin. Haihh kenapa lagi ini, Alena merasa setelah setelah bangun dari tidur panjangnya itu Angkara jadi aneh.

Mulai dari memeluknya tiba tiba hingga memeluknya seperti saat ini. Alena sangat tahu Angkara yang cuek dan jarang melakukan hal hal romantis seperti ini. Bahkan memeluknya saja bisa dihitung dengan jari.

"Kamu kenapa?" tanya Alena yang membuat Angkara malah makin mengeratkan pelukannya.

"Cuma peluk kamu doang. Gak kenapa napa juga, aku sehat. Apa gak boleh aku peluk pacar aku sendiri?" tanya Angkara yang membuat Alena diam. Bukan tak boleh tapi aneh saja.

"Kamu aneh."

"Mas sih, yang aneh itu kamu sayang. Udah di kasih baju bagus bagus malah pakai beginian," ucap Angkara menarik cardigan lengan panjang itu.

"Kamu tahu dingin?" tanya Alena dan dianggukkan oleh Angkara.

"Ya itu. Awas aku mau buat mie," ucap Alena melepaskan pelukannya.

"Jangan mie terus sayang, kamu juga harus makan makanan yang bergizi biar tambah tinggi," ucap Angkara yang membuat Alena.langsing memicingkan matanya.

"Gak salah, aku makan mie aja tingginya sudah 163 cm, gimana kalau aku makan makanan yang bergizi apa gak sundul langit aku," jawab Alena yang tak terima jika dibilang pendek begitu saja. Pasalnya tinggi ia dan Angkara hanya selisih 17 cm-an.

Iya sih kalau di banding Angkara, ia lebih pendek tapi tak pendek pendek banget.

"Hahaha gemes deh pacar aku, aku mau dibuatin kopi juga."

"Ya sudah tunggu aja di tempat biasa. Aku punya rekomendasi film bagus," ucap Alena mengusir Angkara dengan cepat sebelum air yang hampir mendidih itu tumpah.

Akhirnya Angkara mulai menyingkirkan tangannya kemudian hanya mengamatinya dari jarak dekat. Setelah selesai membuat dua kopi instan, Alena kembali membuat mie samyang dengan level pedas. Gak tahu nanti gimana lidah Alena setalah makan pedas harus minum kopi panas. Apa gak melepuh itu lidah🤣. Tapi itulah Alena si gadis bebal jika dinasehati.

Setalah selesai membuat mie dan kopi, keduanya ke ruangan khusus yang terdapat televisi besar disana. Di lengkapi dengan sofa empuk dan juga meja jangan lupakan lampu LED yang sangat cantik menghiasi ruangan itu.

"Film romantis?" tanya Angkara dan dianggukkan oleh Alena.

Tak heran lagi dengan yang ada dalam pikiran gadis itu, pasalnya Alena adalah tipe orang pecinta genre romantis. Entah itu novel atau film.

Bersambung

Terpopuler

Comments

Yunia Afida

Yunia Afida

iya al habis kejedot pintu tu, di dunia nyata apa ada ya

2023-05-31

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!